Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dalang Inggris Pentaskan Wayang Kulit di Pantura

28 Juli 2018   13:45 Diperbarui: 29 Juli 2018   00:31 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penampilan mendalang oleh Professor Cohen. Foto: Kanda Buwana.

Pentas perdana sekaligus pembukaan sudah berlangsung pada hari Jumat tanggal 27 Juli 2018 di Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Acara yang dihadiri oleh Sultan Sepuh XIV, Direktur Kepercayaan dan Tradisi Kemdikbud Nono Adya Supriyatno dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di London Prof. Endang Aminuddin Aziz ini berlangsung lancar dan mendapat sambutan antusias dari warga masyarakat.

Pentas wayang kulit oleh dalang Prof. Cohen diiringi gamelan di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat 27 Juli 2018. Foto: Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.
Pentas wayang kulit oleh dalang Prof. Cohen diiringi gamelan di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat 27 Juli 2018. Foto: Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.
Secara spesifik, wayang kulit yang dipentaskan adalah bergaya Cirebon. Lakon yang dibawakan adalah kisah klasik yang bersumber pada cerita Mahabharata: Palguna (Murid Durna, Ekalaya Palasatra) yang berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan isu sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

Keunikan pada pementasan ini adalah pada bahasa yang digunakan. Bahasa Jawa Cirebon dikombinasi dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan Jawa Kuno (untuk sulukan) menjadi medium penyampaian oleh dalang. Gamelan pengiring adalah gamelan Prawa dan Pelog gaya Cirebon yang ditabuh oleh nayaga dari Inggris dan Cirebon.

Acara juga semakin spesial karena sebelum pentas dimulai Sultan Sepuh XIV menganugerahkan gelar "Ki Dalang Bawana" kepada Prof. Cohen. Gelar tersebut disematkan atas dasar apresiasi pada upaya gigih yang diberikan oleh Prof. Cohen dalam memajukan dan melestarikan wayang kulit khususnya yang bergaya Cirebon. Prof. Cohen dengan sumringah menerima sertifikat gelar tersebut dan menyampaikan bahwa hal ini akan semakin memacu semangat dan kecintaannya dalam mendalang.

Sertifikat yang diterima oleh Prof. Cohen dari Sultan Sepuh XIV. Foto pribadi Prof. Cohen.
Sertifikat yang diterima oleh Prof. Cohen dari Sultan Sepuh XIV. Foto pribadi Prof. Cohen.
Sesuai dengan namanya, pentas wayang keliling ini akan berlanjut menjelajahi kota/kabupaten di kawasan Pantura Jawa dengan jadwal sebagai berikut:
  1. Keraton Kasepuhan, Kotamadya Cirebon 27 Juli
  2. Taman Surawisesa, Kabupaten Purwakarta 28 Juli
  3. Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang 29 Juli
  4. Pamanukan, Kabupaten Subang 30 Juli
  5. Halaman GOR Wiralodra, Kabupaten Indramayu 31 Juli
  6. Alun-alun Palimanan, Kabupaten Cirebon 1 Agustus
  7. Keraton Kacirebonan, Kotamadya Cirebon 3 Agustus
  8. Kantor Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka 5 Agustus
  9. Kantor Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes 6 Agustus
  10. Lingkungan Pemda/Alun-alun Kota Tegal 7 Agustus

Bagi warga di kota/kabupaten tersebut yang berminat untuk menyaksikan pentas wayang tim Prof. Matthew Cohen, maka cukup hadir ke lokasi-lokasi pertunjukan. Acara dimulai setelah waktu sholat Isya atau sekitar pukul 20.00 dengan diawali oleh tarian penyambutan dari daerah setempat. Tak perlu khawatir tentang biaya yang harus dirogoh dari kocek karena semua pentas ini bersifat gratis.

Antusiasme publik Purwakarta menyaksikan pentas wayang oleh Prof. Cohen, Sabtu 28 Juli 2018. Foto: Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.
Antusiasme publik Purwakarta menyaksikan pentas wayang oleh Prof. Cohen, Sabtu 28 Juli 2018. Foto: Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid berharap dengan terselenggaranya program ini pola gotong-royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat, khususnya para pelaku, pecinta dan pemerhati wayang di Indonesia, akan semakin erat dalam memajukan wayang sebagai warisan budaya. Pelestarian dan pengembangan wayang sebagai salah satu pilar kebudayaan bangsa merupakan salah satu amanat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Terlebih lagi, Wayang Puppet Theatre dari Indonesia telah diinskripsi oleh UNESCO dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 4 November 2008. Pengakuan dari UNESCO tersebut berarti bahwa bangsa ini harus melestarikan keberadaan dari wayang yang kaya akan nilai-nilai semesta yang luar biasa (outstanding universal value).

Salam diplomasi budaya Indonesia!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun