Mohon tunggu...
Ghefira Mustika
Ghefira Mustika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya menyukai membaca buku (terutama novel fiksi) saya juga menikmati karya sastra dan merupakan penggemar besar musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Part of Senior Year

1 Oktober 2022   17:41 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita ini dimulai saat jam istirahat sekolah. Nara menghampiriku dari kelasnya yang terletak di sebelah kelasku. Lalu, dia mengajakku untuk segera pergi menemui teman kami yang lain. Tanpa memberi tahu apa yang akan kita lakukan, dia menarikku dengan pelan ke kelas teman kami. Sambil mencoba memakan permen yang baru aku buka, aku mengikuti dia dari belakang, meski aku agak penasaran tapi pada akhirnya aku tidak menanyakan apapun padanya. Dengan hawa yang agak panas karena saat itu belum memasuki musim hujan, Nara memberitahuku juga satu temanku bahwa ekstrakulikuler kita harus tampil memeriahkan acara sekolah. 

Katanya, pembimbing kami menanyakan apakah kita bisa menyiapkan sesuatu untuk memeriahkan acara sekolah. Setelah Nara berkata seperti itu, kami melirik satu sama lain. Karena pada dasarnya kami belum pernah melakukan hal seperti itu. Jadi, tentunya kami masih bingung dan tidak terlalu yakin. Kemudian Nara berbicara lagi memecah keheningan. "Jadi bagaimana menurut kalian? Karena menurutku ini kesempatan yang cukup bagus untuk kita." Dengan pertimbangan lain, pada akhirnya kami setuju. Selanjutnya kami mengeksekusi ide-ide kami yang berkaitan dengan penampilan itu kepada teman yang lain. Namun, sebelumnya kami menanyakan pendapat-pendapat teman yang lain. Selanjutnya pendapat itu diproses sehingga kami semua dapat menghasilkan keputusan terkait penampilan itu. Namun sebelum keputusan benar-benar kita ambil, kami ingin membicarakannya lagi secara lebih serius esok hari. "Ok ya, deal!" ujar Nara. "Buat lebih pastinya besok ditunggu di DPR yaaa," lanjutnya lagi. 

Hari selanjutnya kami berkumpul di DPR (Di bawah Pohon Rimbun) seperti apa yang telah dikatakan Nara. Kami membahasnya lagi sedikit sampai kami benar-benar yakin. Dan keputusannya adalah, kami menyetujui menyanggupi untuk mencobanya. Setelah itu, dapat terlihat tatapan teman yang lain menunjukkan kesenangan. Sejak itu, hari-hari kami diisi dengan pertemuan latihan di setiap sore setelah pulang sekolah. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa untuk latihan di sekolah saja masih ada hambatannya. Mulai dari waktu teman-teman yang sering bentrok, keseriusan mereka yang kurang, lalu waktu yang dikira kurang cukup untuk kita latihan sepulang sekolah. Terkadang ada rasa kesal namun lebih banyak rasa senang yang terasa karena saat latihan itu membuat kami lebih banyak mengobrol, dan hal itu membuat kami merasa lebih dekat dari yamg sebelumnya. Dan aku rasa itu merupakan hal yang bagus. 

Hari pertama latihan semuanya masih terasa mentah, entah apa yang harus dilakukan dan harus mulai dari mana. Saat itu aku mencoba untuk menunggu arahan saja dari ketua kami, Nara. Namun saat itu, seharusnya aku tahu ini bukan hal yang biasa untuk dia, ini juga adalah hal yang baru untuk nya. Sejujurnya, aku tidak terlalu ingat tentang latihan pertama kita, tapi setelah aku sadar bahwa ketua pun perlu bantuan, aku bilang pada diriku sendiri bahwa aku siap untuk membantu apapun. Lagipula Nara adalah teman baikku, sudah sepatutnya aku selalu membantunya kapanpun itu. 

Hari-hari latihan selanjutnya dilaksanakan dengan cukup serius meski dirasa agak sulit karena faktanya masih ada saja yang sering kurang serius saat latihan. Beberapa hari latihan itu dilaksanakan dengan tujuan untuk mengikuti audisi pensi sekolah. Kami berusaha membuat penampilan kami sebaik mungkin untuk dilihat oleh juri. Seperti yang Mike katakan sehari sebelum audisi itu dilaksanakan, "Ayo kita tunjukkin penampilan kita yang bagus ini, kita harus nunjukkin juga kalau kita bisa, dan kita pantas!!" "YESSSS, aku tau kita semua nervous tapi AYO KITA KASIH YANG TERBAAIKK" Ujar Angel dengan bersemangat. Perkataan Angel dan Mike itu berhasil membangkitkan semangat teman-teman yang lain. Dibuktikan dengan obrolan group chat WhatsApp yang kita lakukan setelah pulang latihan.

Mike: "R U GUYS READYY FOE TOMORRROOOWW??" 

Nara: "Mike istirahatt dongg, yang lain juga harus istirahat." 

Angel: "AKU NERVOUS BGT BHAHAH" 

Raiden: "ME TOO" 

Nara: "Makanya istirahaaatt dong, jangan dipikiriinnn teruuusss guyss." 

Aku: "HAHAHA SEMANGAT GUYS" 

May: "Abis ini kita istirahaat ya naaarrr." 

Obrolan itu terus beelanjut sampai hampir malam dan berhenti sesaat setelah nara mengirim emoji yang mengisyaratkan marah di group chat itu. 

Keesokan harinya kita berangkat dan belajar di sekolah seperti biasa sampai terdengar panggilan dari staff sekolah mengenai audisi pensi yang dapat terdengar hingga ke seluruh ujung sekolah. "Untuk semua siswa yang mengikuti audisi pensi, diharapkan untuk segera datang ke lab fisika sekarang". Aku segera pergi ke lab fisika dan segera menemui teman-temanku yang lain, aku dapat segera membaca muka mereka yang sangat menggambarkan kalau mereka gugup. Aku juga tidak bisa berbohong pada diri sendiri bahwa aku juga gugup. Kami dipersilahkan masuk untuk menampilkan pertunjukkan kami. Aku pikir kami melakukannya dengan baik. Hal yang bagus karena aku tidak melupakan bagianku. 

Tapi selanjutnya adalah The Moment of Truth saat juri berkomentar. Sejujurnya aku memikirkan hal terburuk waktu itu, bagaimana jika kami gagal dan yang lainnya. Tapi perkataan yang aku dengar saat itu cukup menenangkan pikiran anehku itu. Secara keseluruhan mereka bilang pertunjukkan kami cukup bagus. Cukup. Tidak kurang namun tidak sangat bagus juga. Selanjutnya komentar itu diikuti dengan saran-saran dari para juri. Kami menerima sarannya dengan baik dan berencana membicarakannya sepulang sekolah atau esok hari. 

Latihan selanjutnya, kami membicarakan saran dari para juri. Jika bisa bilang, aku rasa kami sudah mulai mengerti bagaimana melaksanakan hal ini, seperti apa yang harus dilakukan dan lain hal nya. Kami membuat banyak rencana dan tentunya back-up plan jika rencana utama tidak berjalan lancar. Kami berlatih dan terus berlatih namun kami tidak pernah merasa cukup, selalu ada yang kurang. Namun kami terus mencoba untuk memperbaikinya, kami berlatih terus hingga waktu pensi sekolah pun tiba. 

Pensi sekolah dilaksakan dengan diisi bazzar makanan dari siswa siswi lalu pertunjukkan guru juga siswa siswi lain, selain itu juga ada pameran dari murid kelas 10. Suasananya terasa sangat ramai. Sejujurnya aku tidak terlalu nyaman karena sangat berisik, tapi aku tahu kalau ini memang harus begitu. Di jam-jam selanjutnya aku mulai terbiasa, aku menunggu giliran kami tampil di lobby sekolah. Kami mengobrol dan tetap berlatih selama kami menunggu giliran kami. Lalu tibalah saat itu. Setelah break dzuhur, pensi dilanjutkan dengan pertunjukkan bagian ke 2. 

Kami bersiap-siap untuk tampil sampai 5 menit sebelum penampilan kami, dua teman kami tidak dapat ditemukan. Tidak ada yang tahu mereka pergi kemana dan tidak ada yang dapat menghubungi mereka. Sehingga teman yang lain mencoba mencari mereka dengan gelisah. Aku juga khawatir karena saat itu aku berpikir bagaimana jika mereka datang terlambat, bagaimana penampilan kita, dan lain halnya. Namun, untungnya sekitar 2 menit sebelum tampil, kami dapat melihat mereka dari kejauhan. Dengan cepat aku melambaikan tangan ke arah nereka. Kami setidaknya merasa tidak terlalu gelisah lagi karena mereka telah kembali. Mereka juga lari dengan tergesa-gesa, tampaknya mereka bisa lihat kalau kami khawatir karena saat aku melihat matanya, salah satu dari mereka mengisyaratkan untuk tenang, kita bisa tampil dengan baik.

Menit selanjutnya penampilan pun dimulai. Kami melaksanakannya dengan usaha sebaik mungkin. Dan sesaat setelah kami tampil, aku dapat melihat wajah teman-teman yang lain terlihat senang sehingga kami tersenyum bersama. Kami memuji satu sama lain karena telah berusaha dengan baik. Selanjutnya kami langsung ikut barisan penonton untuk menikmati pertunjukkan lain dari siswa siswi sekolah kami. The truth is, aku merasa enjoy saat ikut melihat pertunjukkan di sekolah. Walaupun, yaa ada beberapa orang yang entah bagaimana merasa keren karena telah membuat orang lain kesal. Namun, bagimanapun juga, aku berpikir bahwa setidaknya aku bisa merasakan enjoy saat itu. Aku harap aku bisa merasakan lebih banyak kesenangan di hari-hari selanjutnya dan tentunya tanpa melupakan rasa syukur untuk hal itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun