"Filosofi UNNES GIAT membangun Indonesia dari desa tercermin di sini. Kami sengaja memilih bahan-bahan lokal yang mudah dicari. Tidak mungkin menyuruh ibu-ibu desa membeli quinoa atau salmon untuk mengatasi stunting," kata Vivi Anjelly sambil menunjukkan halaman kalender berwarna-warni yang berisi 30 resep berbeda.
Setiap resep dilengkapi dengan panduan lengkap: daftar belanja, dan cara memasak step-by-step. Yang terpenting, setiap menu sudah diperhitungkan budgetnya dengan rata-rata di bawah Rp 10.000 per porsi keluarga, menjadikannya solusi ekonomis dalam pemberantasan stunting.
Transformasi Mindset: Dari Bingung Jadi Percaya Diri
Dampak program NGOPENI JATENG melalui GEMARI PANGAN langsung terasa pada perubahan mindset para ibu kader. Ibu Enie, kader posyandu Dusun Krajan, sudah tidak sabar menjadi "duta anti-stunting" di wilayahnya. "Dulu ketika anak bertanya 'Bu, besok makan apa?', saya sering bingung memikirkan menu bergizi untuk mencegah stunting. Sekarang tinggal membuka kalender GEMARI PANGAN," katanya sambil membalik-balik halaman kalender yang baru diterimanya.
Antusiasme serupa ditunjukkan Umi Nur Aisah, kader dari Dusun Selatan. "Yang paling menarik adalah resep pancake labu kuning untuk mencegah stunting. Anak-anak pasti senang karena seperti cake tetapi sehat dan bergizi," ungkapnya excited.
Program UNNES GIAT ini berhasil mengubah paradigma bahwa makanan anti-stunting harus mahal dan sulit dibuat. Melalui GEMARI PANGAN, pencegahan stunting menjadi mudah, murah, dan menyenangkan.
Edukasi Intensif untuk Keberlanjutan Program
Tim KKN UNNES GIAT 12 SKM dalam program NGOPENI JATENG memahami bahwa pemberantasan stunting membutuhkan transfer pengetahuan yang maksimal dalam waktu terbatas. Fokus utama mereka adalah memastikan para kader benar-benar memahami setiap detail resep anti-stunting dan cara penyampaiannya kepada masyarakat.
"Sesuai tagline UNNES GIAT 'membangun Indonesia dari desa', kami tidak hanya memberikan kalender lalu pergi. Kami mengajarkan cara mensosialisasikan menu anti-stunting ini ke ibu-ibu di posyandu. Para kader harus menjadi 'guru masak anti-stunting' untuk warganya," jelas Vivi Anjelly.
Selama masa KKN, tim fokus memberikan pelatihan intensif tentang tips memasak bergizi, cara mengatasi kendala bahan, dan strategi memotivasi masyarakat menerapkan pola makan anti-stunting. Pendekatan ini sejalan dengan misi NGOPENI JATENG yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat lokal.