Yudha Permana adalah satu staf khusus Basuki Tjahaja Purnama ketika beliau menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, pada waktu itu Pemprov DKI Jakarta membuka magang bagi para profesional di Balaikota dan mengikuti kemanapun BTP bekerja.
Sebelum magang di Balaikota, Yudha telah kerja di Amerika Serikat.
Dari program magang itulah Yudha tertarik mengenal birokrasi Pemprov DKI Jakarta dan mengetahui bagaimana sebuah kebijakan tersebut terbentuk.
Yudha diketahui telah dua kali mengikuti Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) yakni pada tahun 2014 lalu melalui Partai Gerindra, namun dia gagal duduk di kursi legislatif.
Lima tahun kemudian Yudha kembali mencalonkan diri menjadi anggota legislatif DKI Jakarta, dan pada 2019 ini melalui partai yang sama, Gerindra, Yudha berhasil masuk DPRD DKI Jakarta.
Idris Ahmad
Staf BTP yang lainnya yang berhasil masuk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta adalah Idris Ahmad, berusia masih muda yakni 27 tahun anggota dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mampu menuju kursi legislatif di Jakarta.
idris Ahmad sebelumnya pernah menjadi staf Gubernur BTP pada tahun 2016 hingga 2017, inilah yang menjadi modal utama Idris Ahmad maju pada Pemilu 2019 kali ini.
Saat menjadi staff khusus Ahok, Idris Ahmad belajar tentang struktur dan mengawasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tidak hanya itu, Idris Ahmad juga mempelajari teknologi e-budgeting dari Ahok yang mampu menekan penyelewengan anggaran bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Saat menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok dikenal sangat kritis dan sering memangkas anggaran yang diajukan oleh beberapa SKPD, pemangkasan anggaran ini dilakukan dalam rapat yang disiarkan Ahok melalui Youtube.
Terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, Idris mengatakan akan berusaha menjadi sparring partner bagi eksekutif yang kali ini dipimpin oleh Anies Baswedan, hal ini untuk mempertajam peruntukan anggaran.