Sindrom wasting: HIV/AIDSyang tidak kamu obati dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, sering disertai dengan diare, kelemahan kronis dan demam.
Komplikasi neurlogis : HIV/AIDS dapat menyebabkan gejala neurologis seperti kebingungan, pelupa, depresi, kecemasan dan kesulitan berjalan.Gangguan neurokognitif terkait HIV/AIDS berkisar dari gejala ringan perubahan perilaku dan penurunan fungsi mental hingga demensia parah yang menyebabkan kelemahan dan ketidakmampuan untuk berfungsi.
Pengobatan untuk penderita HIV dan AIDS.
ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutukan virus HIV untuk mengadakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 bisa kamu lakukan tiap 3--6 bulan.Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu bisa kamu lanjutkan tiap 3--4 bulan selama masa pengobatan.Agar perkembangan virus dapat terkendali, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan kamu tunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh. Selain itu, penting bagi pengidap untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Konsumsi obat yang terlewat hanya akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pengidap.Segera minum obat jika jadwal konsumsi obat pengidap dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun jika dosis yang terlewat cukup banyak, segera bicarakan dengan dokter. Kondisi pengidap juga memengaruhi resep atau dosis yang sesuai. Dokter juga dapat menggantinya sesuai dengan kondisi pengidap. Selain itu, pengidap juga boleh untuk mengonsumsi lebih dari 1 obat ARV dalam sehari.
BAB 3
Pencegahan terhadap HIV dan AIDS.
Cara mencegah HIV/AIDS.
Infeksi pada HIV/AIDS ini cukup rentan terjadi karena dapat menular dengan mudah melalui kontak langsung cairan tubuh penderitanya seperti  darah, sperma, cairan vagina, cairan anus dan asiÂ
beberapa cara-cara untuk mencegah HIV/AIDS Untuk menghindari risiko terinfeksi
- melakukan hubungan seksual yang aman : Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan melakukan hubungan seksual yang aman. Setiap orang disarankan untuk melakukan hubungan seksual menggunakan kondom sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
- menghindari penggunaan alat pribadi secara bersamaan orang lain :
Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan bersama dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko penularan berbagai penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak diketahui riwayat penyakitnya.
- menghindari penggunaan jarum suntik bersama :penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi penularan HIV/AIDS. Karena jarum suntik yang disempat digunakan orang lain akan menyisakan darah.
- melalkukan sunat untuk pria : salah satu cara yang dapat kita cegah dari HIV adalah sunat untuk pria sunat sendiri bertujuan menjaga kebersihan alat kelamin pria. Resiko pria yang terkena HIV/AIDS menjadi 50-60%.
- menghindari penggunaan obat-obatan  terlarang : penggunaan obat-obatan terlarang dapat memicu seseorang  untuk bertindak kompulsif dan sulit mengontrol tindakannya. Jika tidak mampu mengontrol tindakanya dapat menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan resiko, seperti hubungan seksual  yang tidak aman yang berpotensi menularkaan HIV/AIDS.
- penggunaan antiretroviral (ARV): ibu hamil yang menderita HIV/AIDS rutin mengomsumsi antretrovil atau ARV diketahui dapat mencegah penularan kepada bayinya.