Mohon tunggu...
Geyonk
Geyonk Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga 62

Photomood, Saya dan kopi hitam .:: IG::.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cahaya dan Warna Sebuah Cerita (Bagian Akhir)

3 Juni 2018   22:27 Diperbarui: 3 Juni 2018   23:01 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyum dung (dokpri)
Senyum dung (dokpri)
Benda reflektif, kalo kata teman saya harus pintar-pintar memilih angle. Penjelasan sederhananya karena benda ini akan memantulkan kembali seluruh cahaya yang datang dan bayangan akan muncul rentan bocor. Pertama kali saya bingung akan penjelasan seperti itu, kemudian pelan-pelan paham setelah mencoba sendiri beberapa saat bisa memahaminya, walaupun belum bisa membahasakannya kembali.

Kaca (dokpri)
Kaca (dokpri)
Ilustrasinya (dokpri)
Ilustrasinya (dokpri)
Gambar diatas adalah contoh bagaimana sifat suatu obyek yang sangat reflektif, seberapapun intensitas cahaya yang kita berikan untuk menerangi obyek, akan dipantulkan kembali seluruhnya, seperti foto kaca bagian kiri atas, saat pinggir cermin hampir over exposure kelebihan cahaya, permukaan cerminnya tetap hitam. 

Sebenarnya penjelasan yang paling mudah dipahami ketika membaca hukum fisika, sinar datang sudutnya sama besar dengan sinar pantul. Berarti kita tinggal mengeser kamera/sumber cahaya agar dapat sudut yang sama(foto cermin kanan).

Benda transparan, untuk ini biasanya kita harus menempatkan cahaya utama(main light) berada pada belakang obyek, selebihnya sumber cahaya lainnya sebagai fill light.

(dokpri)
(dokpri)
transparan (dokpri)
transparan (dokpri)
Itu semua hanya teori semata, untuk bisa mencapai 'next level' kita harus mencoba sesuatu yang kemudian bisa diabadikan. Karena teori, dan kenyataan mungkin berada situasi yang berbeda 180 derajat, bagaikan bumi langit. Misalnya  menonton teknik fotografi di youtube tentang pencahayaan produk yang ideal membutuhkan 3 titik dengan modifier octabox, butuh macro lens dan full frame kamera. Maka kita terpaksa harus memutar otak karena yang kita miliki hanya crop kamera, lensa plastik, dan flash non TTL.

Satu flash (dokpri)
Satu flash (dokpri)
BTSnya (dokpri)
BTSnya (dokpri)
Ilustrasinya (dokpri)
Ilustrasinya (dokpri)
Karena itu kita harus rajin berlatih, melatih fungsi otak untuk menyusun cahaya dan pencahayaan, serta melatih mata untuk melihat cahaya.

Fireball (dokpri)
Fireball (dokpri)
Ilustasi foto ini saya buat untuk fireball malware sebenarnya, BTSnya simpel banget.

Satu flash tutup dengan tumblr warna oranye (dokpri)
Satu flash tutup dengan tumblr warna oranye (dokpri)
Walaupun flash itu katanya membekukan gerak, kita juga wajib memutuskan saat yang tepat untuk menekan tombol shutter.

Ikan Cupang (dokpri)
Ikan Cupang (dokpri)
Ada kalanya kita juga ingin mempertahankan ambient light.

to much love will kill you (dokpri)
to much love will kill you (dokpri)
Keep ambient light (dokpri)
Keep ambient light (dokpri)
Atau kita ingin mempertahankan detail dengan back light.

Kenapa menangis (dokpri)
Kenapa menangis (dokpri)
Dan menyadari kenyataan bahwa sering kali obyek itu terdiri dari gabungan netral, reflektif dan transparan yang harus kita akali hanya dengan satu sumber cahaya buatan atau  dicampur cahaya apa adanya/adanya apa(avalaible light).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun