Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Netizen Memang Haus Keributan

3 November 2018   15:36 Diperbarui: 4 November 2018   15:32 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twitter Battle - Ilustrasi: hollywoodreporter.com

Pada akhirnya, perdebatan netizen merefleksi dinamika kehidupan sosial kita. Jika sosial media kita anggap sebagai sebuah lingkungan RT. Maka tak ayal ada saja tetangga yang suka gosip, cari perkara, dan memberi solusi. Begitupun keributan netizen di linimasa.

Dan ada baiknya, berinteraksi pada saat 'perang' jari-jemari terjadi. Kita harus tetap berkepala (berjari) dingin. Karena aturan berkomunikasi via dunia maya pun dilindungi UU ITE.

Jangan sampai seperti Nur Arafah di tahun 2009 lalu. Ia mendapat hukuman 25 bulan penjara akibat nyniyir berkomentar. Dan banyak perilaku lain yang membuat kita sepatunya mengingat tagline berinteraksi netizen.

"Jarimu, Harimaumu"

Salam,
Solo, 03 November 2018
03:33 pm 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun