Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Deja Vu" Persib Era Arcan Iurie

20 November 2018   20:57 Diperbarui: 22 November 2018   07:11 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arcan Iurie, mantan pelatih Persib asal Moldova. (BUDI KRESNADI/JUARA.NET)

Pengulangan musim 2007 di musim ini tak lepas dari faktor non teknis eksternal maupun internal Persib sendiri. Terlalu klise rasanya membahas kembali sanksi komdis atas meninggalnya Haringga. Toh peristiwa tersebut hanya jalan awal yang sebetulnya masih bisa diantisipasi dengan plan B: menjaga kondusifitas tim dan menyiapkan plan B.

Sayang, Persib seolah larut dalam faktor non teknis yang datang dari eksternal tim. Pemain, pelatih, serta manajemen seperti tak sanggup keluar dari tekanan. Tak ada solusi di fase masa sulit yang dialami oleh tim.

Semua hanya merengek hingga masalah non teknis kian bercabang dari internal tim sendiri. Meski tim perlahan makin utuh, dressing room Persib kadung chaos musim ini.

Hal tersebut tak lepas dari tuduhan match fixing (pengaturan skor) saat lawan PSMS Medan. Beberapa pemain memang tampil dibawah standar saat tumbang lewat gol semata wayang Filipe Martins di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

Kekeruhan di ruang ganti sulit ditutupi lagi kala Persib melawat ke markas tim Mahesa Jenar. Pemain yang dituduh menjual pertandingan ke tim papan bawah sengaja tak dicantumkan ke Semarang. Pelatih mengklaim jika pemain yang dimaksud mengalami kelelahan.

Isu tak sedap ini memang sudah beredar sejak lama dari mulut ke mulut para pewarta Persib. Sejak saat itu saya tak melihat ada tempat yang aman dari match fixing atau match manipulation. Sepakbola telah disusupi kejahatan terorganisir mulai dari level internasional sampai tarkam sekalipun. Kita bisa membuka skandal demi skandal yang pernah terjadi.

Kendati demikian, menuduh beberapa pemain dengan inisial SN, AI, dan PW melakukan kejahatan tersebut merupakan hal yang sangat keliru. Pertama, tidak ada bukti faktual mengenai hal itu. Kedua, para pemain yang dituduh sangat loyal ke Persib.

Oleh karena itu dirasa tak adil menghakimi pemain yang tengah berjuang, meskipun dari segi grafik mereka benar-benar menurun bukan berarti pemain tersebut terlibat skandal yang pernah mengguncang Italia pada tahun 2006 silam.

Benar atau tidak, kasus ini jadi pelengkap faktor non teknis yang menyengat Persib selama musim ini. Tentu saja, bobotoh berharap isu main sabun beberapa pemainnya tidak benar. Sebab hal tersebut hanya akan menambah uraian momen kelam Persib musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun