Tidak hanya itu, dari sejumlah pemberitaan media daring, mulai terbaca adanya desakan kepada Prabowo untuk segera mengumumkan keputusannya berkenaan dengan calon presiden yang bakal diusung Gerindra dan koalisinya.
Tiga Kelompok Besar yang Mengitari Prabowo
Jika mengikuti isi pemberitaan media dan juga celoteh netizen di berbagai jejaring media sosial, setidaknya ada tiga kelompok besar yang kini tengah mengitari Prabowo.
Pertama, kelompok yang berkeinginan Prabowo untuk kembali maju sebagai capres dalam Pilpres 2019. Kelompok ini umumnya berasal dari lingkungan Gerindra, baik itu kader maupun simpatisannya.
Kedua, kelompok yang menginginkan Prabowo menjadi king maker. Kelompok kedua ini mayoritas terdiri dari pendukung Gatot Nurmantyo dan Muhammad Zainul Majdi atau yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB).
Ketiga, kelompok ABJ alias asal bukan Jokowi. Kelompok ini tidak memedulikan apakah Prabowo yang akan nyapres atau menjadi king maker. Kelompok ketiga ini hanya berkeinginan untuk mengalahkan Jokowi pada 2019 dengan mendukung siapa pun capres yang menjadi pesaing Jokowi.
Bagi Prabowo, eksistensi ketiga kelompok tersebut pastinya menjadi pertimbangan tersendiri dalam pengambilan keputusannya. Terlebih dengan semakin intensifnya komunikasi parpol-parpol yang berencana membentuk poros koalisi ketiga.
Sebab, jika poros ketiga terbentuk dengan Gatot Nurmantyo atau TGB (ada kemungkinan keduanya berpasangan dengan Gatot sebagai capres dan TGB sebagai cawapres), maka kelompok kedua dan sebagian dari kelompok ketiga akan mendukung pasangan yang dijagokan poros ketiga.
Akankah Pintu Capres Tertutup bagi Prabowo?
Masalah, bagi Prabowo, menjadi jauh lebih pelik lagi jika PKS yang selama ini dikenal sangat rapat dengan Gerindra beralih haluan dan mendukung pasangan yang diusung poros ketiga.
Gagal majunya pasangan Siswandi dan Euis Very Fatayati dalam Pilwalkot Cirebon 2018 setelah sampai menit-menit berakhir tidak kunjung mendapat tiket dari PKS bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi Prabowo dalam memandang "ancaman" yang justru datang dari balik punggungnya.