Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi yang Tak Pernah Pergi

7 Desember 2024   21:03 Diperbarui: 7 Desember 2024   21:05 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto "Still Life with a Copy of De Waere Mercurius..". Sumber: Unsplash/Europeana

1

Bar itu buka sejak zaman Belanda,

dulu ruang kelas dengan papan tulis bisu.

Sekarang pintunya menganga, bau tuak,

kursi kayu berlubang seperti harapan yang goyah.

Seorang lelaki berkata, "Kita makan di lantai,

kalau dapur terlalu sempit untuk keadilan."

2

Di luar, awan membentuk wajah seorang imam,

tawanya pecah seperti genting tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun