Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Playlist 10 - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi?

21 April 2019   18:57 Diperbarui: 21 April 2019   19:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by ulasanfilmindonesia.wordpress.com

Di sela konflik konyol itu, guru yang dinantikan akhirnya datang masuk ke kelas mereka. Refaldi berbalik arah ke belakang kelas untuk kembali duduk. Alma dengan cepat membereskan buku-buku dan alat make up yang masih berceceran di mejanya. Untung Erina ikut membantunya sehingga Pak Anwar tidak mencurigai mereka sama sekali.

Alma mengarahkan kepalanya ke belakang, melihat Refaldi dengan santainya menjulurkan lidah ke arahnya seolah sedang menyindir. Perempuan itu mengepal kedua telapak tangannya keras, menarik napas dalam, lalu membuangnya perlahan.

"Lihat aja, gue akan bales semua ini."

***

Olahraga menjadi mata pelajaran pertama hari ini. Sinar mentari pagi memberikan kehangatan tersendiri bagi siswa kelas XI IPS 2 dan XI IPA 3. Setelah semuanya berbaris rapi di lapangan dengan mengenakan setelan olahraga sekolah, pemanasan dilakukan yang dipimpin oleh Refaldi dan salah satu anak perempuan dari kelas IPA.

Materi kali ini adalah seputar basket. Seluruh siswa dilatih oleh gurunya untuk bisa mempelajari teknik memantulkan bola hingga cara memasukkan bola ke dalam ring. Setelah mendapatkan cukup pelajaran dari guru, satu-persatu siswa dipanggil untuk dites kemampuannya.

Alma menjadi yang kedua dipanggil di kelas IPS. Ia bisa memantulkan bola dengan baik. Namun, ketika melemparnya ke arah ring, bola itu tidak berhasil masuk.

"Dasar payah," kata Refaldi ketika pelajaran olahraga selesai. Keduanya baru menginjakkan kaki di kelas.

"Bodo!" jawab Alma cuek sembari meminum air mineral yang dibawanya dari rumah.

Refaldi melangkah ke bangku belakang, mengambil minuman isotonik yang ada di tasnya. Begitu meminumnya seteguk, dengan refleks ia memuntahkannya. Ada yang aneh dengan minuman ini. Rasanya terlalu asin, seperti ada yang sengaja menambahkan garam.

"Alma!" seru Refaldi berteriak ke arah perempuan berambut panjang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun