Mohon tunggu...
Gianda
Gianda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antusiasme Masyarakat Desa Dawuhan Pada Seni Kebudayaan Bantengan

20 Januari 2024   12:44 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:20 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wujud Seni Bantengan menyatukan hati masyarakat dari segala lapisan sosial.

Tradisi Bantengan sudah ada sejak lama namun akhirnya pudar oleh zaman. Alasan peminat kesenian ini menurun dikarenakan majunya zaman dan adanya larangan penggunaan sound dan hanya menggunakan alat tabuh akan tetapi, baru-baru ini tradisi tersebut kembali bangkit dengan gaya baru dari segi musik dan tariannya yang membuat kesenian ini lebih diminati.

"Bedanya sekarang lebih asik, pakai music DJ, bantengnya juga lebih banyak. Musiknya dicari yang viral biar menarik pemuda "Ujar ketua tim Sekar Tejo samporna.

Peminatnya tidak hanya dari golongan remaja, bahkan anak anak dan orang tua juga antusias melihat acara ini. Kesenian ini terkenal di banyak wilayah khususnya di Kabupaten Malang yang menggelar di berbagai desa, bahkan setiap desa memiliki lebih dari satu tim Bantengan. Salah satu dari desa yang memiliki lebih dari satu tim ialah Desa Dawuhan. Desa Dawuhan memiliki tiga tim Bantengan.

Dalam kesenian ini ada dua rangkaian acara, yang pertama yaitu pertunjukan kembangan atau tarian. Selanjutnya yaitu pertunjukan kalap dimana beberapa pemain akan dirasuki setelah melakukan ritual sebelum pertunjukan. Di sesi ini, anak kecil dan remaja akan bersiul untuk memancing perhatian pemain yang kalap itu hingga dikejar dan acara akan semakin meriah saat pemain tersebut mendekati penonton hingga mereka berteriak ketakutan.

"Untuk tradisi bantengan ini sudah ada sejak dahulu namun, akhir-akhir ini tengah viral dan menjamur kepada seluruh kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua. "Ujar Nur Yasin selaku Kepala Dusun Dawuhan.

"Yang paling antusias itu ya anak-anak, mereka rela menonton sampai tengah malam dan orang tuanya juga ikut menonton jadi ya mau nggak mau anak-anaknya ikut."

Atraksi Semburan Api dalam kebudayaan bantengan.
Atraksi Semburan Api dalam kebudayaan bantengan.

Acara ini dibuat karena hobi semata bukan untuk alasan mencari uang, karena uang yang didapat akan masuk kedalam kas tim. Dikarenakan hobi yang sama inilah mereka rukun dan kerap melakukan latihan sebelum melakukan atraksi sehingga membangun rasa kekeluargaan antar anggota tim.

Karena minat masyarakat yang tinggi, kesenian ini bisa diadakan sekali dalam seminggu bahkan lebih. Antusiasme Masyarakat ini menguntungkan bagi Pelaku UMKM salah satunya adalah pak Agus. Ia adalah salah satu Penjual minuman saat acara berlangsung. Ia mengaku mendapat keuntungan dua kali lipat dari hari biasa. Pada hari biasa ia mendapat sekitar 200 ribu namun saat berjualan di acara Bantengan ia mengaku mendapat omset 450 ribu dalam sehari.

"Kalau acara gini saya bisa untung dua kali lipat mbak, biasanya saya dapat info bantengan dari grup Pedagang Kaki Lima"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun