Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Mengungkap Kasus Pembunuhan Berantai Perempuan Taiwan dalam Serial "Copycat Killer"

14 Mei 2023   20:23 Diperbarui: 15 Mei 2023   19:00 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster serial Netflix Copycat Killer.| Dok Netflix/IMDb via Kompas.com

Di Tahun 1997, masyarakat Taiwan digemparkan oleh ditemukannya potongan telapak tangan seorang perempuan yang disimpan dalam box berwarna merah. Dari sana, kasus-kasus hilangnya perempuan muda jadi meningkat sehingga menyimpan kekhawatiran untuk perempuan lain, begitu pun keluarganya.

Polisi mencoba menelusuri kasus ini tapi ternyata lebih rumit dari apa yang mereka pikir. Korban-korban lain yang selalu saja perempuan kembali berjatuhan, bahkan ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Ada yang disiksa dengan meninggalkan bekas luka, dikubur, hingga dimutilasi.

Image by Netflix via Heaven of Horor
Image by Netflix via Heaven of Horor

Tenang dulu, Kompasianer, ini bukan kasus asli kok, melainkan sedikit bocoran untuk serial Netflix dari negara Taiwan dengan judul Copycat Killer. Serial dengan genre misteri-thriller ini secara resmi telah rilis di akhir Maret lalu dengan total keseluruhan 10 episode dengan durasi kurang lebih 1 jam.

Karena memang saya menyukai jenis cerita seperti ini, maka saya mengikuti serialnya hingga selesai dan akan mengulasnya di sini. Mulai dari sinopsis awal, analasis kasus yang terjadi, juga soal kelebihan dan kekurangannya. Kira-kira apa saja ya? Yuk langsung simak ulasannya di bawah ini.

SINOPSIS SINGKAT

Image by Netflix via spot.ph
Image by Netflix via spot.ph

Seperti yang saya jelaskan di paragraf awal, bahwa drama seri ini menceritakan soal pembunuhan berantai yang targetnya selalu perempuan muda. Semua bermula ketika Guo Xiao Qi (Chris Wu), seorang jaksa hukum di pengadilan, mendapat laporan sebuah kasus mutilasi di mana telapak tangan perempuan ditemukan pada sebuah kotak di taman kota. Tidak ada bagian tubuh lain. Benar-benar hanya potongan tangan saja.

Guo Xiao Qi sendiri sebelumnya memang pernah memecahkan kasus pembunuhan. Tak heran bahwa dia turun ke lapangan seakan jadi detektif untuk mencari tahu lebih jauh soal kasus ini. Ia bekerja sama dengan beberapa pihak kepolisian, kru televisi, hingga ahli psikologis.

Image by Netflix via NME
Image by Netflix via NME

Sang pembunuh ini pun sudah mulai diperlihatkan pada episode awal, yaitu seorang laki-laki dengan suara disamarkan dan mengenakan topeng khas. Ia menyebut dirinya sebagai Noh, dan muncul di media televisi untuk memberi tantangan kepada polisi agar segera menangkapnya.

Dari episode awal ini penonton akan dibawa berpikir untuk tahu apa motif pelaku, identitasnya, serta siapa lagi yang akan jadi korban. Tentu pada beberapa episode awal saya pun penasaran hingga terus melanjutkan cerita di episode selanjutnya.

Teror yang diberikan Noh memang benar adanya. Korban-korban perempuan lain mulai bermunculan dengan kondisi yang mengenaskan, salah satunya seroang cucu perempuan yang masih belia disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh, kemudian menyimpan mayatnya di tanda salib gereja karena gadis itu telah berpindah agama menjadi kristen.

Dari sinilah perjalanan Guo Xiao Qi berlanjut sebelum memakan korban lebih banyak lagi.

MENGUMPULKAN PETUNJUK DEMI PETUNJUK

Noh, si pembunuh, memberikan teror tak hanya pada korban, tapi juga ke keluarga terdekat. Ketika ia menculik seseorang untuk disiksa, ia akan menelepon kerabat terdekat korban untuk memberi ancaman ataupun melakukan hal aneh di depan publik jika si korban ingin selamat. Bahkan ketika keluarga korban yang diculik sedang diwawancara di acara televisi, Noh bisa masuk ke acara tersebut dengan berpura-pura sebagai penelepon asing.

Guo Xiao Qi tentu tak bisa diam, terlebih ia pun mendapat kabar bahwa ada seseorang yang menyerahkan diri ke polisi dan mengaku sebagai pelaku pembunuhan. Namun ia masih merasa janggal karena semua terlalu mudah, bahkan kasus pembunuhan masih terus berlanjut meski si tersangka telah ditahan.

Image by Netflix via Lifestyle Asia HongKong
Image by Netflix via Lifestyle Asia HongKong

Bersama Hu Yun Hui (Alice Ko), seorang psikolog dan Lu Yi Zhen (Cammy Chiang), wartawan berita stasiun TV, Guo Xiao Qi terus mencari petunjuk demi petunjuk untuk mencari siapa saja tersangka lain menjadi tim atau bahkan otak dari semua kasus ini. Orang-orang tak terduga pun mulai terseret, salah satunya adik laki-laki Hun Yun Hui.

Pada episode pertengahan ini penonton mulai menemukan benang merah dan motif atas kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Noh ini. Kesan greget terhadap para karakter jadi yang paling saya rasakan karena ingin segera mengungkap kasus hingga tuntas. 

Kerja sama antara seorang jaksa, kepolisian, wartawan berita, dan psikolog ini pun cukup solid untuk mengumpulkan puzzle demi puzzle petunjuk dalam pencarian barang bukti.

ADEGAN NGERI DALAM CERITA LAMBAT

Salah satu hal yang harus diperhatikan jika ingin menonton serial Copycat Killer adalah adanya beberapa adegan kekerasan yang bisa membuat beberapa penonton tak nyaman, di antaranya adalah penyiksaan terhadap perempuan, mutilasi, pemukulan, hingga beberapa adegan kekerasan lain yang benar-benar dilihatkan tanpa sensor ataupun dipotong.

Di satu sisi saya sangat mengapresiasi adegan tersebut karena benar-benar terasa nyata, bahkan kita pun bisa merasakan rasa sakit apa yang sedang dirasakan korban. Penonton pun akan dibawa pada sudut pandang ketika korban disekap di ruang gelap, diikat, disiksa, hingga akhirnya dibunuh dengan cara yang sadis.

Tentu saja semua ini tak akan lengkap dengan akting para pemain yang luar biasa, terutama para korban.

Image by IMDb
Image by IMDb

Meski begitu, ada sedikit catatan juga untuk serial ini di mana cerita yang berjalan pada pertengahan episode terasa lambat dan cenderung membuat bosan penonton. 

Sang jaksa dan pihak kepolisian terus berputar pada konsep Noh yang itu-itu saja. Beberapa adegan pun sebenarnya bisa dipercepat untuk mempersingkat durasi. Hanya saja ya seperti kata saya tadi malah dibuat bertele-tele.

Untuk mengungkap kasus Noh ini sampai tuntas pun paling tidak harus menghabiskan durasi 10 jam (10 episode @ 1 jam) yang mana terasa lambat dan bisa diselingi dengan kasus lain. Atau paling tidak durasinya bisa dipersingkat jadi 45 menit. 

Di satu sisi saya mengakui bahwa ceritanya memang rumit sehingga dibutuhkan pengungkapan dan analisis yang detail.

PENGUNGKAPAN KASUS EPIK YANG EFFORTLESS

Di 3 episode akhir, akan ketahuan siapa otak jahat dari teror Noh ini. Penonton (lagi-lagi) akan dibuat gregetan dengan sikap pelaku yang pura-pura innocent. Guo Xiao Qi pun sudah mencurigai siapa tersangkanya, namun belum menemukan bukti yang cukup. Maka di sinilah semuanya harus kerja sama antara pihak kepolisian, jaksa, bahkan kru televisi untuk menjebak si pelaku.

Karena tak ingin memberi spoiler lebih jauh, maka saya hanya akan mengatakan bahwa trik yang digunakan mereka benar-benar terasa effortless karena si pelaku sendiri lah nanti yang akan masuk perengkap.

Tapi meski begitu, ada juga orang-orang yang harus dikorbankan termasuk orang yang paling dekat yang ada di sekitar kita. Pada bagian ini rasanya pilu karena beberapa orang penting yang punya kunci atas kasus ini justru jadi korban pembunuhan.

***

Jadi kira-kira seperti apa ya cara Guo Xiao Qi dan kawan-kawannya menangkap Noh? Dan akahkah korban-korban penculikan ini bisa ditemukan dengan selamat? Untuk mengetahuinya tentu harus langsung menonton Copycat Killer di Netflix yang sudah lengkap seluruh episodenya.

Bagi saya sendiri nilainya adalah 7.0/10, sama seperti rating IMDb sampai tulisan ini dibuat. Para pembaca bisa membuat penilaian sendiri tentunya ketika sudah selesai menononton ya!

Sebelum menutup tulisan ini, saya akan sisipkan trailer Copycat Killer di bawah ini untuk dilihat pembaca agar tahu kira-kira seperti apa gambaran ceritanya.

Baiklah sampai sini dulu ulasan film yang bisa saya buat. Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

- M. Gilang Riyadi, 2023-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun