Mohon tunggu...
Ghinaya Nisa
Ghinaya Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pre-clinic Dental Medicine Student at Airlangga University

Mahasiswa kedokteran gigi yang tertarik dalam ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Status Ekonomi Keluarga Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

14 Juni 2022   17:36 Diperbarui: 14 Juni 2022   17:46 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Status ekonomi merupakan kedudukan keluarga berdasarkan penghasilan dan harta yang mereka miliki. Status ekonomi keluarga ini meliputi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan orang tua. Keluarga yang memiliki status ekonomi rendah, cenderung konsentrasi terhadap pemenuhan kebutuhan pokok untuk menunjang kehidupan anggota keluarganya. Sebaliknya, keluarga yang memiliki status ekonomi tinggi yang kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi akan memiliki kesempatan lebih besar dalam menempuh pendidikan dan akan lebih mudah menerima pengetahuan mengetahui kesehatan gigi dan mulut. 

Status ekonomi juga mempengaruhi kemampuan keluarga untuk melengkapi kebutuhan gizi. Mulai dari pemilihan macam suplemen, jenis makanan yang dimakan, kebersihan lingkungan, dan seringnya anak terjerat penyakit. Sering kali, anak berstatus ekonomi rendah, terancam gizi buruk atau malnutrisi. Malnutrisi merupakan sebuah kondisi ketika seseorang kurangnya kalori, nutrisi, vitamin, dan mineral pada makanan. Gizi buruk dapat berakibat fatal pada anak, beberapa akibat dari gizi buruk adalah gangguan tumbuh kembang, kurangnya tingkat kecerdasan dan prestasi akademik, berat badan kurang, dan stunting. 

Pada anak yang malnutrisi, mudah baginya untuk terancam karies gigi. Karies merupakan kondisi dimana struktur gigi mengalami kerusakan dan apabila dibiarkan dapat menyebabkan nyeri dan penyakit lain. Dampaknya dari karies, antara lain gigi menjadi berlubang, keropos, dan patah. Karies gigi pada anak dapat membuat anak kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal. Karies terjadi disebabkan oleh host, substrat, mikroorganisme dan waktu. Pemberian makanan yang kurang bergizi dapat mendukung terjadinya karies. Apalagi apabila anak tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi snack dan makanan manis. Snack dan makanan manis tersebut biasanya dikemas dalam kemasan yang menarik, mudah didapatkan, dan dijual dengan harga yang relatif murah. Apabila gigi anak tidak dibersihkan dengan baik, maka mikroorganisme akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan menyebabkan karies. 

Kebersihan pada lingkungan anak berstatus sosial rendah yang kurang juga dapat memperparah karies pada gigi. Kurang bersihnya air dan kurangnya edukasi dalam merawat gigi anak menjadi faktor utama anak berstatus ekonomi rendah memiliki oral health yang buruk. 

Motivasi untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi akan terjadi apabila seseorang memiliki masalah pada giginya. Namun, anak berstatus ekonomi rendah yang mengidap karies memiliki kesulitam untuk datang ke dokter gigi. Terdapat banyak faktor, beberapa diantaranya adalah sulitnya akses ke dokter gigi, biaya ke dokter gigi yang cukup besar, dan kurangnya edukasi untuk mengunjungi dokter gigi tiap 6 bulan sekali. Kurangnya keberadaan dokter gigi di daerah terpencil, kuatnya adat istiadat dukun gigi di beberapa daerah di Indonesia, dan stigma dokter gigi yang menakutkan juga dapat memperparah keadaan. 

Pengetahuan ibu akan kesehatan gigi dan mulut berperan besar dalam mencegah terjadinya karies gigi pada anak. Perilaku ibu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi anak berpengaruh signifikan terhadap risiko karies pada anak. Dapat disimpulkan bahwa semakin buruk perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak, risiko karies pada anak akan semakin tinggi.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat karies gigi adalah semakin lemahnya produktivitas masyarakat. Jika karies gigi terjadi pada anak maka akan menghambat perkembangan anak sehingga akan menurunkan tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan berdampak pada kualitas hidup masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun