Mohon tunggu...
Gea Amanda Putri
Gea Amanda Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Nama : Gea Amanda Putri NIM : 44523010052 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,AK.,M.Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2_Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   10:35 Diperbarui: 12 November 2023   12:30 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain beberapa pendekatan diatas, adapun cara pendekatan lain menurut Ki Hadjar Dewantara yang mencakup ke berbagai aspek pendidikan, termasuk Tri Kont Pendidikan yang meliputi pendekatan kontiyu, konsentris, dan konvergen. Berikut adalah penjelasan Tri Kont Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara:

1. Kontiyu (Blue Print)

Pendekatan kontiyu dalam trikont pendidikan mengacu pada keberlanjutan dan kesinambungan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus diperhatikan secara berkesinambungan dengan mempertahankan dan memperbaiki elemen-elemen yang sudah ada. Beliau berpendapat bahwa ada nilai-nilai yang telah teruji dan efektif dalam pendidikan yang harus terus dipertahankan. Melalui pendekatan kontiyu, Ki Hadjar Dewantara mendorong agar pendidikan terus dikembangkan tanpa kehilangan akar dan nilai-nilai budaya. (Dewantara, K.H. 1922.)

2. Konsentris (Budaya Bangsa)

Pendekatan konsentris dalam trikont pendidikan, menurut Ki Hadjar Dewantara, menekankan pemusat perhatian pada inti pendidikan. Dalam konteks ini, inti pendidikan adalah pembentukan karakter dan moralitas siswa. Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang berakhlak dan bertanggung jawab.Dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendekatan konsentris dicapai melalui integrasi materi pelajaran dengan karakter dan moral yang diajarkan dalam pendidikan. Ini berarti bahwa dalam pengembangan kurikulum dan metode pengajaran, penting untuk memberikan perhatian yang seimbang kepada nilai-nilai moral dan pembentukan karakter siswa. (Dewantara, K.H. 1922.)

3. Konvergen (Tuntutan Global)


Pendekatan konvergen dalam trikont pendidikan, menurut Ki Hadjar Dewantara, menekankan pada integrasi berbagai elemen pendidikan dari berbagai sumber. Beliau berpendapat bahwa dalam mempersiapkan generasi muda untuk masa depan, pendidikan harus mencakup aspek akademis, keterampilan praktis, dan nilai-nilai budaya. Dalam konteks ini, Ki Hadjar Dewantara mendorong kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam pendidikan, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat. Melalui kolaborasi ini, pendidikan dapat mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang berbeda untuk menciptakan pengalaman pendidikan yang holistik dan relevan bagi siswa. (Dewantara, K.H. 1922.)

Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang terkenal ini tidak hanya dikenal sebagai pendiri perguruan Taman Siswa dan penyusun Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, tetapi juga memiliki pengaruh yang kuat dalam upaya pencegahan korupsi. Korupsi adalah masalah yang merusak tatanan sosial dan ekonomi suatu negara. Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan terkemuka Indonesia, memiliki komitmen kuat untuk mencegah korupsi melalui kepemimpinannya yang mendalam. Korupsi ini merupakan masalah serius yang melanda banyak negara, termasuk Indonesia. Dan kepemimpinan generasi saat ini sangat mengacu kepada konsep kepemimpinan negara barat, sudah saatnya untuk anak muda merubah mindset untuk mencari cara membuat konsep kepemimpinan yang baik dari para leluhur Indonesia. Salah satunya adalah konsep kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara. 

Kepemimpinan sendiri adalah aspek penting dalam setiap organisasi, termasuk dalam konteks pendidikan. Ki Hadjar Dewantara, seorang pendidik dan pelopor pendidikan di Indonesia, telah mengembangkan beberapa konsep kepemimpinan yang unik dan memiliki makna penting untuk melakukan pencegahan pada korupsi yang sudah menjadi makanan sehari-hari pejabat Indonesia. Gaya kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dihormati, memiliki potensi besar dalam upaya pencegahan korupsi.  Selama masa hidupnya, ada beberapa gaya kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dan bagaimana cara pendekatan-pendekatannya agar dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia.

Gaya kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam konteks upaya pencegahan korupsi menunjukkan kontribusi yang signifikan. Pendekatan Ki Hadjar Dewantara yang berfokus pada visi pendidikan integratif, pemberdayaan melalui pendidikan, dan pengembangan nilai-nilai moral telah mempengaruhi pemikiran dan tindakan dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Dengan adanya rasa menghargai dan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara, sebagai rakyat, kita dapat terus membangun masyarakat yang berintegritas dan bebas korupsi.

geaamanda
geaamanda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun