Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cacat Mata Novel Baswedan: Apakah 2 Kejanggalan Ini Terkait?

1 Juli 2020   11:08 Diperbarui: 1 Juli 2020   14:27 6219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carla Witlock (Sumber: Dailyecho)

Adalah benar Novel Baswedan mendapat serangan yang menyasar wajahnya pada subuh 11 April 2017. Benar pula bila serangan yang disasarkan ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut mengenai kedua matanya. serangan yang dialami Novel tiga tahun lalu itu sulit dibantah lantaran sebuah rekaman CCTV membuktikannya.


Benar pula bila penyerang Novel menggunakan cairan air keras. Informasi ini disampaikan oleh Kapolri Tito Karnavian sehari setelah peristiwa terjadi. Menurut Tito, Novel disiram dengan menggunakan air keras berjenis asam sulfat H204 tidak pekat atau memiliki konsentrasi rendah.


Karenanya salah besar bila menganggap serangan pada Novel Baswedan hanya sandiwara belaka. Salah besar juga bila membandingkan cacat mata pada Novel dengan kerusakan wajah wajah Siti Nurjazila alias Lisa Faceoff. Lisa, menurut Kompas.com, disiram oleh suaminya, Irfan Efendi dengan menggunakan air keras berjenis hydrochloric atau yang lebih dikenal dengan nama asam nitrat.

Lagipula, mustahil melukai mata atau organ-organ vital lainnya demi merekayasa sebuah peristiwa.

Akan Namun demikian, meskipun peristiwa penyerangan terhadap Novel Baswedan yang mengenai matanya tidak diragukan lagi kebenarannya, namun penampakan kondisi mata kiri Novel masih tetap diragukan.

Keraguan ini kian menguat setelah mengaitkan rekam medis Novel Baswedan yang diduga palsu dengan cacat pada mata Carla Whitlock akibat terkena asam sulfat. 

Sama-sama Terkena Air Keras, Kenapa Kondisi Novel Baswedan Beda dengan Carla Whitlock

Pada 18 September 2015 Carla Whitlock diserang di Southampton, Inggris yang membuat buta mata kanannya. Penyerangnya menyemprotkan drain cleaner yang diketahui mengandung 87-97 persen asam sulfat. Artinya, kepekatan atau konsentrasi air keras berjenis asam sulfat yang mengenai mata Whitlock lebih tinggi dari yang yang melukai Novel Baswedan.

Foto-foto kondisi Carla Whitlock saat menjalani perawatan rumah sakit bisa dilihat di Dailyecho.co.uk.

Enam hari setelah penyerangan yang dialaminya, setelah mendapat perawatan Whitlock tampil dalam sebuah wawancara.

Inilah penampakan wajah dan mata Carla Whitlock yang dirilis akun resmi The Telegraph pada 25 September 2015 atau 8 hari setelah peristiwa penyerangan.


Dari video tersebut nampak jelas, kondisi kedua mata Carla Whitlock 6 hari setelah penyerangan tampak lebih buruk dari mata kiri Novel Baswedan pada saat ini. Sedangkan kulit wajah Whitlock masih menyisakan bekas-bekas terkena cairan air keras. Sebaliknya, kulit wajah Novel tampak mulus, nyaris tidak terlihat bekas terkena cairan air keras. 

Sekali lagi, mata Whitlock terkena semprotan drain cleaner yang mengandung 87-93 asam sulfat sementara mata Novel Baswedan disiram dengan cairan yang sama namun lebih encer.

Pada 29 Maret 2016, Mirror.co.uk mengunggah foto Carla Whitlock yang ketika itu ditemukan hidup menggelandang. Inilah penampakan Whitlock enam bulan setelah penyerangan. 

Penampakan Carla Whitlock 6 bulan setelah penyerangan dengan menggunakan air keras (Sumber: Mirror.co.uk)
Penampakan Carla Whitlock 6 bulan setelah penyerangan dengan menggunakan air keras (Sumber: Mirror.co.uk)

Jika kondisi wajah dan kedua mata Carla Whitlock 6 hari setelah penyerangan tampak seperti dalam video di atas, kondisi wajah dan kedua mata Novel Baswedan 8 hari setelah penyerangan tampak seperti video yang diunggah oleh akun Youtube NET TV pada 20 April 2017.


Dalam rekaman video yang diambil 3 tahun yang lalu tersebut  tampak kondisi mata Novel Baswedan jauh lebih baik daripada saat tampil dalam program Mata Najwa yang ditayangkan langsung Trans TV pada 17 Juni 2020.

Dan, sebagaimana diberitakan sejumlah media, menurut President Director Jakarta Eye Center Corporate Johan A Hutauruk yang menangani Novel Baswedan pada 11 April 2027 atau hari pertama Novel mendapat perawatan medis, kondisi mata Novel membaik tiga kali lipat.

"Kondisinya sangat membaik, kemarin penglihatannya itu dibanding malamnya makin baik ya pak. Tadi pagi kami periksa lagi meningkatnya sangat pesat, jadi besar harapannya ya mudah-mudahan tidak lama lah," kata dr Jo di Jakarta Eye Center, Menteng, Jakarta Pusat, sehari setelah Novel mendapat serangan air keras yang mengenai kedua matanya.

"Kalau angka penglihatan kemarin itu mata kanan hanya 10% kiri 5%, sekarang tadi sudah hampir 30% meningkatnya tiga kali lipat. Padahal baru satu hari ya," imbuhnya.

Artinya, sehari setelah penyerangan pun mata Novel Baswedan sudah membaik.

Jika membandingkannya dengan kondisi mata Carla Whitlock, kondisi mata Novel Baswedan dapat dibilang janggal. Pun jika membandingkan kondisi mata Novel saat ini yang lebih buruk dari kondisinya tiga tahun sebelumnya. 

Apakah Kejanggan pada Dokumen ERS Terkait dengan Kondisi Mata Novel Baswedan yang Sebenarnya?

Ada 3 kejanggalan dalam rekam medis Novel Baswedan seperti yang ditulis dalam  Mata Najwa Diduga Tayangkan Rekam Medis Palsu Novel Baswedan Kejanggalan pertama. Tanggal pada rekam medis Novel yang ditayangkan Mata Najwa tertulis "17 April 2018" (Penulisan menggunakan gaya British English. Gaya penulisan serupa digunakan juga dalam situs resmi ERS). 

Bandingkan dengan versi Tempo.co. Tempo mengnformasikan rekam medis atau laporan medis Novel dikeluarkan oleh Eye & Retina Surgeons Clinic, dikeluarkan pada 26 Mei 2017. 

"Laporan medis Novel dari Klinik Eye & Retina Surgeons, Singapura, pada 26 Mei 2017, mencatat bahwa Novel pertama kali datang ke klinik itu pada 12 April 2017. Saat itu, Novel dipindahkan setelah menjalani perawatan karena cedera kimia asam sulfat di Jakarta Eye Centre pada 11 April, pukul 5 pagi." tulis Tempo.

Tempo pun menulis, "Laporan medis itu juga menuliskan ada luka bakar ringan sampai sedang pada wajah dan kelopak mata yang telah dirawat. Cedera kimiawi melibatkan kedua mata. "Ketajaman visualnya masing-masing adalah 6/24 dan 6/15 pada mata kanan dan kiri," tulis laporan medis itu."

Jika diperhatikan, isi dari laporan rekam medis Novel Baswedan dari ERS yang diinformasikan Tempo ini sama seperti yang ditayangkan Mata Najwa.

Mungkinkan ERS mengeluarkan dua rekam medis dengan isi yang serupa pada waktu yang berlainan, 26 Mei 2017 dan 17 April 2018?

Tetapi, pertanyaan mendasarnya, kapan ERS mengeluarkan Medical Summary Report Novel Baswedan?

Menariknya lagi, kenapa hanya Tempo satu-satunya media mainstream yang memberitakannya?

Selanjutnya. Kejanggalan kedua pada rekam medis Novel Baswedan yang ditayangkan Mata Najwa adalah penulisan "To Whom It Concern". Kalimat ini janggal. Sebab, biasanya dituliskan "To whom it may concern".

Dan, kejanggalan ketiga adalah penulisan "Medical Report Summary" yang seharusnya ditulis "Medical Summary Report'.

Ditayangkannya “Medical Report Summary” Novel Baswedan oleh Mata Najwa ini menarik. Sebab, pada akhir Oktober 2019 dokumen yang sama diedarkan sejumlah akun di media sosial, khususnya Twitter. 

Namun saat itu belum bisa diketahui sumber “Medical Report Summary” Novel Baswedan.

Berbeda setelah menyaksikan Mata Najwa. Dalam Mata Najwa yang seperti yang videonya diunggah oleh akun Najwa Shihab mulai menit 3.30 terrekam dialog antara Najwa Shihab dengan Novel Baswedan.


Saya ingin menunjukkan rekam medis. Anda tidak keberatan?” kata Najwa Shihab kepada Novel Baswedan.

Saya memiliki rekam medis yang dikeluarkan rumah sakit di Singapura yang memberikan keterangan tentang luka-luka dan kondisi mata dari Novel Baswedan. Ini adalah resmi rekam medis yang dikeluarkan rumah sakit di Singapura," sambung Najwa.

Mendengar Najwa mengatakan “Anda tidak keberatan?” dan “Ini adalah resmi rekam medis”, Novel tidak menyatakan keberatannya.

Rekam medis atau Medical Summary Report adalah dokumen yang dikeluarkan rumah sakit dan ditandatangani oleh dokter yang menangani pasien. Dokumen yang hanya dimiliki oleh pihak rumah sakit dan pasien ini bersifat rahasia. Kalau dokumen tersebut sampai bocor, salah satu atau kedua pihak adalah pelakunya.

Dari dialog yang ditayangkan Mata Najwa tersebut bisa disimpulkan bila dokumen yang diduga palsu tersebut bersumber dari Novel Baswedan sendiri. Selanjutnya bisa disimpulkan bila ada pihak atau kelompok di lingkungan yang diduga memalsukan dokumen rekam medis Novel Baswedan.

Dan, sepertinya, kejanggalan-kejanggalan pada dokumen rekam medis Novel Baswedan terkait erat dengan penampakan kondisi mata Novel Baswedan yang lebih buruk dari kondisinya pada saat direkam oleh reporter NET TV.

Sebenarnya, kondisi mata Novel Baswedan tidak mempengaruhi proses hukum terhadap pelaku penyerangan. Pelaku tetap bisa divonis dengan pasal-pasal tindak pidana yang membuat korbannya mengalami cacat fisik.

Namun, di luar proses hukum, ada pihak yang berupaya mengopinikan adanya pelemahan terhadap KPK. Sayangnya, opini tersebut dibangun oleh orang-orang “jujur”, sehingga dibuatlah rekam medis Novel Baswedan yang kejanggalan-kejanggalannya dapat dengan mudah ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun