"Iya, sih." Refaldi diam beberapa saat. "By the way, malam minggu nanti kita jadi dinner, kan?"
"Ya jadi lah. Lo udah booking tempatnya, kan? Jangan bilang lupa, ah."
"Udah kok. Seriusan," jawab laki-laki itu menunjukkan angka dua di jarinya.
"Oke, deh. Nggak boleh telat, lho." Alma mengingatkan.
Tidak lama setelah itu, Refaldi pergi meninggalkan Alma. Ia tidak tahu, perempuan yang sedang berdiri di halte itu diam-diam tersenyum sampai bus yang ditunggunya datang.
***
Renata, ibu kandung Alma, sedikit heran melihat anaknya yang hari ini memaksa dirinya untuk ikut makan malam di salah satu hotel bintang 4 di kotanya. Anaknya itu berdandan tidak seperti biasanya. Ia mengenakan mini dress berwarna hitam sebatas lututnya dengan rambut yang diurai. Sementara Renata mengenakan pakaian yang lebih tertutup namun tetap elegan.
Usia mereka yang hanya berbeda 21 tahun itu tampak membuat keduanya seperti adik-kakak, bukan lagi ibu dan anak. Apalagi, dengan perawatan rutin yang dilakukan Renata setiap bulannya tentu membuat wajahnya terlihat lebih muda.
"Kenapa harus ajak Mama, sih? Padahal kamu bisa ajak temen kamu ke sini, atau pacar gitu."
"Ya aku lagi pengin aja ngabisin waktu sama Mama. Emang nggak boleh?"
"Boleh, lah, sayang. Ngomong-ngomong kamu hebat juga ya bisa dapat voucher makan malam di tempat berkelas kayak gini."