Mohon tunggu...
Banyu Lenggahbumi
Banyu Lenggahbumi Mohon Tunggu... belajar menata hati dan merangkai kata

Ada makna tersirat dibalik apa yang tersurat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kekalahan dari Jepang, Bukan Akhir Perjuangan Timnas Menuju Piala Dunia 2026

11 Juni 2025   13:12 Diperbarui: 11 Juni 2025   15:22 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duel Romeny dengan Kaishu Sano di Stadion Suita Osaka (Sumber Gambar KOMPAS.com/ Dukumentasi APC)

Kekalahan telak Timnas Indonesia dari Jepang dengan skor 6-0 dalam laga pamungkas putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memang menyakitkan. Namun, hasil ini bukan akhir dari segalanya. Justru sebaliknya, ini adalah awal dari perjalanan panjang dan menantang yang harus dijalani dengan kepala tegak dan semangat yang tak padam.

Perlu dicatat, meski kalah dari Jepang, Indonesia tetap berhasil melaju ke putaran keempat kualifikasi. Kemenangan tipis 1-0 atas China pada laga sebelumnya menjadi tiket penting yang memastikan langkah Timnas terus berlanjut. Dengan demikian, hasil buruk melawan Jepang bukanlah penghalang untuk meraih mimpi tampil di panggung sepak bola paling bergengsi dunia: Piala Dunia 2026.

Sepak bola tidak selalu tentang hasil akhir, tetapi juga tentang proses. Tentang bagaimana sebuah tim menunjukkan niat, kerja keras, sportivitas, dan dedikasi untuk mengharumkan nama bangsa. Dalam konteks ini, Timnas Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka layak dihargai meskipun belum sempurna. Kemenangan sejati adalah saat tim mampu bangkit dari kekalahan, belajar dari kesalahan, dan kembali tampil lebih kuat.

Namun, kekalahan dari Jepang juga tidak boleh dianggap angin lalu. Ada banyak pelajaran berharga yang harus dicermati secara serius. Jepang tampil superior dalam semua aspek permainan, yakni kecepatan, akurasi, strategi, hingga mentalitas bertanding. Dari sinilah kita perlu merenung, mengevaluasi, dan membenahi diri secara menyeluruh.

Catatan Reflektif Menuju Babak Selanjutnya

  • Mengambil Hikmah dari Setiap Momentum

Setiap pertandingan, terlepas dari hasilnya, adalah sumber pembelajaran. Jangan hanya terpaku pada skor akhir, tetapi pahami di mana letak kekuatan dan kelemahan tim secara objektif.

Introspeksi Kolektif Seluruh Komponen

Evaluasi tidak hanya menjadi tugas pelatih atau pemain. Seluruh elemen---mulai dari ofisial tim, federasi, hingga suporter harus berada dalam satu barisan untuk membangun Timnas yang lebih solid dan visioner.

  • Penguatan Mentalitas Bertanding

Isu "jago kandang" masih menjadi bayang-bayang. Diperlukan pembinaan mental yang konsisten agar pemain mampu tampil percaya diri dan agresif, baik di laga kandang maupun tandang.

  • Evaluasi Strategi dan Taktik

Permainan Timnas masih terlalu mudah ditebak. Pendekatan strategi harus lebih fleksibel, adaptif, dan kreatif dalam menghadapi lawan yang memiliki kualitas dan pengalaman lebih tinggi.

  • Penyusunan Formulasi Baru untuk Babak Berikutnya

Putaran keempat kualifikasi akan jauh lebih berat. Indonesia harus bersiap dengan pola permainan yang lebih segar, komposisi pemain yang matang, serta variasi taktik yang tidak monoton.

  • Menjaga Fokus dan Hindari Euforia Berlebihan

Kemenangan atas China patut diapresiasi, tetapi jangan sampai menjadi candu. Euforia yang tidak terkendali bisa melumpuhkan fokus. Pujian seharusnya menjadi bahan bakar untuk bekerja lebih keras.

  • Pengembangan Regenerasi dan Kompetisi Domestik

Timnas yang kuat tidak bisa berdiri sendiri. Ia lahir dari sistem liga domestik yang sehat dan pembinaan usia muda yang terarah. Ini momen untuk memperkuat fondasi sepak bola nasional, bukan hanya tim senior.

  • Meningkatkan Literasi dan Kesadaran Taktik Suporter

Fanatisme suporter Indonesia adalah kekuatan, namun perlu diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang sepak bola modern. Suporter yang cerdas akan menciptakan atmosfer yang konstruktif dan memberi dukungan yang lebih berdampak.

Penutup

Perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 masih panjang dan penuh tantangan. Kekalahan dari Jepang bukanlah kegagalan, melainkan pengingat bahwa untuk bersaing di level tertinggi, kita harus terus berkembang secara teknik, taktik, maupun mentalitas. Kini saatnya seluruh elemen sepak bola Indonesia bersatu, belajar dari setiap langkah, dan menatap masa depan dengan tekad baru. Sebab mimpi hanya akan menjadi nyata jika diperjuangkan dengan kerja keras, evaluasi jujur, dan semangat pantang menyerah.

Garuda belum selesai, justru baru mulai mengepakkan sayap menuju langit yang lebih tinggi.

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun