Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Toy Story 4", Nostalgia Masa Kecil yang Sayang Untuk Dilewatkan

22 Juni 2019   20:52 Diperbarui: 22 Juni 2019   21:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by letterboxd.com

Pertama kali saya mengetahui film Toy Story adalah ketika saya masih duduk di taman kanak-kanak. Mainan tokoh utamanya seperti Woody dan Buzzlightyear laris di pasaran. Beberapa teman pun mengoleksinya juga. Dari situ saya tahu bahwa film Toy Story memang sedang booming saat itu.

Selanjutnya, film Toy Story ditayangkan di salah satu chanel televisi Indonesia. Memang itu bukan pertama kalinya saya nonton. Tapi ketika nonton di televisi dari awal hingga akhir tanpa terlewat, ternyata film ini begitu seru. Petualangan mainan yang dimiliki seorang anak kecil bernama Andy ini membuat saya ikut hanyut dalam ceritanya.

Masih di chanel yang sama, sekuel Toy Story ternyata ditayangkan juga. Tentu, saya pun menontonnya kembali. Kisah Woody yang harus diselamatkan dari kolektor mainan gila tidak kalah serunya dari film pertama. Dari sini pun ada mainan baru yang dimiliki Andy, yaitu Jessie dan kudanya serta tiga boneka alien yang tidak sengaja ditemukan di dalam mobil dan dijadikan anak oleh Mr dan Mrs Potato Head.

Film pertamanya ternyata rilis di tahun saya lahir, yaitu tahun 1995. Film keduanya tayang 4 tahun setelahnya, tahun 1999. Sebelas tahun dari akhir cerita Woody dan kawan-kawan, ternyata film Toy Story 3 rilis. Saya ingat betul saat itu baru lulus SMP dan menyempatkan nonton ketika awal SMA di kelas bersama teman-teman.

Toy Story 3 bisa dibilang film yang sangat menguras emosi. Bagaimana tidak, Andy kini sudah beranjak dewasa dan akan pergi jauh untuk menempuh pendidikan di bangku kuliah. Petualangan para mainan melawan boneka jahat, Latso, berakhir pada perpisahan mereka dengan Andy. Remaja itu mewariskan mainannya pada anak perempuan bernama Bonnie. Di 10 menit terakhir film Toy Story 3 itu, sejujurnya saya meneteskan air mata.

Itulah akhir kilasan cerita Toy Story pertama hingga ketiga. Nah, di pertengahan tahun 2019 ini, film Toy Story 4 resmi rilis di layar lebar. Tentu kali ini saya harus menontonnya langsung di bioskop dengan membeli tiketnya sehari sebelum film tayang.

Para pembaca yang pernah nonton ataupun mengikuti serial Toy Story, pasti tidak asing lagi dengan mainan penggembala domba, Bo. Perempuan dengan kostum cantik putih-merah muda ini muncul pada cerita pertama dan kedua. Namun di Toy Story 3, dirinya hilang tanpa ada cerita apa-apa.

Ternyata di prolog Toy Story 4 ini diceritakan kenapa Bo hilang. Berlatar setelah Toy Story 2 di mana Andy masih anak-anak, Bo terpaksa harus diwariskan. Ketika Woody ingin menyelamatkannya agar tetao bisa bersama mainan lain, Bo justru menolak. Ia berkata bahwa sudah saatnya ada anak kecil lain yang memilikinya dan bukan Andy orangnya.


Cerita kembali pada kehidupan Woody dan kawan-kawan di rumah Bonnie. Mainan koboi itu nekad masuk ke tas Bonnie dan mengikutinya hingga di kelas taman kanak-kanak. Woody hanya merasa bahwa Bonnie membutuhkannya. Benar saja, berkat Woody, Bonnie berhasil melawan kesepiannya di kelas dengan membuat mainan baru yang dibuat dari garpu. Mainan tersebut diberi nama Forky.

Forky yang masih menganggap dirinya adalah sampah dan bukan mainan, justru menganggu kehidupan Bonnie. Ia menghilang di saat-saat penting, yaitu ketika Bonnie pergi ke taman bermain. Karena tak ingin membuat Bonnie sedih, Woody berinisiatif pergi dari perjalanannya untuk mencari Forky. Ia menjamin pada teman-temannya bisa menemukan Forky ketika Bonnie sampai di tempat tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun