Sempulur, 23-26 Agustus 2025-Kebun gizi yang sebelumnya terbengkalai di RT 01/RW 03, Dukuh Tempel, Desa Sempulur kini kembali hidup berkat program revitalisasi yang dilaksanakan pada 23--26 Agustus 2025. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) GIAT 12 Universitas Negeri Semarang (Unnes) 12 dan masyarakat setempat dengan dukungan pemerintah desa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kembali fungsi kebun gizi sebagai sumber pangan sehat bagi masyarakat, sekaligus menjadi sarana edukasi tentang pemanfaatan lahan desa secara berkelanjutan serta pentingnya menjaga ketahanan pangan lokal.
Sebelumnya, kebun gizi tersebut sempat terbengkalai akibat kurangnya perawatan dan minimnya keterlibatan masyarakat dalam mengelola kebun gizi tersebut. Padahal, keberadaan kebun gizi memiliki peran penting dalam mendukung program pencegahan stunting serta penyediaan bahan pangan bergizi untuk masyarakat sekitar. Melalui program revitalisasi ini, masyarakat Desa Sempulur diharapkan dapat semakin sadar akan pentingnya pengelolaan lahan desa sebagai sumber pangan berkelanjutan.
Proses revitalisasi dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang terstruktur. Pada hari pertama, mahasiswa KKN bersama warga bergotong royong membersihkan lahan dari semak belukar dan gulma yang menutupi area kebun. Selain itu, dilakukan pula pengambilan bambu dari sekitar desa sebagai bahan pembuatan pagar pelindung untuk menjaga kebun dari gangguan hewan liar. Di hari yang sama, tim juga melakukan pembelian berbagai bibit tanaman, seperti sayuran hijau, rempah, dan tanaman bergizi lainnya, yang nantinya akan menjadi komoditas utama kebun tersebut.
Hari kedua difokuskan pada pembangunan pagar. Bambu yang telah dikumpulkan dipotong sesuai ukuran, kemudian dirangkai dan dipasang mengelilingi kebun. Pemasangan pagar ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga mempercantik tampilan kebun. Setelah pemasangan, pagar diberi lapisan cat agar lebih rapi dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Pada hari ketiga, kegiatan berlanjut dengan penanaman bibit. Mahasiswa KKN GIAT 12 Unnes bersama warga secara langsung menanam bibit tanaman dengan memperhatikan jarak tanam yang ideal agar pertumbuhan dapat optimal. Penanaman ini dilakukan secara gotong royong, melibatkan warga dari berbagai kalangan, mulai dari perangkat desa, pemuda, hingga ibu-ibu PKK. Keterlibatan masyarakat secara langsung diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki sehingga keberlangsungan kebun ini dapat terus terjaga.
Hari keempat menjadi penutup rangkaian kegiatan dengan pemasangan papan nama pada setiap jenis tanaman. Papan nama ini berisi informasi singkat mengenai nama dan manfaat tanaman, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengenali serta memahami fungsi masing-masing tanaman yang ada di kebun. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya edukasi bagi masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap keberagaman tanaman bergizi yang dapat dihasilkan dari lahan desa.