Mohon tunggu...
R. Bindoeng
R. Bindoeng Mohon Tunggu... Seniman - Pembual

Seorang lelaki berpostur kecil. Banyak yang menjuluki dengan 'pria menjengkelkan'. Usil, suka menulis keusilan dengan puisi, prosa, cerpen, catatan dkk. Pegiat di Majelis Tobung Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada yang Belum Tersampaikan

21 Januari 2021   08:56 Diperbarui: 25 Januari 2023   18:56 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahir-ahir ini aku sering sakit. Dengan jenis yang berbeda-beda, kadang kepala terasa berat, kadang hanya gigil di tubuh yang dahsyat, kadang perih perut yang seperti diganjal dengan paku berkarat dan sakit lain yang initnya membuatku seakan sekarat. Namun ada waktu yang seperti menjadi obat, kala azan isya dikumandangkan olehmu, semua sakit di tubuh seperti permisi sebentar meninggalkan tubuh yang mereka sayangi ini. Maka Saat itu, dari mulutku tidak terdengar suara erangan, hati serasa damai dipeluk azan dari lisanmu yang merdu. 

Aku masih belum mengerti penyabab berbagai macam sakit yang sering menjenguk tubuhku. Ada yang bilang, ini bukan hal biasa yang lumrah terjadi. Ini semacam buah dari kebencian seseorang padaku, dengan teluh atau santet ia kirimkan padaku sebagai bentuk dendamnya. 

Ada yang bilang, ini ulah jin yang merasa tersakiti olehku, mungkin pernah tanpa sengaja jin itu terganggu dengan keberadaanku. Namun aku acuhkan, aku kembalikan saja pada Tuhan. Sebab aku hanyalah hamba, yang pada satu nikmat-Nya saja, syukurku belum sempurna. 

Juga ada alasan lain, yang bikin aku betah-betah saja bersama penyakit yang datang silih berganti, yaitu kebahagiaan menunggu suara azanmu, yang membuat aku candu. 

Maka tak ada yang mampu membujukku, untuk pulang sebentar, memeriksakan diri pada dokter atau orang pintar, sebagai ikhtiar dari kesembuhan. Sebab memang banyak kemungkinan yang bisa dijadikan faktor penyakit yang menimbunku. Bisa saja pola makan tidak beraturan. Atau mitos yang mungkin benar, bahwa di pesantren yang aku cintai ini, banyak penghuni berbeda alam.

Sudah setengah bulan, aku seperti ini. Namun entah kenapa, hari ini sangat berbeda. Serasa aku harus mengerang lebih keras, sebab rasa sakit yang makin mengganas. Banyak yang menggerumuniku. Aku kira mungkin hanya sebentar, namun hingga maghrib, rasa sakit tak mau hilang. Ahirnya pengurus pesantren memanggil orang pintar, dikira aku kesurupan. 

Padahal aku dalam kondisi sadar. Kulihat orang pintar itu sedang komat-komit, entah mantra apa yang ia baca, sepertinya tidak ada hasil untuk sakit yang menyiksaku. Ahirnya orang pintar itu bertanya pada salah satu kawanku, biasanya, hal apa yang membuat aku merasa mendingan. Kawanku bilang, suara azan. Azan isya. Orang pintar itu lanjut bertanya kepada salah satu kawanku yang kebetulan menjadi pengurus pesantren "Sejak kapan, ia seperti ini?"

"Sudah setengah bulan"

"Benar, dugaan saya" orang pintar itu lanjut bicara, aku hanya mengerang saja, sebab benar-benar sakit yang menggila. Kawanku penasaran bertanya,

"Kenpa pak, sakit apa kawan saya?"

"Ini efek mantra yang dibaca seseorang untuk mencelakainya, coba akan saya terwang siapa pemilik mantra itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun