Mohon tunggu...
Hernoer Tjahjo
Hernoer Tjahjo Mohon Tunggu... -

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berebut Kesalahan

26 Februari 2017   06:50 Diperbarui: 26 Februari 2017   16:00 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"oo,ini rahasia kedamaian dalam pondok 2 ini " demikian gumam santri pondok 1. 

Ternyata dengan cara  setiap orang mengakui bahwa dirinya yang salah dan saling menyampaikan penyesalan, tentu saja mereka itu bisa hidup bersama dengan  harmonis tanpa perselisihan dan permusuhan, menjalani hari mereka di pondok dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan sehingga tampak antusias dan dinamis.

Singkat cerita utusan santri pondok 1 segera lapor hasil pengamatannya ke Pak Kyai. 

Akhirnya Pak Kyai  berpesan pada para santrinya untuk selalu berebut salah, bukan berebut benar, apalagi merasa paling benar sendiri. Sejak saat itu kedua pondok diatas bukit tersebut terkenal dengan suasana damainya,sedamai suasana bukit itu. 

-------------------------------------------------------------------------------------

Pembaca sekalian,

Kisah ini menarik dan mungkin baru kita dengar kisah yang seperti ini. Selama ini dalam kehidupan kita, sering kita melihat berapa banyak dalam suatu interaksi baik di rumah, di masyarakat, di tempat kerja , di sekolah orang lebih banyak saling menyalahkan satu sama lain. Bahkan rapat yang katanya brainstorming / menggali ide apapun isi ide itu, juga tidak jarang berjalan menjadi blamestorming / badai saling menyalahkan satu sama lain.Bagaimana hal ini bisa terjadi? begini ceritanya

 Bila berebut benar sendiri, maka antar sesama akan sering bertengkar karena merasa benar dan hanya melihat kesalahan orang lain, tapi tidak bisa melihat kesalahan diri sendiri.Semuanya hal melihat sesuatu dari kerangka berfikirnya masing-masing, apalagi kalau yang dibahas sudah mengarah ke arah siapa yang benar siapa yang salah . Dalam kondisi demikian biasanya masing-masing menyalahkan pihak lain demi menutupi kesalahan sendiri, sehingga pertengkaranpun makin sengit.

Tetapi sebaliknya bila berebut salah, maka kita akan mudah instropeksi diri, melihat kesalahan sendiri, berdamai dengan  diri sendiri, sehingga mudah mema'afkan orang lain. Semua akar membentuk kerangka berfikir bahwa masalah itu adalah masalahbersama dan semuanya akan mengerahkan pikiran untuk mencari jawaban atas masalahnya ini. Dengan demikian masalahnya bisa segera ketemu akarnya dan solusi lebih cepat ditemukan .Akibatnya kehidupan semakin produktif dan bahagia. 

Demikianlah,berlomba-lomba merasa salah merupakan tips untuk hidup produktif.Namun apakah setiap hal bisa diterapkan prinsip ini ? menurut saya tips ini membutuhkan syarat juga, jadi tidak semuanya bisa menerapkan prinsip ini. Syaratnya adalah yang dipermasalahkan adalah bukan hal yang prinsip, semisal keyakinan yang pokok.Kalau yang dibahas soal keyakinan yang pokok, maka mempertahankan pendapat tetap harus dilakukan. Dalam kisah tadi keyakinan pokoknya sudah sama, jadi keributan yang sifatnya tidak se serius seperti keyakinan pokok , bisa diatasi dengan cara berlomba-lomba merasa salah ini. 

Demikian tulisan singkat hari ini semoga ada yang bisa diambil walaupun mungkin cuma sedikit. 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun