"Terima Kasih Tuhan"
Inilah kalimat yg terucap dalam hati dan pikiranku saat aku melihat tanggal yang tertanda ini.
Bersyukur masih melihatmu bernafas, bersyukur mendengar suaramu, dan yang terpenting bersyukur menerima pengajaran yang terbaik dalam hidupku.
Rasa syukur yang terakhir ini sangat berharga dalam hidupku.
Perjalanan hidup ini membuatku mengerti betapa pentingnya sosokmu dalam perjalananku. "Nak, kita ini hamba Tuhan dan tunjukkanlah itu." itulah pesan yang selalu ingin kau inginkan dari diriku.
Kata orang-orang secara wajah kita sangat mirip. Itu membuatku tersenyum, tapi aku sadar kita hanya sepintas, sebab dalam perbuatan, perasaan, dan perkataan aku tidak sepertimu bahkan masih sangat jauh dari kata mirip.
Aku sering terkagum dalam diam dan pikiranku atas kebijaksanaanmu. Bahkan sekarang saat aku punya keluarga kecilku sendiri, aku belum mampu seperti sosokmu.
"Pak, aku masih ingat, ketika kau bertanya saat aku kecil dulu. Kau bertanya, "Nak, apa cita-citamu jika besar nanti?" Saat itu aku menjawab dengan yakin, "Aku ingin seperti Bapak."
Dulu mungkin aku tidak tahu alasan mengapa aku menjawab demikian. Namun kini aku tahu alasan atas jawabanku dulu.
Dan sampai saat ini, cita-cita itu belum sirna, Pak. Aku masih ingin sekali sepertimu.
Jadi, tetaplah sehat Pak. Panjang umurmu. Tetaplah jadi idolaku karena aku masih sangat membutuhkanmu. Dan kiranya Tuhan dengar doaku ini. Aku belum bisa bayangkan hidup tanpa dirimu.