Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yang Benar Tidak Selalu Enak, Yang Enak Tidak Selalu Benar

1 September 2020   23:29 Diperbarui: 1 September 2020   23:31 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar berarti sesuai dengan fakta,sedangkan enak menyangkut tentang rasa atau sering dikatakan untuk mengungkapkan rasa puas terhadap makanan,atau rasa puas terhadap sesuatu.

Pernyataan diatas menurut saya benar adanya. Karena untuk mewujudkan suatu kebenaran butuh proses dan proses itu tidak selalu enak. Dan yang enak itu juga tidak selalu benar.

Suatu waktu saya diberi kepercayaan untuk mengawas di salah satu sekolah. Saya mengawas disalah satu kelas yang jumlah siswanya lumayan banyak. 

Sebelum ujian dimulai, saya menyampaikan apa yang menjadi aturan selama ujian berlangsung. Salah satunya semua jenis alat komunikasi supaya dikumpulkan ke depan termasuk buku-buku. Yang tinggal dimeja hanyalah pena. 

Ketika saya menyampaikan hal itu semua siswa serentak untuk mengumpulkan Hp dan buku-buku lalu mengantarkannya ke depan kelas.

Setelah doa pembuka saya sengaja terlebih dahulu membagikan lembar jawaban kemudian menyuruh mereka untuk mengisinya sesuai data yang diminta. 

Sekitar 5 menit kemudian saya membagikan soal dan saya tegaskan kembali bahwa waktu yang digunakan selama ujian hanya 45 menit.

Selam mengerjakan soal,seluruh siswa tampaknya serius mengerjakan soal-soal yang sudah dibagikan. Saya mulai mengamati mereka satu-persatu,berjalan dari gang ke gang memperhatikan gerak-gerik mereka. 

Lima belas menit lagi waktu ujian akan habis saya memberi tanda kepada mereka supaya datanya diperiksa ulang dan jangan sampai ada soal yang tidak dijawab.

Disudut ruangan ada seorang siswa yang tampaknya tenang,tidak menoleh kiri atau kanan,tampaknya fokus dan serius. Sejak awal ujian saya memperhatikannya seperti tidak ada apa-apa. Tetapi kawan-kawannya selalu melirik kearahnya,dan saya mulai curiga dengannya jangan-jangan ada kopekan.

Ternyata dugaan saya benar. Dia sedang asyik mencari jawaban digoogle. Luar biasa !!! Saya bertanya kepadanya,sejauh manakah kamu mempersiapkan dirimu untuk ujian? 

Seberapa banyak soal yang bisa kamu jawab sendiri ? Waktu itu saya masih berpikir bagaimana supaya si siswa tidak malu dihadapan teman-temannya. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil hp nya,dan menyuruhnya duduk di kursi saya mengerjakan soal yang belum terjawab.

Ternyata sikapnya bukan menunjukkan rasa terimakasih melainkan sikap melawan dengan segala ekspresi yang ditunjukkannya. Dia duduk bermalas-malasan dan tidak mengerjakan ujiannya. 

Untuk beberapa waktu saya biarkan sampai teman-temannya mengumpulkan lembar jawaban. Waktu sudah habis,ketika saya menanyakan mengapa tidak dikerjakan jawabannya singkat padat dan jelas " MALAS"

Pengalaman ini memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Mengatakan suatu kebenaran memang sulit dan tidak enak. Tidak enak karena saya akan menerima respon yang tidak baik. Sama hal nya ketika menegur orang yang bersalah resikonya di diamkan,dicuekin,di ceritakan bahkan mencari kesalahan orang yang menegur. 

Demikian juga ketika tinggal dalam situasi nyaman,nyaman dengan sikap yang acuh tak acuh atau cuek terhadap orang lain. Tanpa disadari sikap ini menjadi tembok pembatas antara dirinya dengan yang lain. 

Situasi seperti ini sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari,baik dirumah ataupun ditempat kerja. Dan kebenaran tetaplah sesuatu yang sifatnya real,sementara yang enak hanya sementara 

Meskipun risikonya berat,semoga saya tetap mampu untuk mengatakan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun