Mohon tunggu...
Gigih Syamsul H
Gigih Syamsul H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo

nothing to do here

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

FYP Nomor Satu, Harga Diri Minggir Dulu

9 April 2021   23:56 Diperbarui: 9 April 2021   23:58 1376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tulisan kali ini, penulis akan membahas permasalahan yang terjadi terkait penggunaan media sosial khususnya Tiktok. 

Tiktok adalah jejaring sosial berbagi video pendek yang memungkinkan pengguna dapat membuat video menyanyi, dan juga menari (tagar.id diakses pada 8 April 2021 pukul 18.01). 

Tiktok merupakan salah satu aplikasi terpopuler yang banyak diminati masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Tidak mengenal usia dan jenis kelamin, Tiktok diyakini mampu menjadi aplikasi hiburan bagi setiap orang.

Aplikasi Tiktok mulai banyak digemari masyarakat Indonesia sejak tahun 2020 hingga saat ini Tiktok makin disukai oleh anak muda di Indonesia, salah satunya adalah karena konten yang beredar di jaringan tersebut semakin beragam. Selain itu konten yang beredar di Tiktok sangat beragam, tidak hanya konten tentang hiburan melainkan juga banyak konten yang berisi informasi menarik yang dikemas secara singkat dan padat. Tidak jauh berbeda dengan Instagram, melalui Tiktok orang-orang juga bisa menjadi terkenal dan memiliki ratusan ribu hingga jutaan follower.

Akhir-akhir ini orang-orang berlomba-lomba agar video yang mereka buat masuk FYP. Apa itu FYP? For Your Page atau sering disebut dengan FYP ini menjadi salah satu istilah yang wajib diketahui sebelum menggunakan aplikasi Tiktok. FYP merupakan halaman utama yang akan ditampilkan saat pertama kali membuka aplikasi Tiktok. Berbeda dengan platform lainnya, pada Tiktok halaman utama ini disesuaikan dengan ketertarikan pengguna dalam berbagai jenis video rekomendasi. Jika kita bandingkan FYP pada platform Tiktok ini kurang lebih seperti halaman explore pada instagram. Semakin sering kita mencari kategori video tertentu maka Tiktok akan menampilkan jenis video tersebut pada FYP kamu.

FYP menjadi salah satu tujuan utama bagi para penguna Tiktok yang harus mereka capai karena ketika video tersebut masuk FYP berarti konten tersebut banyak menarik penonton dari pengguna lain dengan kata lain video kamu masuk FYP kemungkinan besar konten tersebut tengah viral dan terkenal dikalangan pengguna Tiktok lainnya. Alasan itulah yang membuat banyak pengguna Tiktok menginginkan video yang mereka buat dapat masuk FYP dan menarik banyak pengguna Tiktok lainnya.

Dengan alasan demikian banyak para pengguna Tiktok yang berlomba-lomba untuk masuk FYP dengan berbagai cara meskipun harus mengorbankan harga dirinya. Bahkan tidak sedikit orang yang membuat konten negatif demi masuk FYP. Tentunya hal ini akan membahayakan bagi perkembangan mental generasi muda karena hampir rata-rata pengguna aplikasi Tiktok berusia dibawah 18 tahun. Jika dilihat semakin banyak konten Tiktok yang tidak layak ditonton untuk anak. Anak-anak rentan sekali tercemar dengan beragam pengaruh negatif yang tentunya bisa timbul dari tontonan serta kegiatan mereka dari aplikasi Tiktok.

Penulis mengambil contoh dari salah satu konten FYP dengan nama akun @user777xxxxx, akun tersebut membuat sebuah video pendek yang yang menunjukkan perutnya yang membesar dan berisikan tulisan "udah makan nanas muda tpi tetep bertahan, skrng udh mask 7 bulan" lalu "sialnya lagi anakku kembar, perutku gabisa ditutup lgi" lanjutnya, dan diakhiri dengan kalimat "umur aku baru 18 dan baru semester 2 naik ke 3". Disini penulis melihat dari 2 sisi yang berbeda, pertama pemilik akun tersebut mengunggah video yang bertujuan untuk melampiaskan emosi dan pikiran yang dipendamya selama ini serta untuk mendapatkan dukungan dari pengikutnya. Yang kedua, penulis menilai bahwa apa yang dilakukan oleh pemilik akun tersebut adalah aib yang seharusnya ditutupi dan tidak disebar luaskan apalagi di media sosial dimana dapat disaksikan oleh semua orang. Selain itu video tersebut dapat menjadikan contoh yang tidak baik bagi anak-anak dibawah umur yang belum matang secara mental sehingga informasi yang diterima akan ditelan secara mentah-mentah. Sisi baiknya dari video tersebut bisa dijadikan sebagai peringatan untuk penonton agar berhati-hati dalam setiap tindakan.

Masih berhubungan dengan konten serupa di atas, penulis menemukan beberapa akun Tiktok yang mengunggah video dengan konten yang sama dan sedang viral belakangan ini yaitu menunjukkan tahun mereka lahir dan tahun dimana mereka melahirkan. Contohnya akun @butxxxx menampilkan beberapa siluet wajahnya yang tampak gembira beserta tulisan "2005 jadi bayi, 2020 punya bayi". Video unggahannya sudah disukai sebanyak lebih dari 350 ribu orang, dikomentari lebih dari 21 ribu komentar, dan dibagikan sebanyak lebih dari 6 ribu kali. Dari tulisan di dalam video tersebut dapat diketahui bahwa pemilik akun masih berumur 15 tahun ketika dia melahirkan seorang anak. Tandanya pemilik akun masih dibawah umur yang berarti tidak sesuai dengan undang-undang perkawinan yang berlaku di Indonesia serta belum matang secara mental dan biologis.

 Beberapa konten Tiktok yang dicontohkan di atas berhasil menempati FYP bahkan menyebar ke platform lain seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Para pemilik akun seolah bangga dengan viralnya video yang mereka unggah ditandai dengan membalas komentar seorang  penonton yang tidak membenarkan video tersebut dengan berbagai pembelaan contohnya dengan melontarkan komentar "iri? Bilang bos" dan sebagainya. Begitu pula dengan komentar yang bertujuan untuk menasihati dan dibalas dengan kata-kata serupa.

Satu lagi contoh video yang tersebar luas di platform Facebook, Twitter, dan Instagram satu tahun lalu yang bersumber dari Tiktok dengan nama akun tidak diketahui yang menunjukkan 5 orang remaja melakukan aksi joget Tiktok di tengah jalan zebra cross perempatan lampu merah Jalan Raya Toga, Lumajang, Jawa Timur. Video tersebut direkam oleh pengendara yang sedang berhenti di lampu merah tersebut. Karena dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas, 5 remaja itu ditangkap oleh polisi. Mereka mengaku melakukan aksi tersebut untuk membuat konten di media sosial agar viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun