Perjalanan Saya Menjadi Project Training Supervisor di PT Pesta Pora Abadi – Mie Gacoan
Tahun 2024 menjadi salah satu titik balik penting dalam perjalanan karier saya. Saat itu, saya memutuskan untuk mencari peluang baru yang bisa memberikan tantangan sekaligus pengalaman berharga. Melalui salah satu media sosial, saya menemukan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan saya. Saya pun memberanikan diri untuk melamar.
Dengan izin Tuhan, langkah tersebut membuahkan hasil. Saya mendapat panggilan untuk mengikuti proses rekrutmen yang terdiri dari beberapa tahapan: wawancara dengan HR, wawancara dengan User, hingga Tes Presentasi. Dalam tes tersebut, saya diminta menganalisis sebuah study case lalu memaparkannya melalui presentasi PowerPoint di hadapan User. Prosesnya cukup menantang, namun berkat persiapan matang dan dukungan do'a, saya berhasil melewati setiap tahap dan akhirnya resmi diterima sebagai Project Training Supervisor di PT Pesta Pora Abadi – Mie Gacoan.
Tahap Onboarding: Pengenalan dan Adaptasi
Pada bulan Januari 2025, saya mengikuti tahap Onboarding. Disinilah saya mulai diperkenalkan dengan profil perusahaan, budaya kerja, standar operasional (SOP), hingga informasi terkait tanggung jawab seorang Project Training Supervisor. Fase ini penting karena menjadi fondasi awal dalam memahami nilai, visi, dan arah perusahaan.
Setelah itu, saya memasuki tahap Training. Saya belajar mengenal lebih dalam tentang produk Mie Gacoan, mulai dari bahan baku, proses pembuatan, hingga pengelolaan stock opname bahan dan aset restoran. Tidak hanya teori, saya juga turun langsung untuk mempraktikkan bagaimana sebuah restoran dikelola sehari-hari.
Masa On Floor: Pembelajaran dalam Operasional Resto
Selama masa training, saya melewati fase On Floor. Di sini, saya dibekali dengan materi Basic Operational yang membuka mata saya tentang betapa kompleksnya operasional sebuah restoran. Saya belajar bagaimana mengatur arus keuangan, membuat laporan penjualan, merencanakan target sales, hingga menghadapi keluhan pelanggan secara profesional.
Pada fase ini juga, saya mendapat kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang pengelolaan jadwal kerja (Schedule), Payroll, serta stock opname bahan dan aset restoran.
Untuk jadwal kerja (Schedule) dan Payroll, saya mempelajari bagaimana prosesnya dikelola melalui software HRIS Talenta. Saya bertanggung jawab mengatur jadwal bagi 80–100 karyawan dalam satu restoran, menyesuaikan jumlah hari kerja serta libur, hingga memastikan keadilan distribusi jadwal. Menjelang periode cut off atau tutup buku, saya juga belajar menghitung Payroll karyawan, memastikan gaji yang diterima sudah sesuai dengan jumlah hari kerja, potongan BPJS, hingga PPh 21. Tidak hanya di satu restoran, saya mendapatkan pengalaman mengelola jadwal kerja (Schedule) dan Payroll untuk kurang lebih empat restoran di area Jabodetabek.
Untuk stok opname, saya menggunakan aplikasi Accurate (familiar digunakan oleh beberapa restoran). Dari aplikasi ini, saya bisa melihat bagaimana proses permintaan bahan dan aset dilakukan, sekaligus memastikan persediaan tetap terkontrol. Saya belajar menentukan bahan apa yang perlu dibelanjakan agar operasional restoran berjalan lancar, serta mencegah kekurangan bahan yang bisa mengganggu pelayanan.