Mohon tunggu...
Gebi Geovanni Sihotang
Gebi Geovanni Sihotang Mohon Tunggu... -

Nanonanonougat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Miss Pesimis oleh Mbak Aliazalea

12 September 2015   15:23 Diperbarui: 12 September 2015   15:23 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miss Pesimis karangan Aliazalea adalah salah satu novel favorit gue ketika gue masih SMP. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, gue mulai meninggalkan novel itu dan beralih ke bacaan-bacaan lain. Kadang lucu rasanya bagaimana buku-buku tertentu berarti sekali untuk masa-masa tertentu, tetapi di masa-masa berikutnya berubah jadi biasa saja.

Kembali ke novel, buku ini bercerita tentang seorang wanita bernama Adriana Amandira yang digambarkan sebagai wanita yang sukses, pintar, mandiri dan tahu apa yang dia mau sebagai seorang wanita. Gue agak lupa berapa tahun, tapi gue rasa si Adriana ini menghabiskan sekitar setengah umurnya jatuh cinta kepada orang yang dia pikir adalah the one. Semenjak SMA, Adriana sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat, dan semenjak itulah dia putus kontak dengan Baron-cowok pujaan hatinya semenjak SMP.

Singkat cerita, Adriana bertemu dengan seorang lelaki bernama Ervin Daniswara, cowok yang nantinya akan menjadi sahabat baik Adriana. Ervin sendiri adalah tipikal cowok yang “suka main cewek” tapi sebenarnya baik, gentle, sweet, sopan, pintar dan ganteng. I know, he is too good to be true. Makanya si Ervin ini cuman ada di novel.

Adriana bertemu dengan Ervin untuk pertama kalinya waktu mereka naik lift bareng. Waktu itu Adriana lagi buru-buru buat briefing di kantor untuk training ke Cincinnati, dan begitu juga dengan Ervin.

Dan karena berhubung ini novel dan bukannya kehidupan nyata, di mana bumi ini digambarkan seolah-olah super duper kecil sekali, ternyata usut punya usut, Baron itu sahabat baiknya Ervin semenjak mereka SMA. Dan menurut gue ini adalah salah satu kekurangan novel ini. Terlalu banyak kebetulan. Kekurangan lainnya, yang sekaligus menjadi kelebihannya, penulis menggambarkan Ervin sebagai sosok yang terlalu sempurna. Bagi gue pribadi, walaupun novel digolongkan sebagai bacaan fiksi, seharusnya ceritanya bisa digambarkan se-realistis mungkin. Termasuk minim kebetulan.

Inti konflik dari novel ini Adriana masih ada something sama si Baron, tapi Baron udah tunangan sama orang lain. Di satu sisi karena mata dia cuman lurus ngeliat si Baron, dia gak sadar kalau si Ervin ternyata diam-diam ada something juga sama dia.

Tapi pada dasarnya yang gue suka dari novel ini adalah karakter setiap tokoh yang dimunculkan oleh penulis. Masing-masing tokoh punya peran mereka masing-masing dan memainkan perannya dengan kadar yang pas. Termasuk peran-peran pembantu sekalipun. Gue suka bagaimana chemistry antara Adriana sama Ervin dibangun pelan-pelan. Gue suka bagaimana si penulis ngegambarin Ervin berubah jadi  cranky kalau udah menyangkut masalah dengan Adriana. Hubungan mereka lebih kayak sahabat baik, tapi orang-orang di sekitar mereka yang bertindak sebagai pengamat justru ngeliatnya ada sesuatu. Kurang lebih kayak gini nih : He loves her, she loves him. Everybody knows, except them.

Gue sempat nggak ngerti kenapa judulnya Miss Pesimis. Di novel ini Adriana digambarkan sebagai wanita yang independen. Dia gak segan-segan mengutarakan apa yang ada dipikirannya. Mungkin gue rasa lebih karena sikap pesimis-nya Adriana kalau udah urusan cinta. Dia selalu menghabiskan waktu dan energinya untuk berasumsi tentang hal-hal yang kadang tidak benar. Contohnya ketika dia merasa Baron mendekatinya ketika SMP dulu karena taruhan teman-temannya. Atau ketika Ervin gak memperlakukannya kayak cewek-cewek lain karena dia merasa dirinya kurang menarik. Padahal gue rasa itu adalah salah satu bentuk Ervin menghormati dia sebagai sahabat baiknya.

Sebenarnya konflik dari novel ini gak berkutat tentang cinta segitiga doang. Di bab-bab akhir, konfliknya justru dipersempit menjadi antara Adriana dan Ervin. Tapi endingnya hepi kok. Semua orang bahagia di novel ini. Gak ada yang mati karena kanker atau penyakit-penyakit mematikan lainnya. Kalau mau tahu ceritanya kayak gimana, bisa dibeli bukunya di gramedia. Untuk kalian-kalian yang mungkin lagi cari bacaan yang ringan, novel ini mungkin bisa jadi jawabannya.

Selamat membaca buat yang mau membaca :)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun