Mohon tunggu...
Gina Dwi Septiani
Gina Dwi Septiani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tulisan ini sebagai jejak dan kenangan bahwa aku pernah ada di dunia yang fana ini.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keluarga Cemara Nyata Adanya

3 Juni 2023   14:55 Diperbarui: 3 Juni 2023   14:56 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi diedit oleh ToonApp

"Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga." . . . 

Penggalan lirik lagu itu rasanya tidak asing di kalangan masyarakat yang pernah menonton film Keluarga Cemara. Bahkan lagu ini pun sudah dinyanyikan ulang oleh Bunga Citra Lestari di masa sekarang. Lirik lagunya sederhana, tapi sungguh bermakna. Melalu lagu ini saya selalu diingatkan bahwa keluarga adalah segalanya. Keluarga ini menjadi prioritas utama dibandingkan apapun. Apalagi sekarang saya sudah memiliki keluarga sendiri. Anak saya selalu menunjukkan sikap bahwa dia membutuhkan keberadaan orangtuanya. Walaupun dia belum sepenuhnya bisa berkomunikasi dan mengungkapkan isi hatinya, tapi dari ekspresinya dapat terlihat. Dia selalu tersenyum bahkan tertawa lepas ketika kami berada di sekitarnya. Seperti isi lirik lagu Ost. Keluarga Cemara "Selamat pagi emak, selamat pagi abah, mentari hari ini berseri indah". Seakan ucapan anak saya kepada kami orangtuanya. Serasa ungkapan hati seorang anak bahwa harinya terasa indah ketika keluarga bisa berkumpul bersama. 

Sebenarnya bukan hanya anak saya yang merasakan itu. Seringkali orang di sekitar banyak yang berkata bahwa wajah saya berseri-seri ketika suami pulang. Padahal saya merasa sama seperti hari-hari biasanya. Namun bagaimana pun harus diakui bahwa hati ini bahagia ketika kami sekeluarga bisa bersama. Walaupun saat bersama pun kami masih disibukkan dengan pekerjaan dan belum bisa mengajak anak kami untuk bermain. 

Terkadang merasa bersalah, ingin sekali mengajak dan meluangkan waktu untuk bermain dengan anak. Tapi ada saja pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga waktu bermain bersama keluarga pun terambil begitu saja. Maka dari itu saya bersama suami seringkali membuat rencana supaya kami bisa meluangkan waktu untuk bersama. Meskipun bukan ke tempat khusus untuk bermain, yang penting kami bisa bersama-sama. 

Seperti sekarang, saya dan anak sengaja ikut suami yang mengikuti workshop. Meskipun bukan liburan, setidaknya kami bisa membawa anak kami ke luar rumah. Kami berusaha untuk memberikan suasana yang berbeda untuk anak kami. Karena kami menyadari bahwa sedikit sekali waktu untuk bersama keluarga. Sehingga waktu sedikit itu kami gunakan sebaik-baiknya untuk selalu bersama keluarga. 

Keluarga ini sungguh berharga, karena apapun yang kami lakukan semuanya demi keluarga. Bersama dengan keluarga akan memberikan ketenangan tersendiri bagi kami. Kisah Keluarga Cemara dan lirik lagu pembukanya menjadi inspirasi betapa pentingnya keluarga. 

Di samping itu, saya pun belajar dari keluarga Paman suami di Garut. Mereka keluarga yang sederhana. Mereka memiliki dua anak yang sudah dewasa. Anak pertama, laki-laki sudah menikah dan mempunyai anak perempuan. Dia sudah memiliki rumahnya sendiri bahkan sebelum menikah. Anak kedua, perempuan belum menikah, sedang bekerja di salah satu perusahaan bagian administrasi. 

Paman suami tidak memiliki pekerjaan tetap, tapi saya kagum pada beliau. Meskipun tidak bekerja, beliau produktif dan rajin beribadah. Beliau selalu siap sebelum waktu sholat tiba. Sehingga ketika adzan berkumandang, beliau sudah bersiap pergi ke masjid. Saya jadi teringat sebuah pesan "Ketika kamu mengejar dunia, maka dunia akan menjauhimu, namun ketika kamu mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutimu." 

Ya, itulah yang saya saksikan sekarang. Meskipun beliau tidak bekerja, entah dari mana selalu saja ada rezeki yang datang menghampiri. Beliau dan keluarga bisa bertahan sampai sekarang. Rezeki sudah diatur oleh Allah bagi hambanya yang selalu bersyukur. Rezeki setiap orang tidak akan tertukar, jadi tidak perlu cemas. Masya Allah bukti nyata keluarga yang menginspirasi, sebuah keluarga cemara nyata adanya. 

Garut, 3 Juni 2023

Gina Dwi Septiani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun