Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ini Indikasi Kuat Data Pilpres 2019 di Web KPU Sengaja Diubah?

22 April 2019   21:18 Diperbarui: 22 April 2019   21:21 3154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Tribunnews.com

Apakah petugas penginput tidak diberi kelonggaran waktu yang membuatnya tidak sempat melakukan pemeriksaan ulang?

Dan, kalaupun waktu yang diberikan teramat sangat terbatas, berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa ulang angka-angka yang tertulis pada dokumen C1 yang hanya seukuran HVS?

Karenanya, sulit diterima oleh akal sehat bila kesalahan input tersebut dikarenakan ketidaksengajaan.

Tetapi, bagaimana dengan kesalahan input data TPS 48 Tanah Baru Depok, Jawa Barat. Ada ketidaksesuaian data antara pengguna hak pilih dan jumlah suara paslon, jumlah pemilih terdaftar adalah 305, pengguna hak pilih 252. Di tabel perolehan suara, pasangan 01 ditulis mendapat 235 suara, sementara pasangan 02 ditulis 114.

Jika dijumlah, maka total suara kedua paslon adalah 349 suara. Jumlah tersebut melebihi jumlah pengguna hak pilih. Sayangnya, belum ada data hasil pindai atau scan dokumen formulir C1 di laman tersebut.

Dari angka "235", "114", dan "349" jelas bukan factor ketidaksengajaan melainkan mutlak kesengajaan. Sebab, angka "349" didapat dari penjumlahan "235" dan "114".

Dari kasus yang terjadi di TPS 48 Tanah Baru Depok, Jawa Barat ini semakin jelas bila petugas penginput data C1 melakukan penjumlahan, yang pastinya dilakukan dalam keadaan sadar, sebelum memasukkan data ke Sistem Informasi Penghitungan (Situng).

Memang benar, data yang disajikan oleh Situng bukanlah data resmi Pilpres 2019. Karena KPU tidak menggunakan data hasil olahan Situng melainkan hasil rekap manual.

Maka, kalaupun ada oknum-oknum KPU yang dengan sengaja mengubah angka yang diinputnya, katakanlah raihan suara Jokowi-Ma'ruf didongkrak sampai 1.000.000.000 dan Prabowo didiskon sampai 100 persen, perubahan angka tersebut tidak mengubah hasil pengitungan manual.

Karenanya, sangat tidak masuk akal bila melakukan kecurangan dengan cara mengubah angka yang diinput ke dalam Situng.

Masalahnya, kesengajaan penginputan tersebut kemudian diopinikan oleh pendukung Prabowo-Sandi sebagai bentuk kecurangan yang dilakukan oleh kubu Jokowi-Ma'ruf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun