Siapa yang sampai sekarang masih suka minum jamu tradisional hayooo absen sebentar...
Nah... ini dia rinjing yang di gendong bakul jamu langgananku di Pasar Modern BSD
Ada lebih dari satu bakul jamu di pasar ini, namun aku sudah terlanjur dan menikmati enaknya jamu si mbak ini dari muntkin lima belas tahun yang lalu, dari dia masih gadis, sampai sekarang sudah memiliki tiga putri. Kebetulan ada sekilas si kecil di latar belakang jamu...
Apa sih yang membuat saya langganan ke si mbak.... padahal bude nya juga ada  menjual dagangan yang sama tak jauh dari lokasi si mbak...
Entahlah...mungkin karena kesabarannya melayani mama saya, mungkin juga karena dia juga sabar banget meladeni almarhum nenek saya...mungkin karena jariknya...mungkin karena....si mbak nya sendiri mengingatkan saya pada Ibu Kartini...entahlah...
Dulu dia pernah berkeluh... kula mboten sekolah Bu... sagetipun nggih dados bakul jamu (saya tidak sekolah Bu... hanya dapat menjual jamu)
Kenapa saya sampai saat ini masih suka minum jamu... biasanya seminggu sekali...? Karena saya suka, karena kebiassan, dan karena nggak mau warisan budaya dan tradisi minum jamu tradisional yang khas Indonesia ini, hilang.
Beberapa pilihan jamu favorit saya di antaranya:
- Beras Kencur, baik untuk menghilangkan masuk angin
- Temulawak, baik untuk pencernaan