Mohon tunggu...
Gesty EmiliaGuyen
Gesty EmiliaGuyen Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi Universitas Gunadarma Jurusan Ilmu Komunikasi nyambi jualan kuliner:)

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Persaingan: Pemilik Warung Kopi Harus Memutar Otak supaya Tidak Kehilangan Pelanggan

29 November 2020   18:12 Diperbarui: 11 Desember 2020   18:52 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semakin banyaknya bisnis atau usaha kafe menjual kopi yang berdiri dalam beberapa waktu terakhir tentu membuat  persaingan dalam bisnis ini sangat ketat. Hampir di setiap sudut kota bahkan di pinggiran gang sempit tersedia kedai-kedai mulai dari yang berukuran besar sampai ukuran kecil.

Hal ini semakin meningkatkan keyakinan tak terbantahkan bahwa peluang berbisnis di dunia kuliner termasuk kafe seakan tidak pernah mati dan akan terus berkembang sebagai bisnis yang menjanjikan.

Minum kopi tidak hanya disukai kalangan tua, namun seakan menjadi tren bagi kawula muda, maka tidaklah mengherankan bisnis kafe yang banyak ini juga telah memunculkan pelanggan yang mempengaruhi pada kalangan anak muda.

Melihat perkembangan tingkat konsumsi tersebut dan maraknya bisnis kafe yang berkembang, sangat jelas akan memberikan sisi positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya dari sisi konsumsi, penciptaan lapangan kerja, penerimaan pajak, maupun munculnya entrepreneur-entrepreneur baru. 

Apalagi perlu dicatat bahwa bisnis usaha kopi ini tidak tidak memerlukan modal usaha yang besar, namun keuntungan yang lumayan menjanjikan, dan tentu optimisme tingkat konsumsi kopi penduduk per kapita juga terus mengalami peningkatan.

Namun, kemunculan kafe yang menawarkan konsep kekinian membuat desakan bagi pengelola warkop-warkop tradisional. Tidak dapat dipungkiri walaupun segmen pasarnya berbeda namun, dengan munculnya usaha kafe modern secara perlahan membuat usaha warkop semakin kehilangan pelanggan,

Apalagi ditambahnya masa pandemi seperti ini, menghadapi ini semua memang tidak mudah. Berbagai cara dicari untuk dilakukan, setidaknya supaya bisa memenuhi kebutuhan, serta usahanya tidak sampai gulung tikar.

Seperti yang dialami Geranio (25), pemilik warung kopi Sriwedari di Jl. Cilangkap rt 002 rw 5 no 58r Cilangkap Cipayung Jakarta Timur. Sejak banyaknya kafe yang menjadi pesaingnya, Geranio harus memutar otak supaya tidak kehilangan penghasilan.

Salah satu yang dilakukan adalah memberikan tempat senyaman mungkin dan menyediakan fasilitas yang terbaik. Seperti menyewa tempat yang lebih besar, ada meja dan kursi yang nyaman sampai disediakannya fasilitas Kipas Angin, Televisi dan  wifi sehingga pelanggan betah berlama-lama di warung kopinya dan merasa nongkrong di kafe namun harga tetap warkop.

"Akhirnya saya memutuskan untuk sewa tempat ini, yang lebih besar dari sebelumnya, saya juga menambahkan meja dan kursi. Biasanya warkop hanya disediakan kursi panjang aja gitu kan. Ini supaya lebih nyaman saya tambahkan meja sendiri-sendiri. Warkop ini juga ada beberapa fasilitas seperti TV dan Wifi. Karna udara Jakarta panas, saya sediakan kipas angina juga. Yaa pokoknya buat senyaman mungkin dan berasa nongkrong di kafe tapi harga warkop gitu" urai Geranio.

Ia menuturkan, sebelumnya omset dari warkop menurun. Yang awalnya menginjak jutaan, pada saat itu hanya ratusan. Namun setelah diubahnya konsep warkopnya, bisa memperoleh omset yang lebih besar.

"Ya dengan cara-cara seperti ini Alhamdulillah tidak sampai gulung tikar. Semoga bisa bertahan dan bisa buka cabang bismillah" harapnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun