Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Legacy Ahok", Tiga Staf Khususnya Berhasil Jadi Anggota Legislatif DKI Jakarta

27 Agustus 2019   22:59 Diperbarui: 27 Agustus 2019   23:07 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Staf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - (Twitter/yudhapermanajkt | Tribun Jakarta | Kompas)

Sepak terjang politik Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang dulu dikenal dengan nama Ahok terbilang sangat berbeda dibandingkan dengan politisi lainnya, Ahok dikenal oleh publik sebagai politikus yang sangat kontroversial dengan cara-caranya cenderung berani dan juga blak-blakan.

Karena langkah-langkah yang diambil oleh BTP ini seakan-akan menyalakan harapan untuk anak-anak muda agar melek politik, peduli dan ikut masuk ke dalam sistem untuk membenahi birokrasi di Indonesia.

Karir politik BTP sendiri sangatlah panjang, mulai menjadi Bupati Belitung Timur, gagal menjadi Gubernur Bangka Belitung, menjadi anggota DPR RI, menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, kemudian naik menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta dan terakhir menjabat sebagai Gubernur.

Bisa diakui Ahok berhasil menginfluence anak-anak muda yang berprestasi dan mempunyai kompetensi yang mumpuni untuk peduli dan terjun dalam dunia politik yang sudah mempunyai citra buruk bertahun-tahun.

Sejak dari menjabat menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, BTP juga merekrut staff khusus yang berasal dari lini professional untuk mengabdi, membantu dan membangun DKI Jakarta.

Hasilnya ada diantara para staff Ahok ini maju menjadi anggota legislatif dari berbagai partai. Alhasil tiga staff khusus Ahok ini berhasil masuk ke kursi legislatif DKI Jakarta.

Pada hari Senin (26/8/2019) yang lalu, BTP dan beberapa tokoh lainnya menghadiri pelantikan para anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 di ruang rapat paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Ada total 106 anggota DPRD DKI Jakarta yang dilantik, dan tiga diantara anggota DPRD DKI Jakarta itu adalah bekas staf dari Basuki Tjahaja Purnama.

Berikut tiga khusus Ahok yang berhasil masuk di anggota legislatif DKI Jakarta.

Yudha Permana

Yudha Permana | Twitter/yudhapermanajkt 
Yudha Permana | Twitter/yudhapermanajkt 

Yudha Permana adalah satu staf khusus Basuki Tjahaja Purnama ketika beliau menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, pada waktu itu Pemprov DKI Jakarta membuka magang bagi para profesional di Balaikota dan mengikuti kemanapun BTP bekerja.

Sebelum magang di Balaikota, Yudha telah kerja di Amerika Serikat.

Dari program magang itulah Yudha tertarik mengenal birokrasi Pemprov DKI Jakarta dan mengetahui bagaimana sebuah kebijakan tersebut terbentuk.

Yudha diketahui telah dua kali mengikuti Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) yakni pada tahun 2014 lalu melalui Partai Gerindra, namun dia gagal duduk di kursi legislatif.

Lima tahun kemudian Yudha kembali mencalonkan diri menjadi anggota legislatif DKI Jakarta, dan pada 2019 ini melalui partai yang sama, Gerindra, Yudha berhasil masuk DPRD DKI Jakarta.

Idris Ahmad

Idris Ahmad | Tribun Jakarta
Idris Ahmad | Tribun Jakarta

Staf BTP yang lainnya yang berhasil masuk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta adalah Idris Ahmad, berusia masih muda yakni 27 tahun anggota dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mampu menuju kursi legislatif di Jakarta.

idris Ahmad sebelumnya pernah menjadi staf Gubernur BTP pada tahun 2016 hingga 2017, inilah yang menjadi modal utama Idris Ahmad maju pada Pemilu 2019 kali ini.

Saat menjadi staff khusus Ahok, Idris Ahmad belajar tentang struktur dan mengawasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tidak hanya itu, Idris Ahmad juga mempelajari teknologi e-budgeting dari Ahok yang mampu menekan penyelewengan anggaran bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Saat menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok dikenal sangat kritis dan sering memangkas anggaran yang diajukan oleh beberapa SKPD, pemangkasan anggaran ini dilakukan dalam rapat yang disiarkan Ahok melalui Youtube.

Terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, Idris mengatakan akan berusaha menjadi sparring partner bagi eksekutif yang kali ini dipimpin oleh Anies Baswedan, hal ini untuk mempertajam peruntukan anggaran.

Selain pernah menjadi staf Ahok, Idris Ahmad juga meniru gaya Ahok mengumpulkan dana kampanye dari sumbangan para warga.

Cara mengumpulkan anggaran ini dinilai untuk menunjukkan transparansi anggaran dan kegiatan yang Idris tawarkan ketika duduk di kursi parlemen DKI Jakarta.

Ima Mahdiah

Ima Mahdiah | Kompas
Ima Mahdiah | Kompas

Dan staf Ahok terakhir yang berhasil maju dalam parlemen DKI Jakarta adalah Ima Mahdiah yang maju dalam Pemilu Legislatif lewat PDI-Perjuangan.

Ima sendiri maju mencalonkan diri menjadi calon anggota DPRD DKI Jakarta atas permintaan BTP sendiri yang menyarankan melangkah lewat PDI Perjuangan.

Dan Hasilnya Ima berhasil meraup 30.591 suara dari Dapil 10 Jakarta Barat pada Pemilu 2019 kali ini. Jumlah suara yang diperoleh oleh Ima ini dua kali lipat dari target ekspektasinya.

Diketahui hubungan Ima dan BTP sangatlah dekat, berawal mendapatkan tugas dari dosennya yang kebetulan saat ini menjabat sebagai Bupati Bogor, Bima Arya untuk mewawancarai anggota DPR RI, yang kemudian dia memutuskan untuk mewawancari Ahok, kemudian menjadi staf Ahok, dan akhirnya maju sebagai anggota DPRD atas saran Ahok.

Keberhasilan Ima Mahdiah lolos menjadi anggota DPRD DKI Jakarta ini juga atas pengaruh besar dari Ahok. Selain menjadi mentor politiknya, Ahok bahkan turut terjun ke lapangan untuk mengampanyekan Ima usai dia keluar dari penjara atas kasus penistaan agama yang menjeratnya.

Tidak hanya itu, melalui video tutorial yang dibuat, Ahok secara blak-blakan memperkenalkan Ima sebagai caleg yang layak untuk dipilih.

Hasilnya pun Ima Mahdiah berhasul masuk dalam kursi parlemen DKI Jakarta.

Setidaknya tiga orang ini telah berpengalaman bekerja di ranah eksekutif yang sebelumnya sering bergesekan dengan legislatif karena BTP sering sekali marah-marah mempersoalkan beragam masalah dari anggaran yang ada. Ini bisa jadi harapan baru untuk Jakarta mempunyai anggota DPRD yang profesional dan mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun