Kuambil sisa-sisa nafas disekitarku, meskipun terasa sesak oleh karena kerja otak yang terlalu berlebihan.
Ada yang hilang dalam semalam, yang membawa keluar masuk pintu sadar ku.Â
Kelelahan dan melelapkan, hingga lupa menelanjangi tubuh dan membasuhnya dengan air mata ibu.
Ku ceritakan tentang mimpi yang telah curi kendali dan membawaku ke dalam lembah peradaban kelam.Â
Ragaku mengambil tubuh untuk semalam, lalu aku hanya bisa pasrah.
Menyaksikan sisi gelapku oleh kerja otak, tanpa dapat berkata-kata.Â
Aku berontak pada diriku, meski aku telah ditawan di dalam tubuh ku sendiri.Â
Aku tak dapat menutup mata satu kalipun, diriku memaksa ku untuk menyaksikan kekejian yang dia lakukan.Â
Ingin aku berontak dengan mulut yang sudah aku kunci rapat.Â
Telinga juga ikut menjadi antagonis, bisikan jahat sengaja ia mendengarkan.
Tak ada yang bisa kuperbuat, ku hanya bisa pasrah menunggu hingga waktu membangunkan pagi.