Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Memaknai Patah Hati dan Kehilangan dalam Film "Story of Kale"

25 Oktober 2020   11:59 Diperbarui: 27 Oktober 2020   06:02 2691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto film Story of Kale: When Someone’s in Love. (KOMPAS.com/Dok. Bioskop Online)

Awal tahun 2020 kemarin, ketika masyarakat masih bisa nonton bioskop dengan leluasa, Film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" hadir dan menjadi salah satu film terlaris saat itu hingga meraih jutaan penonton. 

Film yang diangkat dari sebuah novel ini bertemakan cerita keluarga yang terdapat sedikit bumbu romansa di dalamnya.

Jika Kompasianer masih ingat, ada 3 orang yang jadi tokoh utama di sini, yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan. Ketiganya merupakan adik-kakak yang sama-sama memiliki masalah pribadi di hidupnya.

Mulai dari Angkasa yang dituntut untuk menjadi Kakak bertanggung jawab, Aurora sebagai anak kedua yang sebenarnya jarang dapat perhatian, hingga Awan si bungsu yang begitu dimanja.

Dari ketiga tokoh ini, cerita Awan memang menjadi perhatian khusus, terutama ketika ia dipasangkan oleh tokoh Kale yang diperankan oleh Ardhito Pramono. 

Debut pertama penyanyi pria itu pun berhasil menyita perhatian penonton. Kale yang punya begitu dekat dengan Awan ternyata pada akhirnya melabuhkan hubungan mereka pada pertemanan biasa, tidak lebih.

Tentu saat itu penonton bertanya, Kok jadi begini, ya? Rasanya Kale hanya seorang Fakboi yang memberi harapan palsu. 

Lebih dari setengah tahun sejak film NKCTHI rilis, Rumah Produksi Visinema akhirnya membuat sebuah spin-off yang dikhususkan menceritakan perjalanan cinta Kale dengan judul Story of Kale: When Someone's in Love. 

image by jambi.tribunnews.com
image by jambi.tribunnews.com

Film ini resmi rilis kemarin tanggal 24 Oktober 2020 yang bisa ditonton secara ekslusif di bioskoponline.com dengan tarif nonton Rp 10.000 (belum termasuk pajak) yang bisa dinikmati selama 48 jam.

Awalnya, saya hanya iseng menonton. Tapi ternyata di 10 menit awal saya bisa merasakan bahwa film ini punya potensi yang sangat bagus.

Prolog film menggambarkan sosok Kale sedang bermain piano dan seorang perempuan yang duduk saling membelakangi. 

Masih asyik Kale bermain, tokoh perempuan yang diperankan oleh Aurelie Moeremans tiba-tiba mengatakan hal yang tak pernah Kale duga, yaitu sebuah kata putus. Dari situ alur mundur ke belakang, menjelaskan bagaimana perjalanan kisah mereka.

Dinda adalah seorang manajer yang bertanggung jawab atas band Kale dan kawan-kawan. Ia terjebak pada hubungan toxic bersama kekasihnya, Argo. 

Laki-laki itu sering mengucap kata kasar bahkan hingga kekerasan fisik hanya karena masalah sepele. Di bagian sini seujujurnya saya emosi dengan sikap Argo yang tidak bisa menghargai perempuan.

Kale yang sempat melihat kejadian di mana Dinda terperangkap dalam kondisi tak mengenakan itu, seketika menghajar Argo. Mereka saling memukul satu sama lain hingga dilerai oleh anggota band lainnya. Dari sana, barulah ia dan Dinda jadi sering bercerita satu sama lain dan menjadi lebih dekat.

Kedekatan mereka terus berlanjut hingga Kale memberanikan diri untuk mengungkap perasaannya ke Dinda yang tidak hanya menganggapnya sebagai teman biasa. Karena Dinda juga merasakan hal yang sama, maka keduanya sepakat untuk memulai hubungan ini dengan status yang baru.

image by nusantaratv.com
image by nusantaratv.com
Perjalanan awal dari kisah Kale dan Dinda memang berjalan cukup baik. Mereka bahkan memiliki satu proyek musik bareng yang khusus dinyanyikan oleh keduanya saja tanpa melibatkan anak band. 

Dalam beberapa bagian, penonton akan dimanjakan oleh irama musik yang memanjakan telinga. Mulai dari alunan piano, gitar, hingga suara merdu Kale dan Dinda yang berduet.

Namanya hubungan tentu akan ada pasang surutnya. Tidak jarang Kale dan Dinda berselisih paham mulai dari hal sepele hingga yang memulai keributan besar. Namun Kale yang begitu sayang pada Dinda akan melakukan apa saja agar mereka tetap bisa bersama.

Story of Kale akan mengungkap banyak cerita Kale yang tidak diceritakan di film NKCTHI, terutama tentang bagaimana Kale melawan egonya sendiri ketika Dinda (di awal film) mengatakan untuk mengakhiri hubungan keduanya. 

Alur cerita yang maju-mundur mengharuskan penonton sedikit berpikir kapan dan di mana kejadian dalam setiap scene itu terjadi. Karena awalnya saya pun sedikit bingung dengan banyak adegan yang alurnya dituang secara acak.

Satu hal yang paling menarik di film garapan Angga Dwimas Sasongko ini adalah bagaimana sosok Kale yang sudah berjuang untuk mempertahankan sebuah hubungan dengan segala cara terbaiknya, tapi justru tetap jatuh pada luka yang begitu dalam. 

Di sini pula sosok penggambaran laki-laki yang patah hati terlihat jelas dari Kale. Tentang bagaimana ia harus beradaptasi dengan kehilangan karena harus melepas orang yang selama ini dicintainya.

Dari film ini pun kita bisa mengambil beberapa pelajaran, salah satunya adalah untuk tidak terjebak dalam hubungan yang toxic seperti yang terjadi pada Dinda dan Argo sebelumnya. 

Jangan juga menjadikan rasa sayang sebagai faktor utama kenapa sebuah hubungan harus terus bertahan. Karena jika dimulai dengan sesuatu yang tidak sehat, maka ke depannya juga tidak akan baik.

Selanjutnya dari sisi Kale, kita akan disadarkan bahwa sekeras apapun kita berusaha untuk membuat seseorang tetap tinggal, tapi jika "rumah" yang dianggap orang itu bukanlah diri kita, maka ia tidak akan bisa tinggal selamanya dalam hidup kita. Suatu saat melepaskan adalah langkah terbaik meski kita harus bertemu patah hati.

Malam kemarin setelah menonton film Story of Kale, saya melihat trending nomor 1 Twitter ternyata membahas film ini. 

Banyak orang yang begitu menceritakan kisah pribadinya yang juga relate dengan kisah Kale. Bahkan setelah saya pikir-pikir pun, film ini memang sedikit mengingatkan cerita patah hati terbesar saya setahun lalu (duh maaf jadi curhat).

Nah buat Kompasianer yang penasaran dengan cerita Kale ini, bisa segera nonton ya di Bioskop Online ya. Saya sendiri sih sangat merekomendasikan film ini khususnya untuk remaja-dewasa yang masih bimbang soal urusan asmara.

Untuk yang ingin melihat bagaimana sekilas cerita film Story of Kale ini, bisa lihat trailernya di sini.

Untuk skor film ini sendiri saya memberi nilai 9.0/10 dengan beberapa pertimbangan di atas ya.

Oke Kompasianer, terima kasih sudah mampir ke tulisan ini. Akhir kata, saya pamit dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya! :)

-M. Gilang Riyadi, 2020-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun