Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menilik Kota Milan dari Dua Warna

17 Oktober 2020   12:31 Diperbarui: 18 Oktober 2020   00:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut sejarawan Romawi, Livy, Milan diperkirakan didirikan oleh penduduk Celtic dari Gaul di barat Pegunungan Alpen, sekitar abad ke-6 SM, orang-orang Celtic itu bermukim dan mendirikan desa Celtic di kawasan yang sekarang dikenal dengan Kota Milan itu.

Pada 222 SM, Mediolanum (cikal bakal nama Milan, read) ditaklukan bangsa Romawi, penduduk sempat memberontak namun akhirnya mereka tetap kalah dan menjelang abad ke-1 SM Milan menjadi bagian dari negara Kaisar.

Ada beberapa jejak periode sejarah panjang Kota Milan, mulai dari Era Kekaisaran Romawi, Perlawanan pada Kekaisaran Romawi, Era Otonom, Era keluarga Visconti dan Sforza, Dominasi Spanyol, The Hapsburgs, Era Napoleon, Periode Austro-Hungaria, Kerajaan Italia, Fasisme, hingga Periode Pasca-Perang. Namun tak banyak yang ingin tahu mengenai hal ini.

Satu hal yang memang sangat identik dengan Kota Milan dan paling dicari banyak orang dari pelbagai penuru dunia, selain bangunan-bangunan sejarahnya dan historis perlawanannya di era Romawi tadi, yaitu perseteruan paling mahsyur di belantika sepak bola Italia. AC Milan vs Internazionale Milan, dua klub sepak bola di Kota Milan itu telah menyajikan perseteruan abadi bahkan sejak pertama mereka dilahirkan.

Warna Merah-Hitam untuk Kelas Pekerja Milan

AC Milan punya silsilah internasional yang bikin iri klub mana pun di Italia dan penjuru Eropa lainnya. Dengan tujuh Piala Eropa/Piala Champions, dua Piala Winners Eropa, lima Piala Super Eropa, dan lima Piala Interkontinental/Piala Dunia Antar Klub. Pajangan trofi yang mereka raih di semenanjung Eropa menjadikan AC Milan sebagai perwakilan paling digdaya sepak bola Italia.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa AC Milan sebenarnya didirikan oleh dua ekspatriat Inggris, Herbert Klipin dan Alfred Edwards pada 13 Desember 1899. Awalnya, sebagian klub adalah sepak bola dan sebagian lagi adalah klub kriket. Namun mengingat kriket tak begitu populer di Italia, tampilan sepak bola jadi begitu dominan bagi AC Milan.

Klipin pula lah yang memproklamirkan julukan Diavolo Rosso dan warna kebanggaan jersi Rossonerri; "Kami akan menjadi tim iblis. Warna kami akan menjadi merah seperti api dan hitam seperti ketakutan yang akan kami serahkan pada lawan kami," demikian pekik sang proklamator klub.

Dalam perjalananya, Milan mengalami naik turun. Selain prestasi yang sudah disebutkan di atas, gelombang persoalan juga sempat menerpa klub, mulai dari sempat bergantinya nama pada 1919 menjadi Milan FC -- walau begitu nama berubah lagi menjadi Associazione Sportiva Milan dan Associazione Calcio Milan.

Hingga ketidaksepahaman meletus di ruang manajemen AC Milan yang menyebabkan beberapa orang kecewa terkait kebijakan klub, mereka melakukan pemberontakan dengan mendirikan klub anyar bernama Internazionale Milan pada tahun 1908.

Konon, beberapa orang yang mengurusi Milan menginginkan kebijakan untuk fokus pada pemain lokal, Italia. Sementara sebagian lagi menginginkan kebijakan baru untuk membuka talenta luar Italia atau pemain asing.

Dengan kucuran uang dari pengusaha kaya raya, terbentuklah Internazionale Milan. Sejak saat itu, Rossonerri juga dipandang sebagai klub kelas pekerja sedangkan Nerazurri dianggap sebagai klubnya orang-orang burjois.

Hal itu ditegaskan pula oleh supporternya sendiri, Milanisti kerap menggunakan transportasi umum kala hendak mendukung timnya. Sementara Interisti kerap menarasikan kemewahan dengan mayoritas pendukung menggunakan kendaraan pribadi.

Warna Biru-Hitam untuk Kaum Burjois Milan 

Tepat pada 9 Maret 1908, Giorgio Muggiani yang memimpin kelompok yang terdiri dari orang Italia dan Swiss (Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro dell'Oro, Hugo -- Hans Rietmann, Voelker, Maner, Wipf, dan Carlo Arduss) mendeklarasikan klub sepak bola baru yang diberi nama Internazionale.

Dengan sokongan dana yang melimpah, Inter berhasil merengkuh scudetto di tahun pertamanya mereka mentas di Liga Italia. Kapten dan pelatih yang mempersembahkan gelar perdana itu adalah Virgillio Fossati, yang tewas dalam Perang Dunia I.

Persis seperti saudara sekandung dan sedarah, Inter juga bergelimang prestasi. Di Eropa mereka memenangkan satu Piala Liga Champions, dua Europan Champion, satu kali Piala Dunia Antar Klub, dua Piala Interkonental, dan tiga Piala UEFA. Sementara itu, kedigdayaan mereka di kancah domestik begitu absah lewat koleksi 18 trofi Liga Italia, tujuh Piala Liga, dan lima kali Super Cup Italia.

Pada medio 1938, La Beneamata melahirkan Giuseppe Meazza, salah satu legenda klub yang hingga kini namanya digunakan untuk stadion kebanggaan mereka. Meazza menghimpun 284 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa.

Menapaki jalan kebesarannya sejak didirikan (langsung mendapat scudetto), meraih seabreg trofi dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, dan sejarah luar biasa bersama para legendarisnya. Namun semua kehebatan itu bukanlah dongeng belaka. Internazionale juga sempat mengalami dinamika.

Mereka sempat berganti nama menjadi Unione Sportiva Milanese dan Societa Sportiva Ambrosiana, itu adalah bagian dari perjalanan panjang klub yang sempat dimiliki pengusaha asal Indonesia itu.

Back to basic terjadi ketika era fasisme berakhir pada tahun 1943. Mereka tak diperkenankan lagi menggunakan nama barunya dan pihak klub mengembalikan nama Internazionale Milan dan bertahan hingga kini.

Perseteruan Meraih Puncak Madonnina

Kini, sampai ratusan tahun pasca perpecahan duo Milan, perseteruan itu terus berlanjut dalam balutan title Derby Della Madonnina. Sebuah tajuk yang digunakan kala dua tim ini bertanding. Lantas, siapa Madonnina dan apa sebenarnya yang diperebutkan dua tim Milan terkait filosofis tajuk tersebut?

Konon, nama ini diambil dari nama salah satu landmark terkenal di Kota Milan yakni patung emas Bunda Maria di puncak Katedral Milan (Duomo). Oleh masyarakat Milan, patung ini kerap disebut sebagai Madonnina atau Madonna Kecil.

Madonna merupakan sebuah replikasi dari Bunda Maria -- entah sendirian atau bersama Yesus, sejak jaman dulu kata-kata ini memang berasal dari Bahasa Italia, "ma donna" yang berarti "my lady".

Nama ini dipilih sebagai bentuk penghormatan karena Duomo beserta patung  Madonnina itu merupakan salah satu karya arsitektur paling ikonik dan bersejarah di Kota Milan.

"Jika Duomo adalah simbol Milan di mata dunia, Madonnina yang bertengger di puncak tertinggi katedral melambangkan hati dan jiwa kota," demikian bunyi pernyataan pihak Duomo di situs resmi website mereka.

Patung Madonnina juga bukan sekedar simbol keagamaan, tetapi simbol penting bagi masyarakat Milan. Hal itu memiliki korelasi dengan peristiwa pemberontakan di Milan pada tahun 1848 atau dikenal dengan sebutan Five days of Milan. Perang ini berlangsung selama lima hari dari 18-22 Maret 1848. Peristiwa ini juga dikenal sebagai isyarat dimulainya Perang Kemerdekaan Italia Pertama.

Tak heran bila kemudian, Derby Della Madonnina merepresentasikan pemberontakan untuk memproklamirkan warna terbaik di kota Milan pada edisi tertentu, Merah-Hitam atau Biru-Hitam? Mereka yang menang, layak mengambil hati dan jiwa kota Milan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun