Apa itu SKAM? Mungkin bagi sebagian besar orang Indonesia dan Asia lainnya, masih belum terlalu familiar dengan apa itu SKAM. Tapi di Eropa sana, SKAM adalah sebuah series yang sangat digandrungi dan terkenal akan betapa relatable-nya storyline yang disuguhkan. SKAM adalah sebuah series asal Norwegia yang ditayangkan oleh channel NRK dari tahun 2015 - 2017 yang ceritanya digarap oleh Julie Andem.Â
Salah satu hal yang menjadikan SKAM sangat terkenal adalah karena series asal Norwegia ini memiliki format acara yang sangat unik dan terlihat sangat nyata. SKAM tidak memiliki jadwal tayang yang pasti, dan dalam 1 episode pun akan dibagi menjadi beberapa clip dan waktu tayang clip tersebut akan sama persis dengan waktu yang tertera di awal pembukaan setiap clip.Â
Meskipun terbilang sukses dan format acara seperti ini sangatlah unik, namun tidak semua orang senang akan hal ini. Ketidakpastian waktu tayang membuat para fans yang mayoritas adalah para remaja menjadi lebih sering mengecek handphone mereka. Hal ini membuat SKAM sedikit di komplain oleh para orang tua murid dan para guru di sekolah. Namun, tidak sedikit pula para orang dewasa yang justru ikut menyukai SKAM karena merasa kembali ke waktu mereka remaja dulu.
Contohnya, clip saat para karakter merayakan natal, hal itu juga kita rasakan di dunia nyata. Meskipun dikarenakan adanya pandemi di tahun 2020, sehingga SKAM Espana season 4 dan SKAM France season 6 haruslah membuat timelime mereka menjadi bergeser. Dan juga diakibatkan tayang di Netflix, SKAM Italia season 4 juga tidak bisa bertahan ke format acara seperti SKAM biasa, namun format penayangan ini ampuh untuk membuat penonton lebih merasa terikat dengan para karakternya.Â
Seperti saat SKAM Espana membuat sebuah event pesta reka ulang adegan yang ada di clip yang akan ditayangkan secara langsung, dimana para penggemar dapat ikut berpartisipasi dalam pesta tersebut. Salah satu aktris melakukan live secara langsung melalui Instagram karakternya, dimana waktu saat ia mengangkat ponselnya sama persis dengan saat karakternya mengangkat hp di dalam clip. Lucunya pula mengenai sosial media ini, ada beberapa orang yang menyangka bahwa Instagram para karakter ini adalah selebgram biasa lho. Bahkan salah satu karakter dari wtFOCK, Jens, pernah viral di tiktok dan orang-orang betul-betul cemburu dengan Jana, mantan pacar Jens.
Sehingga kita pun dapat mengikuti perkembangan cerita off-screen. Selain itu, kalau kalian perhatikan, para pemain di SKAM maupun di berbagai remakes-nya, jarang sekali menggunakan aktor yang sangat hit di negara masing-masing. Biasanya mereka lebih memilih untuk menggunakan aktor-aktris yang masih baru, atau bahkan model yang baru saja terjun ke dunia akting. Bahkan SKAM Austin dan Druck new gen menggelar open audition, dimana siapa saja boleh mengikuti audisi.Â
Hal ini selain tentu saja ehem! untuk menghemat biaya, namun juga bertujuan agar para penonton dapat lebih bersimpati dengan para karakter. Coba saja kalian menonton series yang pemeran utamanya Iqbaal CJR, pasti kalian akan merasa "ah! toh cuman film", sementara kalau kalian menonton series dengan para pemain yang betul-betul mewakilkan diri kalian pasti kita akan bisa lebih bersimpati.Â
Selain itu, untuk membuat para karakter lebih dapat menjiwai peran mereka, beberapa pakaian yang mereka pakai adalah pakaian pribadi milik sang aktor-aktris. Walaupun terkesan pelit, namun hal ini ampuh untuk membuat para aktor dan aktris lebih nyaman dan membuat para penonton lebih tidak merasa awkward dengan penampilan mereka.
Season 3 menceritakan Isak Valtersen dan pencarian identitas seksual serta mental illness. Dan terakhir season 4 menceritakan mengenai Sana Bakkoush serta bagaimana hidup sebagai seorang muslim di negara minoritas. Seluruh cerita di SKAM, dikemas secara ringan dan gampang untuk dimengerti. Memiliki alur cerita menarik, relatable, sedikit dark, namun penuh akan humor ala remaja yang membuat kita ikut tertawa. Selain itu, yang menambah point relatable dari SKAM dan para remakes-nya lagi adalah, bahwa mereka sangat aktif dalam membawa tradisi di negara mereka masing-masing menjadi salah satu plot penting di series mereka. Seperti contohnya tradisi Russ Buss di SKAM og.
Namun, semenjak season 2 dan puncaknya di season 3, SKAM semakin berjaya. Season 2 dan Season 3 sendiri tercatat memiliki penonton sebanyak 800.000 orang / episode. Bahkan saat sang Pangeran William dan Kate Middleton datang ke Norwegia pun, para pemain SKAM sampai diundang lho, saking populernya. Lantas mengapa para produser di negara lain sangat gigih membuat versi adaptasi dari SKAM? satu jawabannya permintaan pasar dan modal sedikit dengan untung banyak.Â
Seperti yang sudah dibahas diatas, SKAM memiliki fanbase yang besar di Eropa. Para remaja mengakui betapa relatable-nya SKAM dan hal ini membuat mereka ingin memiliki series versi negara-nya sendiri. Dan seperti yang sudah dibahas juga, pemilihan pemeran dan juga biaya kostum yang tidak terlalu besar membuat SKAM menjadi salah satu series berbiaya rendah tersukses yang pernah ada. Dilansir dari The Atlantic, biaya untuk membuat Season 2 dan Season 3 digabung adalah hanya sebesar 1,2 juta US Dollar.Â
Atau setara dengan 16.688.160.000 rupiah, jauh lebih sedikit dibanding biaya produksi series-series lain. Alasan inilah yang membuat para produser di negara lain pun tertarik untuk membuat SKAM versi mereka sendiri. Meskipun beberapa remakes sayangnya stuck di tengah jalan seperti SKAM NL dan SKAM Austin, namun ada beberapa remakes, yaitu SKAM France, wtFOCK dan Druck yang berhasil membuat season original milik mereka sendiri.
Lantas apakah SKAM sangat berkuasa sehingga pantas diadaptasi oleh banyak negara lain? Jujur sebagai seorang penikmat series ini menurut saya amat sangat pantas. Saya tidak tahu jawaban dari para ahli akan seperti apa, karena saya sendiri hanyalah seorang amatir. Namun sekarang ini mencari series remaja yang benar-benar diperankan oleh para remaja dengan cerita relatable amat sangat sulit untuk dicari. Saat ini, terutama series dari hollywood, banyak  yang lebih mengutamakan kepopuleran dari sang aktor dan aktrisnya.Â
Meskipun SKAMÂ dari segi jalan cerita sendiri tidak sempurna dan ada beberapa hal yang wajib dibenahi, namun series ini ampuh membawakan jalan cerita yang dapat kita temui sehari-hari tanpa dibumbui oleh 'dramatisasi'. Series ini juga menjadi bukti bahwa tidak semua cerita remaja harus melulu dikemas secara dark, over-dramatised dan penuh akan adegan panas. Series ini menjadi bukti bahwa media kita sudah terlalu tercemar akan kisah-kisah yang sedikit lebay dan kadang kita hanya membutuhkan suatu cerita fresh yang akan membuat kita berkata "gue juga dulu kayak gini.... gue dulu juga pernah ngalamin ini".