Mohon tunggu...
ghaitsaamalia
ghaitsaamalia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hai semuanyaaa, selamat membacaaa!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Karakter Diri di Dunia Digital

9 Mei 2025   09:45 Diperbarui: 9 Mei 2025   09:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai Generasi muda yang separuh atau mungkin hampir setiap kegiatannya menggunakan media sosial, ada 4 landasan saya menggunakan media sosial yaitu, landasan filosofis, landasan psikologis, dan juga landasan edukatif.

1. Landasan Filosofis

Landasan pertama saya menggunakan media sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar saya sebagai makhluk sosial. Menurut filsuf Aristoteles, manusia disebut zoon politikon, yaitu makhluk yang hanya bisa berkembang secara utuh jika hidup bersama dan berinteraksi dalam Masyarakat. Di masa kini media sosial dapat menjadi saran untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ditambah fitur fitur yang dibuat menjadi terasa lebih interaktif. Melalui media sosial, saya bisa menyampaikan pendapat, berbagi cerita, dan berinteraksi tanpa dibatasi jarak atau waktu. Penggunaan media sosial juga mengandung nilai-nilai penting seperti kebebasan berbicara, namun tetap berusaha untuk tidak melanggar etika dalam berkomunikasi di dunia digital.

2. Landasan Psikologis

Teori Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow pada tahun 1943 menyebutkan bahwa setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan berusaha mencari cara untuk memenuhi kebutuhan sosial nya seperti rasa kasih sayang, lalu penghargaan atau penerimaan terhadap diri sendiri lalu akhirnya adalah aktualisasi diri. Saya menggunakan media sosial dengan adanya keinginan untuk diakui, dihargai, berinteraksi, dan mengekspresikan diri. Dalam psikologi, manusia memiliki motivasi dasar untuk membentuk hubungan sosial dan mendapatkan respons dari lingkungannya. Media sosial menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Saat saya mengunggah foto, membagikan cerita, atau menulis pendapat, itu adalah bentuk ekspresi diri dan usaha untuk mendapatkan perhatian, dukungan, atau validasi sosial. Jumlah suka, komentar, dan jumlah pengikut sering kali memberi pengaruh psikologis, karena itu dianggap sebagai bentuk penerimaan dari orang lain. Mungkin  bagi beberapa orang media sosial juga dianggap dapat memberikan rasa keterhubungan dan mengurangi rasa kesepian karena sifatnya yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, namun hal ini juga dapat berpengaruh negatif jika digunakan secara berlebihan.

3. Landasan Edukatif

Sebagai pelajar yang masih duduk di bangku perguruan tinggi, saya menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari dan memperoleh informasi. Media sosial saat ini bukan hanya tempat berbagi hiburan, tetapi juga sebagai ruang belajar yang luas dan terbuka. Banyak akun atau platform yang menyediakan konten edukatif dalam bentuk video pendek, infografis, hingga diskusi daring, yang mudah diakses dan menarik secara visual. Namun, saya juga sadar bahwa tidak semua informasi di media sosial dapat dipercaya. Banyak konten yang ternyata tidak valid, bersifat provokatif, atau bahkan merupakan bentuk media play yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting yang sedang terjadi. Pengalaman ini justru menjadi pelajaran berharga bagi saya, bahwa sebagai pelajar, saya tidak bisa menerima informasi secara mentah. Saya harus berusaha lagi untuk menerapkan sikap kritis, memverifikasi kebenaran informasi melalui berbagai sumber yang kredibel, dan belajar membedakan antara fakta dan opini. Dengan ini, saya juga menggunakan media sosial sebagai proses pembentukan karakter dan kecakapan intelektual saya di era digital.

Menurut saya, media sosial merupakan alat yang sangat kuat dan dapat membawa dampak positif maupun negatif, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Sebagai generasi muda, saya dan kalian punya peran penting untuk menjadikan media sosial sebagai ruang yang sehat, edukatif, dan membangun. Karena itu, penting bagi kita semua untuk tidak hanya menjadi pengguna yang aktif, tetapi juga cerdas, kritis, dan beretika dalam setiap aktivitas digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun