Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Derbi Generasi Emas di Final Piala Dunia

9 Juli 2018   14:26 Diperbarui: 9 Juli 2018   15:06 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal demikian membuat pasukan setan merah Belgia harus bertarung ekstra keras karena mereka sejatinya tak hanya akan melawan Perancis saja melainkan juga melawan bangsa-bangsa lain. Kondisi serupa sebetulnya pernah terjadi di Piala Dunia 1998. Saat itu terhitung ada lima pemain keturunan imigran yang menjadi starter di final melawan Brasil.

Sebut saja Odenke Abbey atau lebih kita kenal dengan nama Marcel Desailly yang terlahir di Ghana. Lilian Thuram yang bermukim di Kepulauan Karibia. Christiano Kareumbeu yang merupakan seorang Lifou, sebuah wilayah terpencil yang terletak di kawasan Samudera Pasifik.

Kemudian pemain imigran selanjutnya yang berada di skuad juara dunia Perancis 1998 adalah Youri Djorkaeff yang dalam darahnya mengalir darah Armenia bercampur Polandia. Dan orang terakhir adalah Zinedine Zidane yang menjadi pahlawan dengan dua golnya di final 1998. Bahkan hingga kini warga Perancis mengingat pria keturunan Aljazair itu sebagai pahlawan yang dikenang.

Lilian Thuram pun mengenang detik-detik menjelang kick off final 1998 digulirkan. "Saya ingat persis ketika kami akan berjalan masuk ke lapangan dan melihat pemain Brasil. Lantas saya berpikir mereka tak akan pernah bisa menang, karena mereka hanya 11 sedangkan kami ada jutaan". Ungkapnya kepada BBC.

Ya, terlepas dari Perancis tampil dihadapan publiknya sendiri, Thuram mengenang bahwa timnya punya kekuatan pemain dari Afrika, pemain dari Pasifik, dan Eropa Timur. Sepertinya pasukan Les Blues saat ini juga perlu mendengar ucapan Thuram. Alih-alih menciptakan perpecahan, Umtiti, Pogba, Kante, Mbappe, dan pemain asli Perancis lainnya bahu membahu menyatukan perbedaan menjadi kekuatan besar. Jika itu berhasil, sebuah warning bagi Belgia!

Meski demikian, Belgia sekali lagi tak akan gentar menghadapi kekuatan dan kebesaran Perancis. Mereka yang tengah menikmati hasil revolusi Michael Sablon, agaknya tidaklah mudah dikalahkan. Kemunculan golden era, membikin Roberto Martinez percaya diri menatap laga ini.

Selain itu, satu lagi kunci keberhasilan yang bisa mengalahkan lawanna adalah assisten pelatih Roberto Martinez bernama Thierry Henry yang kita ketahui memiliki paspor Perancis. Martinez memboyong Henry karena yakin bahwa legenda Arsenal itu selaras dengan misinya yakni menjuarai piala dunia. Di 1998, Henry yang masih berusia 20 tahun telah memenangkannya.

Pengalaman Henry dianggap sangat dibutuhkan untuk menempa tim ini menjadi juara dunia. Hasilnya, saat ini para penyerang Belgia lebih antusias dalam mengikuti sesi latihan bersama pemilik 50 gol di timnas Perancis ini. Dan bisa dilihat dari produktivitas gol tim ini sejak dipoles Henry.

Romelu Lukaku dan kolega berhasil mengemas 14 gol dari lima laga yang dijalani. Artinya mereka memiliki rata-rata gol 2.8 per pertandingannya. Produktivitas yang layak dibanggakan mengingat di piala dunia 2016 mereka hanya mencetak 9 gol dari lima pertandingan atau rata-rata 1.8 per laga. Bahkan di Piala Eropa 2014 mereka hanya berhasil mencatatkan 1 gol per laga atau hanya mencetak 5 gol dalam 5 laga.

Meskipun Henry merasakan dilematis dalam laga semifinal ini karena Ia harus berhadapan dengan negerinya tercinta agaknya Ia akan tetap bersikap profesional. Bahkan (seperti dilansir The Guardian) ketika Olivier Giroud melontarkan sindiran dengan menyebut bahwa Thierry telah salah memilih kamp latihan. Ia tetap tak merespon. Sebuah pertanda bahwa di tengah keyakinan serta kepercayaan diri yang tinggi terhadap generasi emas Belgia, Thierry Henry telah serius menghadapi laga ini.

Kroasia vs Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun