Dalam Pasal 11 ASEAN Charter disebutkan secara tegas: "The ASEAN Secretariat shall be based in Jakarta, Indonesia."
Dengan demikian, Jakarta memang menjadi pusat aktivitas administratif dan koordinasi ASEAN. Namun, Jakarta tidak memiliki status resmi sebagai "ibu kota ASEAN." Fungsi Sekretariat ASEAN lebih seperti kantor pusat atau pusat koordinasi organisasi, bukan sebagai ibu kota dalam arti administratif atau konstitusional.
Penyebutan Jakarta sebagai "ibu kota ASEAN" sebenarnya hanyalah istilah simbolis yang digunakan di kalangan tertentu di Indonesia, dan bukan merupakan pengakuan formal dari ASEAN sendiri.
Mengapa Anies Baswedan kembali mengangkat hal ini? Ada beberapa kemungkinan yang dapat dikaitkan dengan pernyataannya. Salah satu alasan yang paling mungkin adalah untuk menguatkan kembali citra Jakarta sebagai kota dengan peran penting secara internasional, terutama di tengah wacana pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Dengan menegaskan peran Jakarta dalam ASEAN, Anies dan mungkin juga tokoh-tokoh lain ingin menunjukkan bahwa meskipun pusat pemerintahan Indonesia akan berpindah, Jakarta tetap memiliki posisi strategis di tingkat kawasan.
Selain itu, pernyataan semacam ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari strategi komunikasi politik, membangun narasi bahwa Jakarta adalah kota global yang setara dengan kota-kota besar lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, atau Bangkok.
Tidak menutup kemungkinan juga bahwa maksud dari pernyataan tersebut adalah untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa Indonesia memiliki peran besar di ASEAN, dan Jakarta menjadi salah satu wujud nyata dari kontribusi tersebut.
Meski demikian, penting untuk dipahami bahwa sebutan "ibu kota ASEAN" untuk Jakarta bersifat kultural dan simbolik semata, bukan istilah yang memiliki landasan resmi dalam struktur organisasi ASEAN.
Kesimpulannya, Jakarta memang memiliki peran sentral dalam ASEAN melalui keberadaan Sekretariat ASEAN sejak tahun 1976. Namun, secara resmi, ASEAN tidak menetapkan Jakarta sebagai ibu kota organisasi. Istilah "ibu kota ASEAN" yang kerap diucapkan oleh tokoh-tokoh seperti Anies Baswedan adalah bentuk penguatan simbolik dan identitas Jakarta di mata kawasan dan dunia.
Sebagai masyarakat, memahami hal ini penting agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan informasi tentang status Jakarta di dalam ASEAN. Bagaimana menurut Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI