Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Gatot Swandito

AKUN KOMPASIANA PALING ANEH Beberapa bulan yang lalu ada teman FB yang tanya, kenapa akun saya belum terverifikasi padahal sudah 1500 artikel lebih Saya jawab sudah sejak lama.Cuma oleh admin dicabut gegara 1 artikel yang dituduh copas. Padahal yang dicopas pasal artikel itu kutipan dan pasal yang tidak mungkin ngarang Jadi biarpun sudah jutaan artikel kalau ada 1 artikel yang dituduh langgar aturan, label verifikasi dicabut admin Tidak ada bedanya dengan yang baru posting 1 artikel Itu jawaban saya Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

(Resensi) "Hidup yang Lebih Berarti" Ketika Hidup Tak Lagi Bladus

20 Mei 2016   08:40 Diperbarui: 20 Mei 2016   09:43 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
El sedang serius membaca

Judul                    : Hidup yang Lebih Berarti

Pengarang           : 20 Blogger Kompasiana

Penerbit               : PT Elek Media Komputindo

Tempat Terbit      : Jakarta

Tahun Terbit        : 2016

Jumlah Halaman : x, 190

ISBN                   : 978-602-02-7976-7

Saya meyakini, selama kita mau berusaha, Tuhan akan membukakan jalan”, kata Anik Sriwatinah dengan suara bergetar. Ingatannya seolah melayang kembali ke masa tiga tahun silam. Masa ketika  ia banting tulang untuk lepas dari jerat tipu daya yang melenakannya. Saat-saat ia memeras keringat sebagai  “pekerja” di lokalisasi Dupak Bangunsari.

Itulah kisah tentang Anik dalam “Kegigihan Anik Sriwatiah Berdayakan Mantan PSK dan Mantan Mucikari Lokalisasi Dupak Bangunsari”. Artikel yang ditulis oleh Hadi Santoso adalah pemenang pertama ajang blog competition bertema "Kisah Inspiratif di Daerahmu" yang digelar Kompasiana pada 11 Mei - 31 Mei 2015. Lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka memberdayakan masyarakat Indonesia lewat gerakan "Dayakan Indonesia".

Dalam ulasannya, Hadi mengisahkan tentang usaha Anik untuk hidup mandiri. Selain itu, dituturkan juga jerih payah Anik ketika ia mengajak para mantan pekerja seks komersial (PSK) dan para mantan mucikari untuk memberdayakan diri.

Anik bukanlah pelaku di bisnis haram itu, tapi hanya kecipratan rezeki dari keberadaan lokalisasi. Di lokalisasi Dupak, ibu satu anak itu membuka warung tepat di di seberang jalan masuk gang utama. Setiap hari, warungnya kedatangan banyak tamu. Ada yang makan. Ada juga yang sekadar ngopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun