Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku Sebenarnya Bisa Apa?

25 Juni 2022   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2022   06:46 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seminggu lagi aku berumur 28 tahun. Selama itu pula, aku tak tahu pintar dibidang apa. Setidaknya dihitung sejak aku masuk kuliah. Aku bisa apa? Apa yang bisa membuat teman-teman datang kepadaku untuk menanyakan suatu hal? Apa yang membuatku bisa untuk diandalkan?

Aku merasa bahwa aku hanyalah seorang pemalas dan sebodoh itu untuk menjadi andalan. Aku belum keahlian khusus. Aku masih hanya melakukan apa yang aku suka. Sekadar melakukan hal yang aku suka dengan caraku sendiri. Aku melakukannya dengan menyenangkan. Tapi apa yang aku lakukan ini pastinya belum termasuk profesional. Masih tidak bisa dianggap pantas untuk diandalkan.

Sebodoh itukah aku? Semalas itukah aku? Aku tak tahu batas antara bodoh dan pintar atau malas dan rajin. Semua tergantung dari apa yang dilakukannya. Aku akan dikatakan malas kalau tidak melakukan seperti yang orang lain lakukan. Aku bisa saja rajin hal lain, yang berbeda dari kebanyakan orang. Misal, aku rajin menulis dan membaca. Mungkin bagi sebagian orang, itu hal yang tidak bisa dikatakan rajin karena melakukannya "hanya" di depan laptop atau di atas tempat tidur. Batasnya abu-abu. Tipis sekali. Aku tak tahu harus memenuhi kriteria yang seperti apa. Begitu pun soal kemampuan. Apakah mungkin setiap bidang keahlian memiliki tingkat kesetaraan yang sama? Seperti orang-orang yang mampu menganalisa sebuah pertandingan sepak bola sama kerennya dengan seorang dokter spesialis jantung, seorang perangkai bonsai sama kerennya dengan seorang ahli ekonomi. Bisakah seperti itu? Mungkinkah?

Aku hanya mampu menghadirkan banyak pertanyaan dari apa yang aku lihat. Aku hanya berusaha tampil kritis dengan pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam benakku. Terkadang terlihat seperti orang bodoh. Tapi apakah orang bodoh mampu menghadirkan pertanyaan dari apa yang ia lihat? Aku bukan menyombongkan diri. Hanya aku sadar bahwa menghadirkan banyak pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang konkret bukanlah suatu kemampuan yang sekeren itu. Aku melakukan itu agar aku paham. Agar aku tahu bahwa yang selama ini aku pikirkan tentang suatu hal (hal tersebut) benar atau salah. Aku belajar dengan bertanya. Oke, ini memang gak nyambung.

Sekarang yang bisa aku lakukan hanyalah menulis. Termasuk hal yang aku sukai. Menulisnya pun tidak mengikuti kaidah penulisan yang benar. Tulisanku masih belum indah untuk dibaca. Belum nyaman untuk dinikmati. Aku hanya menulis dengan bahasa yang nyaman ketika aku menulisnya. Aku menulis dengan cara dan gaya bahasa yang asyik menurut versiku. Atau mungkin soal musik yang secara pengetahuan pun belum seberapa. Tapi okelah, tetap bisa sharing dengan sesama pecinta musik lainnya atau yang ingin tahu soal musik. Tentu saja, aku tak pandai bermain alat musik dan belum mengerti tentang alat-alatnya.

Entahlah, aku tak tahu, aku sebenarnya bisa apa?

Yogyakarta, 7 April 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun