Mohon tunggu...
Gerrard Ananta Damanik
Gerrard Ananta Damanik Mohon Tunggu... belum bekerja

hobi yang saya miliki adalah berenang, menggambar, menulis blog , membuat video

Selanjutnya

Tutup

Healthy

HIV/AIDS Yang meningkat di indonesia

10 Februari 2025   09:56 Diperbarui: 10 Februari 2025   09:56 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

BAB 1
LATAR BELAKANG .

 

Pada perubahan zaman yang terus berkembangan banyak kalangan remaja berumur 15-25 tahun banyak yang terkena penyakit HIV/AIDS . Human immunodeficiency virus (HIV) adalah viris yang menyebabkan penyakit acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) . HIV Menyerang sistem kekebalan tubuh dan merusak bagian dari sistem , yaitu sel darah putih disebut T lymphocyte atau T cell atau dalam bahasa Indonesia adalah sel limfosit.

Menurut data komisi penannggulangan AIDS (KPA) Nasional menunjukan tahun 1987 penderita  AIDS di Indonesia  masih lima kasus dalam rentang waktu 10 tahun, bertambah menjadi 44 kasus. Tetapi sejak 2007 kasus AIDS meningkat melojak menjadi 2.947 kasus dan meningkat hingga delapan kali lipat, menjadi 17.699 kasus. Jumlah tersebut yang meninggal dunia mencapai 3.586 orang.

Kasus HIV/AIDS di Indonesia bagaikan fenomena gunung es. Jumlah penderita yang melapor hanyalah sebagian kecil dari kasus sesungguhnya terjadi Ada kasus  HIV/AIDS di Indonesia sebenrnya sudah mencapai  270.000 pendeerita.

Faktanya bahwah papua tidak lagi menjadi provinsi memiliki jumlah kasus HIV/AIDS paling banyak, walaupun prevalansi per penduduk masih yang tertinggi. Justru di jawa barat jumlah kasus penderita HIV/AIDS menduduki peringkat pertama. Jawa barat mencapai 3.213, kasus, disusul  DKI Jakarta 2.810 kasus ,jawa timur 2.753 kasus, kemudian keempat papua dengan  2.605 kasus.

BAB 2
Pengertian dan gejala , cara mengindentifikasi dan cara pengobatan  terhadap HIV dan AIDS.

HIV(Human immunodeficiency virus) dan AIDS (Acquried immunodeficiency syndrome) merupakan gangguan kemampuan tubuh melawan infeksi atau kondisi tubuh sangat lemah akibat terinfeksi HIV.

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan sedangkan AIDS adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh sangat lemah akibat terinfeksi HIV.

Gejala-gejala HIV dan AIDS  memiliki  3 tahapan atau 3 jenis virus HIV.


HIV-1 : jenis HIV INI yang paling umum di seluruh dunia bertanggung jawab atas mayoritas kasus. , lebih menular dibandingkan HIV -2 DAN menyebabkan perkembangan penyakit yang lebih cepat. , terdiri dari subtype atau klad seperti subtype A,B,C dan D  yang memiliki distribusi geografis berbeda

HIV-2 : lebih banyak ditemukan di Afrika Barat. , penyebaran lebih lambat dibandingkan HIV-1 sehingga resiko penularannya lebih rendah. , gejala dan perkembangan penyakit pada HIV-2 Cenderung lebih lambat, tetap berkembang menjadi AIDS Jika tidak diobati

Karakteristik Tambahan HIV-1 dan HIV-2 adalah
genetik : HIV-1 dan HIV-2 secara genetic sekitar 55persen
respon terhadap obat : HIV-2 kurang responsive terhadap beberapa jenis ARV Tertentu sehingga pengobatannya membutuhkan penyesiaian khusus
deteksi : tes dianostik modern biasanya dapat mendeteksi kedua jenis virus tetapi penting untuk memastikan metodee pengujian mencakup HIV-2 terutama di wilayah endemik

Faktor-faktor  Risiko HIV dan AIDS.


kelompok orang yang lebih sering berisiko terinfeksi antara lain.
mereka yang sering membuat tato atau melakukan tindik , orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain,, penggunaan narkotika suntik, orang yang berhubungan intim dengan  pengguna narkotika suntik, kurangnya pengetahuan dan kesadaran , banyak individu, terutama didaerah pedesaan masih kurang pengetahuan tentang HIV dan cara menularnya,akses terbatas ke layanan kesehatan dan penggunaan narkoba

Gejala-gejala HIV-AIDS tergantung dengan orang tersebut terinfeksi.


Tahap pertama: tidak menimbulkan gejala selama beberapa tahun , Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan. , Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan   kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.

Tahap kedua : umumnya tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama beberapa tahun, virus sudah menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh, penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain, berlangsung hingga 10 tahun lebih.

Tahap ketiga : daya tahan pengidap rentan,mudah sakit ,dan akan berlanjut menjadi AIDS, Deman terus-menerus lebhi dari sepuluh hari, merasa lelah setiap saat , sulit bernapas, diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama , terjadi infeksi pada tenggorokan, mulut dan vagina , timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang , hilang nafsu makan sehingga berat badan turun drastic

Dianosis HIV dan AIDS dilakukan Agar dapat memastikan seseorang tersebut mengidap HIV atau tidak
hal-hal yang dilakukan sebagai langkaoh diagnosis adalah dengan mengambil sample darah atau urine pengidap untuk diteliti dilabratorium.

Jenis pemeriksaan untuk mendeteks HIV antara lain adalah :


Tes antibodi : Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV,Tes antibodi biasanya membutuhkan waktu 3--12 minggu setelah infeksi untuk mencapai kadar yang cukup tinggi sehingga dapat terdeteksi,Meski akurat, tes ini tidak bisa mendeteksi infeksi HIV secara langsung setelah terpapar.

Tes antigen: Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi protein spesifik yang merupakan bagian dari virus HIV, yaitu p24,Tes antigen dapat dilakukan 2--6 minggu setelah seseorang dicurigai terinfeksi HIV, Jika hasil skrining menunjukkan infeksi HIV (HIV positif), pengidap akan menjalani tes lanjutan. Tujuannya adalah untuk memastikan hasil skrining, mengetahui tahap infeksi, serta menentukan metode pengobatan yang tepat.

Hitung jumlah sel CD4: CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang HIV hancurkan, Jumlah CD4 normal berada dalam rentang 500--1400 sel per milimeter kubik darah. AIDS terjadi jika hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.

Pemeriksaan viral load ( HIV RNA) : Bertujuan untuk menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri, Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani, Sedangkan jumlah RNA yang berada di bawah 10.000 kopi per mililiter darah, menunjukan perkembangan virus yang tidak terlalu cepat, tetapi kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetap terjadi.

Tes resitensi ( kekebalan) : Pemeriksaan ini bisa kamu lakukan untuk menentukan obat anti HIV jenis apa yang tepat bagi pengidap. Ini karena beberapa pengidap memiliki resistensi terhadap obat tertentu.

Komplikasi yang terjadi saat menderita HIV dan AIDS.

Pneumocystis pneumonia (PCP) : infeksi jamur PCP dapat menyebabkn pneumonia parah.

Kandidisis ( sariawan) : Kandidiasis adalah komplikasi dari HIV yang dapat menyebabkan peradangan dan memicu pertumbuhan lapisan putih tebal di mulut, lidah, kerongkongan atau vagina.

Tuberculosis (TB) : tuberculosis adalah infeksi oportunistik umum yang terkait dengan HIV di seluruh dunia, TB adalah penyebab utama kematian diantara orang-orang dengan AIDS

Penyakit ginjal : nefropati terkait HIV adalah peradangan pada filter di ginjal yang menghilangkan kelebihan cairan dari darah untuk kemudian tubuh teruskan ke urine.

Penyakit hati :  penyakit hati juga merupakan komplikasi utama dari HIV/AIDS.

Kanker terkait HPV: kanker yang terjadi akibat infeksi humen papillomavirus (HPV) dan bisa terjadi pada anul,mulut dan serviks

Sindrom wasting: HIV/AIDSyang tidak kamu obati dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, sering disertai dengan diare, kelemahan kronis dan demam.

Komplikasi neurlogis : HIV/AIDS dapat menyebabkan gejala neurologis seperti kebingungan, pelupa, depresi, kecemasan dan kesulitan berjalan.Gangguan neurokognitif terkait HIV/AIDS berkisar dari gejala ringan perubahan perilaku dan penurunan fungsi mental hingga demensia parah yang menyebabkan kelemahan dan ketidakmampuan untuk berfungsi.

Pengobatan untuk penderita HIV dan AIDS.
ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutukan virus HIV untuk mengadakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 bisa kamu lakukan tiap 3--6 bulan.Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu bisa kamu lanjutkan tiap 3--4 bulan selama masa pengobatan.Agar perkembangan virus dapat terkendali, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan kamu tunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penting bagi pengidap untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pengidap.Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap juga memengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai dengan kondisi pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.

BAB 3
Pencegahan terhadap HIV dan AIDS.

Cara mencegah HIV/AIDS.
Infeksi pada HIV/AIDS ini cukup rentan terjadi karena dapat menular dengan mudah melalui kontak langsung cairan tubuh penderitanya seperti  darah, sperma, cairan vagina, cairan anus dan asi 


beberapa cara-cara untuk mencegah HIV/AIDS Untuk menghindari risiko terinfeksi
- melakukan hubungan seksual yang aman : Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman. Setiap orang disarankan untuk melakukan hubungan seksual menggunakan kondom sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.

- menghindari penggunaan alat pribadi secara bersamaan orang lain :
Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan bersama dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko penularan berbagai penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak diketahui riwayat penyakitnya.

- menghindari penggunaan jarum suntik bersama :penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi penularan HIV/AIDS. Karena jarum suntik yang disempat digunakan orang lain akan menyisakan darah.


- melalkukan sunat untuk pria : salah satu cara yang dapat kita cegah dari HIV adalah sunat untuk pria sunat sendiri bertujuan menjaga kebersihan alat kelamin pria. Resiko pria yang terkena HIV/AIDS menjadi 50-60%.

- menghindari penggunaan obat-obatan  terlarang : penggunaan obat-obatan terlarang dapat memicu seseorang  untuk bertindak kompulsif dan sulit mengontrol tindakannya. Jika tidak mampu mengontrol tindakanya dapat menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan resiko, seperti hubungan seksual  yang tidak aman yang berpotensi menularkaan HIV/AIDS.


- penggunaan antiretroviral (ARV): ibu hamil yang menderita HIV/AIDS rutin mengomsumsi antretrovil atau ARV diketahui dapat mencegah penularan kepada bayinya.


- rutin melakukan skrining HIV: skrining HIV dapat membantu mencegah HIV/AIDS penting dilakukan  untuk seseorang yang sudah aktif secara seksual sangat disarankan unuk skrining HIV setidaknya 6 bulan sekali.

Bab 4
kesimpulan.

Dampak dari meningkatnya kasus HIV dan AIDS Tidak hanya seseorang yang terinfeksi tetapi semua masyarakat secara keseluruhan
Kesehatan Masyarakat

Meningkatnya angka infeksi HIV dan AIDS dapat membebani sistem kesehatan, mengurangi produktivitas tenaga kerja, dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan.Stigma dan Diskriminasi.Orang yang hidup dengan HIV sering kali mengalami stigma dan diskriminasi, yang dapat mengarah pada isolasi sosial dan masalah kesehatan mental danDampak Ekonomi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun