Season 3 menceritakan Isak Valtersen dan pencarian identitas seksual serta mental illness. Dan terakhir season 4 menceritakan mengenai Sana Bakkoush serta bagaimana hidup sebagai seorang muslim di negara minoritas. Seluruh cerita di SKAM, dikemas secara ringan dan gampang untuk dimengerti. Memiliki alur cerita menarik, relatable, sedikit dark, namun penuh akan humor ala remaja yang membuat kita ikut tertawa. Selain itu, yang menambah point relatable dari SKAM dan para remakes-nya lagi adalah, bahwa mereka sangat aktif dalam membawa tradisi di negara mereka masing-masing menjadi salah satu plot penting di series mereka. Seperti contohnya tradisi Russ Buss di SKAM og.
Namun, semenjak season 2 dan puncaknya di season 3, SKAM semakin berjaya. Season 2 dan Season 3 sendiri tercatat memiliki penonton sebanyak 800.000 orang / episode. Bahkan saat sang Pangeran William dan Kate Middleton datang ke Norwegia pun, para pemain SKAM sampai diundang lho, saking populernya. Lantas mengapa para produser di negara lain sangat gigih membuat versi adaptasi dari SKAM? satu jawabannya permintaan pasar dan modal sedikit dengan untung banyak.Â
Seperti yang sudah dibahas diatas, SKAM memiliki fanbase yang besar di Eropa. Para remaja mengakui betapa relatable-nya SKAM dan hal ini membuat mereka ingin memiliki series versi negara-nya sendiri. Dan seperti yang sudah dibahas juga, pemilihan pemeran dan juga biaya kostum yang tidak terlalu besar membuat SKAM menjadi salah satu series berbiaya rendah tersukses yang pernah ada. Dilansir dari The Atlantic, biaya untuk membuat Season 2 dan Season 3 digabung adalah hanya sebesar 1,2 juta US Dollar.Â
Atau setara dengan 16.688.160.000 rupiah, jauh lebih sedikit dibanding biaya produksi series-series lain. Alasan inilah yang membuat para produser di negara lain pun tertarik untuk membuat SKAM versi mereka sendiri. Meskipun beberapa remakes sayangnya stuck di tengah jalan seperti SKAM NL dan SKAM Austin, namun ada beberapa remakes, yaitu SKAM France, wtFOCK dan Druck yang berhasil membuat season original milik mereka sendiri.
Lantas apakah SKAM sangat berkuasa sehingga pantas diadaptasi oleh banyak negara lain? Jujur sebagai seorang penikmat series ini menurut saya amat sangat pantas. Saya tidak tahu jawaban dari para ahli akan seperti apa, karena saya sendiri hanyalah seorang amatir. Namun sekarang ini mencari series remaja yang benar-benar diperankan oleh para remaja dengan cerita relatable amat sangat sulit untuk dicari. Saat ini, terutama series dari hollywood, banyak  yang lebih mengutamakan kepopuleran dari sang aktor dan aktrisnya.Â
Meskipun SKAMÂ dari segi jalan cerita sendiri tidak sempurna dan ada beberapa hal yang wajib dibenahi, namun series ini ampuh membawakan jalan cerita yang dapat kita temui sehari-hari tanpa dibumbui oleh 'dramatisasi'. Series ini juga menjadi bukti bahwa tidak semua cerita remaja harus melulu dikemas secara dark, over-dramatised dan penuh akan adegan panas. Series ini menjadi bukti bahwa media kita sudah terlalu tercemar akan kisah-kisah yang sedikit lebay dan kadang kita hanya membutuhkan suatu cerita fresh yang akan membuat kita berkata "gue juga dulu kayak gini.... gue dulu juga pernah ngalamin ini".