Mohon tunggu...
Geno
Geno Mohon Tunggu... Pengembara Cerita

Seorang pejalan biasa di lorong-lorong kata, peramu makna dari serpihan realitas. Aku bukan siapa-siapa, hanya seorang yang mencatat detik-detik kehidupan. Kata-kata adalah perahuku, menyeberangi arus waktu, menelusuri riak-riak kisah yang sering terlewatkan. Aku menulis bukan untuk dikenang, tetapi agar ingatan tidak lenyap begitu saja bersama senja. Dari kota kecil, aku mengamati dunia. Dari hal-hal sepele, aku belajar memahami yang besar. Aku percaya, setiap cerita layak didengar, dan setiap detak jantung kehidupan punya artinya sendiri. Bukan penguasa kata, bukan juga penyair megah. Hanya orang biasa yang menemukan kebebasan dalam merangkai kalimat, mengukir jejak dalam sunyi, berharap ada yang membaca dan merasa tidak sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pelajaran dari Patah Hati

22 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 4 April 2025   05:51 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi Penulis

Konon katanya setiap pria akan mengalami patah hati yang akan mengubah cara ia memandang cinta selanjutnya. Dalam perjalanan ini bersamanya telah membawa saya pada sebuah titik dimana sebuah rasa sayang, tulus, dan setia bukanlah hal yang cukup untuk mempertahankan suatu hubungan.

Berbicara perihal perpisahan? apakah kamu tau bagaimana rasanya hidup setelah kehilangan seseorang yang pernah terpikirkan akan terus bersama? bahkan namanya sudah ada didalam list orang yang akan engkau ajak berbahagia kelak di masa depan yang mendatang. saya tidak pernah marah tentang bagaimana dia di hari itu bersikap keras kepada saya, tetapi saya hanya menyesal apa yang ia putuskan dihari itu. kamu pikir cinta tulus itu datang berapa kali dalam kehidupan?? saya tidak pernah menyesali hubungan yang telah usai, tetapi saya harap kamu tidak akan merasakan luka yang sama dengan saya, tetapi saya menyadari satu hal yaitu berakhir nya hubungan ini adalah keinginan mu. tentu saja kamu tidak memikirkan perasaan saya, akan tetapi sudah sepantasnya kamu berhak untuk berbahagia dan carilah kebahagiaan mu itu yang tidak ada didalam jiwa saya yang telah usang ini dan saya harap kamu mendapatkan nya dengan sepantasnya.


By: Gevan Naufal

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun