Mohon tunggu...
Georgy Banny Rizky Wasiat
Georgy Banny Rizky Wasiat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komputer / Informatika Universitas Diponegoro

Mahasiswa Informatika di Universitas Diponegoro dengan fokus pada Pembelajaran Mesin, Penambangan Data, dan Ilmu Data. Saya memiliki ketertarikan yang kuat pada Pengolahan Bahasa Alami dan matematika terapan, termasuk Aljabar Linier, Kalkulus, Teori Probabilitas, dan Struktur Diskrit. Antusias dalam menggabungkan teori dan praktik untuk menghasilkan solusi data yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Pemilu di Indonesia Belum Online?

1 Februari 2024   11:19 Diperbarui: 1 Februari 2024   11:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan pesta demokrasi yang diadakan secara periodik di Indonesia. Seiring berkembangnya teknologi informasi, banyak pihak yang mempertanyakan mengapa Indonesia belum menerapkan sistem pemilu online. Terdapat beberapa alasan penting yang mendasari pertanyaan ini, mulai dari aspek keamanan, infrastruktur, hingga kesadaran masyarakat.

Aspek Keamanan
Keamanan menjadi salah satu tantangan utama dalam penerapan pemilu online. Risiko serangan siber seperti peretasan dan manipulasi data dapat mengancam integritas hasil pemilu. Mengingat pentingnya pemilu dalam menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan negara, menjaga keamanan data dan proses pemilu adalah prioritas utama. Belum adanya sistem keamanan yang terbukti ampuh untuk menghindari risiko tersebut membuat Indonesia berhati-hati dalam menerapkan pemilu online.

Infrastruktur Teknologi Informasi
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang sangat luas, memiliki tantangan tersendiri dalam menyediakan akses internet yang merata di seluruh wilayah. Meskipun penetrasi internet di kota-kota besar sudah cukup tinggi, masih terdapat banyak daerah terpencil yang belum terjangkau oleh layanan internet. Ini berarti bahwa jika pemilu online diterapkan, masih banyak warga negara yang tidak akan dapat berpartisipasi karena terkendala akses internet.

Literasi Digital dan Kesadaran Masyarakat
Literasi digital masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, khususnya di daerah-daerah terpencil. Banyak warga yang belum memahami cara menggunakan teknologi informasi secara aman dan bertanggung jawab. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan masalah dalam proses pemilu online, mulai dari kesulitan dalam menggunakan sistem hingga kerentanan terhadap penipuan online. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi dan keamanan online juga masih perlu ditingkatkan.

Regulasi dan Kesiapan Institusi
Penerapan pemilu online membutuhkan regulasi yang jelas dan kuat untuk mengatur seluruh aspek teknis dan non-teknis. Saat ini, Indonesia masih membutuhkan waktu untuk menyiapkan regulasi yang komprehensif serta institusi yang memiliki kapabilitas untuk mengelola pemilu online. Penyiapan regulasi ini tidak hanya terkait dengan teknis pemungutan suara, tapi juga pengamanan data, penanganan pelanggaran, dan penyelesaian sengketa.

Kesimpulan

Penerapan sistem pemilu online di Indonesia memang terdengar menjanjikan, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi dan memudahkan proses pemilihan umum bagi seluruh warga negara. Namun, dalam praktiknya, terdapat berbagai hambatan dan tantangan signifikan yang harus dihadapi dan diatasi sebelum ide tersebut dapat menjadi kenyataan. Pertama dan terutama, isu keamanan siber menjadi salah satu kekhawatiran utama, mengingat risiko serangan siber dan potensi manipulasi data yang dapat mengganggu integritas hasil pemilu. Selanjutnya, kondisi infrastruktur teknologi informasi yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia menimbulkan tantangan dalam menyediakan akses yang setara bagi semua warga negara. Tantangan berikutnya adalah tingkat literasi digital masyarakat yang masih variatif, yang menuntut upaya edukasi dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi secara aman dan bertanggung jawab. Selain itu, perlu adanya regulasi yang jelas dan kesiapan institusi yang mampu mengelola sistem pemilu online dengan efektif.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, jelas bahwa Indonesia memerlukan periode persiapan yang lebih intensif, yang mencakup studi mendalam, pengembangan infrastruktur, peningkatan literasi digital, serta penyusunan regulasi yang komprehensif. Selain itu, perlu dilakukan serangkaian pengujian sistem untuk memastikan keandalan, keamanan, dan kemudahan penggunaan sistem pemilu online. Proses ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, penyedia layanan teknologi, serta masyarakat luas. Dengan demikian, meskipun potensi pemilu online sangat besar dalam memajukan praktik demokrasi di Indonesia, realisasinya masih memerlukan waktu dan upaya yang tidak sedikit untuk memastikan bahwa penerapannya dapat berlangsung dengan sukses dan aman di masa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun