Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Satelit Satria: Jawaban Menkominfo Johnny Plate atas Pesatnya Transaksi Digital

1 Juni 2021   13:21 Diperbarui: 1 Juni 2021   13:32 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkominfo Johnny G Plate (Sumber: Johnnyplate.id)

Pesatnya transaksi digital saat pandemi Covid-19 juga terjawab dari peningkatan uang elektronik sebesar 24,42 persen (yoy), namun di sisi lain, penggunaan kartu debit menurun 18,9 persen (yoy). 

Catatan BI tersebut didukung oleh pengamatan lapangan. Secara kasat mata saja, memasuki tahun 2020, terlihat spanduk-spanduk warung-warung penjual makanan yang mengumumkan warung tersebut telah bekerja sama dengan operator ojek online. Bahkan, sudah banyak penjual makanan kaki lima yang melakukan strategi marketing serupa. Dengan begitu, pelanggan tidak perlu datang untuk memesan makanan yang diinginkannya. Dan, pembayaran pun bisa dilakukan lewat transaksi digital. 

Sementara, menurut hasil studi dari Google, Temasek, dan Bain & Company yang dirilis pada 11 November 2020, Indonesia memiliki potensi transaksi digital yang tinggi jika dibanding negara ASEAN lainnya. Pada 2020 Indonesia mencatatkan nilai transaksi sebesar US$ 44 miliar. Angka ini diprediksi akan melonjak mencapai US$ 124 miliar pada 2025. 

Melihat catatan dan hasil riset tersebut, bisa dikatakan bila pandemi Covid-19 sesungguhnya merupakan a blessing in disguise yang memberikan angin segar bagi akselerasi transformasi digital menuju era less contact economy.

Melihat perkembangan serta potensi transaksi digital, pada 28 November 2019,Bank Indonesia mengeluarkan "Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 Bank Indonesia: Menavigasi Sistem Pembayaran Nasional di Era Digital" yang merupakan solusi atas tantangan di era digital. 

Satelit Satria Dukung Perkembangan Transaksi Digital Indonesia

Proyeksi perkembangan transaksi digital serta Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dikeluarkan Bank Indonesia tentunya hanya bagaikan angin lalu jika tidak mendapat dukungan yang memadai dari infrastrukturnya, khususnya jaringan komunikasi.

Meningkatnya transaksi digital di Indonesia didukung oleh dua faktor. Pertama, jumlah penduduk pada Desember 2020 yang menurut data Kementerian Dalam Negeri mencapai 271.349.889 jiwa. Dan, kedua, jumlah pengguna ponsel pintar yang lebih dari setengah populasi di Indonesia. Pada 2019, pengguna smartphone mencapai 63,3 persen dari populasi. Dan, diperkirakan pada 2025, angka tersebut meningkat menjadi 89,2 persen.

Proyeksi tersebut juga didukung oleh struktur demografis yang didominasi oleh generasi Y dan Z, Kedua generasi tersebut membawa Indonesia memiliki segmen konsumen paling prospektif untuk menyerap gelombang digitalisasi. Terdata lebih dari 60% dari populasi penduduk Indonesia berusia antara 15 sampai dengan 64 tahun.

Untuk mendukung perkembangan transaksi digital itulah peran Satelit Satria sangat vital. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Menkominfo Johnny Plate, Satelit bernama lengkap "Satelit Republik Indonesia" ini akan meng-cover 150 ribu titik yang tidak dapat akses internet lantaran tidak terjangkau oleh kabel serat optik.

Dengan cakupan areanya itu, Satelit Satria  juga akan melayani 93.900 sekolah dan pesantren, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun