Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

2 Sinyal SBY (Diam-diam) Telikung Pencapresan AHY

25 Februari 2021   10:42 Diperbarui: 25 Februari 2021   11:08 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saking kuatnya pengaruh Ani Yudhoyono, Kedubes AS menuliskan, "The First Lady has allegedly leveraged her access to the President to help her friends and disparage her foes, including Vice President Kalla."

Telegram tersebut juga dikirimkan ke pihak Australia. Atas informasi awal inilah mata-mata Australia memantau ponsel Ani Yudhoyono sepanjang 2009. Dari komunikasi nirkabel itulah diperoleh informasi bahwa Ani dianggap sedang menyusun rencana suksesi presiden untuk putra sulungnya: AHY.

Bila sedemikian kuat pengaruh Ani Yudhoyono terhadap SBY selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, tentunya pengaruh Ani jauh lebih kuat lagi kepada SBY yang menggenggam sekaligus tiga jabatan penting di Demokrat: Ketua Umum Partai Demokrat, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Dewan Kehormatan.

Sinyal Pertama SBY tak Setujui Pencapresan AHY

Sabtu 17 Februari 2018, melalui prosesi pemberian bendera, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengukuhkan AHY sebagai Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama).

Dengan pengukuhannya tersebut, Agus yang juga dikenal dengan panggilan AHY ditugasi oleh SBY komandan pemenangan Partai Demokrat dalam Pilkada Serentak 2018 sekaligus Pemilu 2019.


Terapi, jika dicermati penunjukan yang disusul pengukuhan AHY sebagai Kosgama bisa dibilang merupakan sinyal kuat dari SBY yang tidak ingin mencalonkan AHY dalam Pilpres 2019 (Seperti yang ditulis di SBY Beri Sinyal Tidak akan Mencalonkan AHY dan Pilpres 1 Putaran)

Kuncinya, dalam sejarah pilpres di Indonesia belum pernah ada capres atau cawapres yang sekaligus ketua tim pemenangan pemilu.

Dalam Pilpres 2014, Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dipimpin oleh Mahfud MD. Sementara, Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla dinahkodai oleh Tjahjo Kumolo.

Saat menghadapi Pilpres 2009, Mayjen Purn Theo Syafei ditunjuk sebagai Ketua Tim Sukses Mega-Prabowo. Tim pemenangan Pasangan SBY-Boediono dipimpin Hatta Rajasa sebagai ketua dan Marsekal Purn Djoko Suyanto sebagai wakil ketua. Sedangkan, tim sukses JK-Wiranto dikomandoi kader senior Partai Golkar, Fahmi Idris.

SBY yang pada 2004 dicapreskan dengan berpasangan dengan JK sebagai cawapresnya pun tidak mengetuai sendiri tim pemenangan kampanyenya. Pasangan pemenang Pilpres 2004 ini menugaskan Mohammad Makruf sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun