Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama FEATURED

Bagaimana Cara Membuat Alfred Riedl Tersenyum?

11 Desember 2016   23:36 Diperbarui: 9 September 2020   08:30 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Fernando Randy | Bola/juara.net

Tak dinyana, perjuangan Timnas yang dinakhodai Alfred Riedl bisa melenggang sejauh ini (baca: masuk final). Berangkat ke Piala AFF 2016 bersama impitan masalah tak membuat nasib Indonesia ikut kusut di ajang tersebut.

Dengan pemain yang ala kadarnya (ditambah lagi cederanya Irfan Bachdim) semakin membuat pertandingan-pertandingan Timnas dihiasi dengan kesemrawutan mimik wajah pelatih Alfred Riedl. Terlebih, ekspresi pria asal Austria ini alaminya memang seperti itu.

Berapa kali kamera mampu menangkap senyum seorang Riedl di pertandingan? Tidak pernah. Sekalipun anak buahnya berhasil mencetak gol. 

Entah apa yang bisa membuat Riedl begitu serius memandang menit demi menit permainan pasukannya tanpa peduli laga tersebut uji coba atau latih tanding.

Ketika asisten pelatih Wolfgang Pical berkali-kali memasang ekspresi sumringah tatkala Boaz dan kolega mencetak gol, Riedl hanya memasang muka datar.

Kalaupun gol itu sangat penting atau menentukan bagi timnya, ia cenderung menggunakan cara lain, yaitu bertepuk tangan seperlunya. Tentunya tingkah tersebut tidak dibarengi dengan senyuman. Agaknya tepuk tangan saja cukup bagi Riedl untuk sekadar mengapresiasi anak asuhnya.

Bukan saja di dalam pertandingan, selepas peluit panjang dibunyikan, ekspresi Riedl juga tak pernah berubah. Sekalinya ia tersenyum yakni saat berjabat tangan dengan pelatih lawan seusai pertandingan.

Pun rasanya senyuman itu bukan senyuman yang ikhlas pada umumnya. Ada sedikit keganjilan, senyum yang hanya bertahan beberapa detik saja. Senyuman terberat yang pernah saya lihat.

Sumber gambar: espn.com
Sumber gambar: espn.com
Maka dari itu, timbul rasa penasaran yang akut bagaimana caranya membuat seorang Alfred Riedl tersenyum dengan baik. Yang dimaksud adalah senyum sungguhan yang agak lama dari biasanya, dan tentu bukan senyuman formalitas.

Apalagi menjelang partai krusial Final Piala AFF 2016 ini, saya tak bisa bayangkan hari-hari Riedl yang dipenuhi kegelisahan jelang laga penting tersebut.

Penulis pun pernah merasakan momen-momen jelang peluit laga final dibunyikan sebagai pelatih, walaupun levelnya ‘tarkam’. Namun tetap saja memaksa saya menjalani hari-hari bersama kegelisahan dan H-1 jelang final bersama malam-malam tanpa bisa tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun