Mohon tunggu...
Gilang Kharisma
Gilang Kharisma Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

penggemar metodologi kualitatif

Selanjutnya

Tutup

Financial

Antara Lilin, Pesugihan, dan Investasi Saham

15 September 2019   22:08 Diperbarui: 15 September 2019   22:14 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

lilin dan babi jika digabungkan menjadi satu kesatuan yang kala itu populer di masyarakat sebagai alat untuk menjadi kaya secara instan dengan cara tidak baik. yap, babi ngepet, makhluk legenda dari indonesia yang berwujud siluman babi ini, dipercaya sebagai jelmaan dari seorang manusia yang menjalani pesugihan. 

cara kerja babi ngepet mengambil uang ialah dengan menggesek gesekan badannya ke lemari, dinding atau pintu. untuk menjalankan aksinya, pelaku babi ngepet menggunakan jubah hitam dan seketika itu berubah wujud menjadi seekor babi. 

saat menjalankan aksinya, pelaku babi ngepet ditemani seorang yang bertugas menjaga lilin, saat api pada lilin tersebut bergoyang, menandakan babi ngepet dalam kondisi yang berbahaya. dan ketika itu, lilin harus dipadamkan agar babi ngepet dapat berubah menjadi manusia seperti semula.  

sekarang, orang-orang  sulit untuk mempercayai klenik-klenik seperti itu. sudah tidak mempercayai lagi keberadaan babi ngepet dan sejenisnya. sekarang semuanya hampir berfikir secara rasional. di era yang hampir serba rasional ini,berbeda dengan nasib babi ngepet yang sudah tidak dipercayai lagi, lilin justru tetap bertahan. 

manusia-manusia rasional mengamati lilin yang membentuk pola, ekonom dan para pakar saham menyebutnya candlestick. ukuran badan lilin dan ukuran sumbu lilin diamati betul oleh investor. 

hewan yang bermain tidak lagi babi seperti dulu, melainkan beruang dan banteng. beruang dan banteng datang tidak disebabkan oleh jubah hitam seperti babi ngepet tadi, melainkan mereka datang disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun faktor eksternal berkaitan dengan ekonomi.

contoh beruang yang datang dalam konteks mikro, yakni menimpa  garuda indonesia (GIAA), beruang datang sesaat setelah terjadi kisruh laporan keuangan perusahaan, harga terus menurun hingga ke level 360. saat- saat beruang datang tersebut merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham GIAA. untuk contoh kondisi yang lebih umum mengenai kedatangannya yakni saat beruang datang menghampiri perusahaan-perusahaan batubara dikala harga batubara dunia anjlog, perusahaan seperti adaro energy (ADRO), bukit asam (PTBA) mengalami penurunan harga yang signifikan. yap, saatnya membeli saham PTBA dan ADRO. 

lilin-lilin masih dapat membantu seseorang di era yang sudah serba rasional ini. selain beruang, lilin jaman now juga akrab dengan banteng, jika beruang diatas menggambarkan turunnya harga, sebaliknya, banteng menggambarkan penguatan harga, kedatangan banteng juga dipengaruhi beberapa faktor seperti halnya beruang diatas. 

begitupun respon investor, saat tadi beruang datang adalah waktu yang tepat untuk membeli suatu saham, sementara jika yang datang adalah banteng, maka itu adalah waktu yang tepat untuk melepas suatu saham, keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli tersebut dikenal sebagai capital gain. 

sebenarnya investor dapat saja menaham sahamnya untuk tidak dijual dalam waktu yang lama atau bahkan seumur hidup. seperti yang dilakukan warren buffer (orang terkaya ke-3 di dunia). kalo ngga dijual berarti kita kehilangan kesempatan mendapat keuntungan dari capital gain? ya, namun ada satu lagi keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor dengan menabung saham, yakni mendapatkan dividen. dimana dividen ialah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. namun perlu diingat, tidak semua perusahaan yang terdaftar di BEI membagikan dividen. namun untuk memudahkan investor, sudah dibentuk indeks yang dinamai IDX HDIV 20 dimana anggotanya merupakan 20 perusahaan yang sering membagikan dividen.

lilin hidup dinamis dengan tetap dapat digunakan orang untuk mencari uang. namun yang membedakan ditangan babi ngepet lilin menjadi alat yang menyesatkan, tidak terpuji dan tentunya dosa. sedangkan lilin jaman now penggunanya sebagian besar bahkan hampir semua ialah orang yang mengerti tentang manajemen keuangan khususnya manajemen investasi dan portofolio. untuk memanfaatkan lilinpun dibutuhkan proses yang panjang, hingga tak sedikit biaya yang dikeluarkan. berbeda dengan lilin old yang penggunaannya hanya membutuhkan sebuah jubah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun