Kami sudah lelah dihitung hanya sebagai suara saat pemilu. Kami ingin dihitung sebagai manusia yang punya mimpi, yang ingin berkembang di tanah sendiri. Kami ingin tetap tinggal di kampung, tapi dengan martabat. Kami ingin menyambut tamu-tamu dari luar yang datang bukan karena belas kasihan, tapi karena kagum pada keindahan alam kami.
Kami ingin sekali lagi mempercayai pemerintah. Tapi kepercayaan itu butuh bukti. Cukup satu bukti nyata: perbaiki jalan kami. Jangan jadikan Darat Pantai sekadar destinasi di proposal yang tak pernah terwujud. Jangan jadikan warga kami hanya sebagai pendengar janji yang diulang tiap musim kampanye. Kami ingin pembangunan yang bisa disentuh, bisa dilihat, dan bisa membawa perubahan nyata.
Desa ini punya harapan. Tapi harapan itu akan mati pelan-pelan jika terus diabaikan. Jangan tunggu sampai pemuda-pemudi kami semua pergi. Jangan tunggu sampai warga kami lelah dan berhenti percaya. Kami punya semangat, kami punya alam yang indah, kami punya semangat gotong royong. Tapi kami tidak bisa menambal jalan dengan semangat saja. Kami butuh tindakan.
Tulisan ini adalah suara dari desa yang jauh dari sorotan, tapi tidak jauh dari luka. Ini bukan curhatan, ini adalah panggilan. Untuk siapa pun yang punya kewenangan, siapa pun yang merasa peduli pada pembangunan berkeadilan, dengarkan kami. Lihat kami. Datanglah ke Darat Pantai bukan untuk berjanji, tapi untuk bekerja. Karena keindahan kami bukan sekadar potensi. Ia adalah masa depan yang bisa menyinari wajah Nusa Tenggara Timur jika saja jalan itu dibuka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI